Kata Pengantar Redaksi
Para pembaca yang budiman, salah satu industri kecil yang perkembangannya sangat pesat di Bali<br />adalah kerajinan logam. Penggerak utama industri logam adalah para pengrajin dan seniman<br />karya logam, yang terhimpun dalam kelompok pengrajin dan seniman. Selama ini proses<br />...
Main Author: | |
---|---|
Format: | Article |
Language: | English |
Published: |
Universitas Udayana
2014-04-01
|
Series: | Buletin Udayana Mengabdi |
Online Access: | http://ojs.unud.ac.id/index.php/jum/article/view/16467 |
id |
doaj-8efa7b52201146108614319779687de7 |
---|---|
record_format |
Article |
collection |
DOAJ |
language |
English |
format |
Article |
sources |
DOAJ |
author |
Redaksi Jurnal Udayana Mengabdi |
spellingShingle |
Redaksi Jurnal Udayana Mengabdi Kata Pengantar Redaksi Buletin Udayana Mengabdi |
author_facet |
Redaksi Jurnal Udayana Mengabdi |
author_sort |
Redaksi Jurnal Udayana Mengabdi |
title |
Kata Pengantar Redaksi |
title_short |
Kata Pengantar Redaksi |
title_full |
Kata Pengantar Redaksi |
title_fullStr |
Kata Pengantar Redaksi |
title_full_unstemmed |
Kata Pengantar Redaksi |
title_sort |
kata pengantar redaksi |
publisher |
Universitas Udayana |
series |
Buletin Udayana Mengabdi |
issn |
1412-0925 |
publishDate |
2014-04-01 |
description |
Para pembaca yang budiman, salah satu industri kecil yang perkembangannya sangat pesat di Bali<br />adalah kerajinan logam. Penggerak utama industri logam adalah para pengrajin dan seniman<br />karya logam, yang terhimpun dalam kelompok pengrajin dan seniman. Selama ini proses<br />pengerjaan yang dilakukan oleh pengrajin biasanya diukur berdasarkan pengalaman dari pekerja<br />pengecoran, karena proses pengerjaan masih tradisional maka ada beberapa parameter yang sulit<br />dikontrol, misalnya temperatur pencairan logam, temperatur penuangan dan sebagainya. Berdasarkan<br />kenyataan tersebut dan atas dasar pemikiran keinginan untuk meningkatkan kualitas hasil industri<br />coran logam, maka perlu dilakukan perbaikan proses, yaitu penentuan atau pemilihan temperatur<br />penuangan atau pencairan logam sehingga dapat menghasilkan produk coran yang berkualitas.<br />Permasalahan yang dihadapi oleh pengerajin pembuat komponen lampu hias saat ini adalah kurang<br />bagusnya kualitas produk yang dihasilkan. Ditemukan cukup banyak produk yang cacat, seperti halnya<br />bentuk dari hasil coran yang kurang sempurna dan terdapat lubang kecil-kecil (lubang jarum).<br />Guna mengatasinya perlu proses finishing yang lebih rumit atau pengecoran ulang yang akhirnya<br />membutuhkan biaya dan waktu proses yang cukup banyak. Kondisi ini akan berpengaruh terhadap<br />pemenuhan pesanan dari konsumen yang pada akhirnya berdampak pada kinerja dan pendapatan<br />perusahaan. Melihat permasalahan tersebut I Made Astika dan kawan-kawan dari Jurusan Teknik<br />Mesin, Fakultas Teknik Universitas Udayana melakukan pengabdian untuk memperbaiki kualitas<br />hasil produk kerajinan aluminium di UD Sari Rejeki Desa Batubulan Gianyar.<br />Hasil penelitian Persatuan Endokrinologi (PERKENI) cabang Bali mendapatkan bahwa jumlah<br />penderita obesitas dan diabetes di Bali cenderung meningkat. Peningkatan ini lebih terlihat pada<br />penduduk yang bermukim di daerah pariwisata. Contohnya di wilayah Legian dan Ubud, dimana<br />tingkat penderita obesitas dan diabetes cukup tinggi. Di Legian didapatkan 7.5% dari sampel penelitian<br />dinyatakan positif menderita diabetes. Hal ini terjadi karena pengaruh lingkungan dan pola makan<br />di daerah tersebut. Juga akibat meningkat atau tingginya penghasilan masyarakat di wilayah ini yang<br />kadang membuat mereka mengkonsumsi makanan tinggi lemak yang berlebihan. Kurang tersedianya<br />makanan sehat yang tinggi serat juga berpengaruh terhadap pola konsumsi masyarakat. Tahun 2011,<br />Dinas Kesehatan Provinsi Bali mencatat setidaknya lebih dari 2000 orang terdeteksi menderita diabetes<br />dan penderita terbanyak berumur 20 tahun, dan masih sangat banyak yang tidak terdeteksi.<br />Penyakit kencing manis muncul saat tubuh tidak lagi mampu memproduksi cukup hormon insulin<br />untuk mengatur kadar gula darah yang normal. Kadar gula yang berlebihan di darah inilah yang<br />mengakibatkan banyak organ tubuh tidak dapat berfungsi secara normal. Dimulai dengan rusaknya<br />pembuluh darah kecil di perifer tubuh diantaranya pada kaki yang menyulitkan pada penyembuhan luka<br />karena sel darah putih tidak dapat mencapai luka dan membantu dalam proses penyembuhannya. Jika<br />tetap tidak terkontrol baik dengan pola hidup sehat atau obat, kerusakan pembuluh darah ini akan diikuti<br />oleh kerusakan pembuluh darah di organ lain dalam tubuh yang dikenal sebagai komplikasi ke mata,<br />jantung, ginjal dan otak. Faktor resiko penyakit ini diantaranya obesitas atau kegemukan, kurangnya<br />aktivitas fisik, faktor keturunan, mengkonsumsi makanan tinggi lemak dan gula berlebihan, kurangnya<br />mengkonsumsi makanan tinggi serat antara lain buah dan sayuran.<br />Jika Anda bergerak dalam bidang usaha, termasuk usaha perbankan harus memahami Good<br />Corporate Governance (GCG) yaitu prinsip-prinsip yang memberikan arahan dan pedoman bagi<br />perusahaan termasuk perusahaan di sektor perbankan agar mencapai keseimbangan dalam memberikan<br />pertanggungjawabannya baik kepada para shareholders dan stakeholders. Mematuhi prinsip-prinsip<br />GCG atau tata kelola perusahaan yang baik berarti perusahaan sudah berperilaku yang baik serta<br />mempunyai arah menuju optimalisasi hasil ekonomi yang pada akhirnya dapat melindungi kepentingan<br />pemegang saham dan stakeholders. Ada ada tiga pilar yang saling berkaitan dengan prinsip-prinsip<br />tersebut yaitu: 1. Negara sebagai regulator, 2. Dunia usaha sebagai pelaku pasar, dan 3. Masyarakat<br />sebagai pengguna produk dan jasa dunia usaha. Adapun prinsip-prinsip dasar dari pilar tersebut<br />adalah: 1. Negara sebagai regulator menunjang iklim usaha yang sehat, efisien dan transparan dengan<br />menciptakan peraturan perundang-undangan dan penegakan hukum secara konsisten. 2. Pelaku usaha<br />menerapkan GCG dengan baik sebagai pedoman dalam kegiatan usahanya. 3. Kontrol yang obyektif dan<br />sikap peduli dari masyarakat secara luas.<br />Sebagai landasan bagi perusahaan untuk melaksanakan GCG, melalui Keputusan Menko Bidang<br />Perekonomian Nomor: KEP/49/M.EKON/11/2004 telah dikeluarkan suatu Pedoman Umum Good<br />Corporate Governance yang bertujuan: tercapainya keberlanjutan perusahaan, pemberdayaan fungsi dan<br />kemandirian organ perusahaan, meningkatkan kesadaran dan pertanggungjawaban sosial perusahaan<br />terhadap lingkungan, mendorong pengelolaan perusahaan yang dilandasi nilai moral dan ketaatan<br />terhadap perundang-undangan., meningkatkan nilai perusahaan bagi stakeholders, serta mendorong<br />terjadinya peningkatan ekonomi nasional yang berkelanjutan. Perinsip GCG tersebut oleh N.K.Supasti<br />Dharmawan, dkk, telah men sosialisasikan hal di BPR Gianyar Partasedana, Blahbatuh – Gianyar, dan<br />hasilnya telah dimuat pada nomor ini.<br />Salah satu faktor yang mempengaruhi peningkatan produksi ternak ruminansia di Indonesia adalah<br />keterbatasan ketersediaan pakan, baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Walaupun Indonesia<br />sebagai daerah tropis terdapat banyak jenis spesies hijauan untuk pakan ternak yang bisa dimanfaatkan,<br />tetapi kualitasnya rendah karena mengandung serat kasar tinggi, sehingga kecernaannya menjadi rendah<br />dan konsumsi pakan menjadi rendah.<br />Guna memenuhi kebutuhan nutrisi, ternak tidak hanya diberikan pakan yang berupa hijauan segar<br />(sebagai pakan basal) dan konsentrat (sebagai penguat), tetapi perlu makanan tambahan (suplemen)<br />untuk melengkapi kebutuhan pakan ternak. Pemberian suplemen ini bertujuan untuk merangsang<br />mikroba rumen berkembang dan memanfaatkan zat makanan lebih cepat. Suplementasi urea pada<br />ternak ruminansia dapat meningkatkan produksi ternak, tetapi bila penggunaan urea berlebihan akan<br />mengakibatkan keracunan pada ternak. Oleh karena itu dalam penyajian suplemen dilakukan bermacam<br />cara antara lain dengan pemberian urea cassava blok (UCB), nantinya ternak akan menjilat secara<br />berkala sehingga tidak terjadi konsumsi urea yang berlebihan. Formuka tesebut telah diimplementasikan<br />oleh I Gusti Lanang Oka Cakra dkk., dari Fakultas Peternakan melalui pengabdian kepada masyarakat<br />di Sidemen Karangasem.<br />Belakangan ini khasiat buah manggis banyak di publikasikan melalui berbagai media. Tidak saja<br />buahnya, bahkan kulit buahnya mempunyai khasiat menyembuhkan berbagai penyakit. Beragam merk<br />ekstrak kulit manggis sekarang sudah beredar di pasaran. Sebenarnya buah manggis memiliki kandungan<br />nutrisi yang sangat baik untuk kesehatan, mengandung karbohidrat 19,80 g/100 g, vitamin C 66 mg/100<br />g bahan dan serat 0.3 g/100 g bahan. Tetapi di Bali buah manggis lebih banyak dijual aoa adanya.<br />Belum diolah menjadi produk lain. Padahal bisa dibuat sirup agar lebi awet. Agsu Selamet Duniaji dari<br />Fakultas Teknologi Pertanian Unud telah mengajarkan teknik tersebut kepada petani di Desa Belimbing,<br />Tabanan. Hasil analisis buah manggis setelah dilkukan pengolahan menjadi sirup dan sari buah diperoleh<br />kandungan gisi yang sesuai dengan persyaratan minuman sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI).<br />Bentuk pengabdian yang bermanfaat bagi masyarakat.<br />Pembaca yang budiman, demikian antara lain isi JUM nomor ini. Sebagai pengelola kami sangat<br />berharaf sumbangan artikelnya untuk terbitan yang akan datang. Hanya dengan partisipasi pembacalah<br />JUM akan bisa terjaga keberkalaannya. Belakangan ini partisipasi dari luar Unud juga sudah mulai<br />Banyak, diantaranya dari Universitas Palangkaraya yang kami terbitkan pada nomor ini. Kami tunggu<br />partisipasinya. Selamat membaca. Rahayu. |
url |
http://ojs.unud.ac.id/index.php/jum/article/view/16467 |
work_keys_str_mv |
AT redaksijurnaludayanamengabdi katapengantarredaksi |
_version_ |
1724175208685764608 |
spelling |
doaj-8efa7b52201146108614319779687de72021-04-02T01:14:28ZengUniversitas UdayanaBuletin Udayana Mengabdi1412-09252014-04-0113111551Kata Pengantar RedaksiRedaksi Jurnal Udayana MengabdiPara pembaca yang budiman, salah satu industri kecil yang perkembangannya sangat pesat di Bali<br />adalah kerajinan logam. Penggerak utama industri logam adalah para pengrajin dan seniman<br />karya logam, yang terhimpun dalam kelompok pengrajin dan seniman. Selama ini proses<br />pengerjaan yang dilakukan oleh pengrajin biasanya diukur berdasarkan pengalaman dari pekerja<br />pengecoran, karena proses pengerjaan masih tradisional maka ada beberapa parameter yang sulit<br />dikontrol, misalnya temperatur pencairan logam, temperatur penuangan dan sebagainya. Berdasarkan<br />kenyataan tersebut dan atas dasar pemikiran keinginan untuk meningkatkan kualitas hasil industri<br />coran logam, maka perlu dilakukan perbaikan proses, yaitu penentuan atau pemilihan temperatur<br />penuangan atau pencairan logam sehingga dapat menghasilkan produk coran yang berkualitas.<br />Permasalahan yang dihadapi oleh pengerajin pembuat komponen lampu hias saat ini adalah kurang<br />bagusnya kualitas produk yang dihasilkan. Ditemukan cukup banyak produk yang cacat, seperti halnya<br />bentuk dari hasil coran yang kurang sempurna dan terdapat lubang kecil-kecil (lubang jarum).<br />Guna mengatasinya perlu proses finishing yang lebih rumit atau pengecoran ulang yang akhirnya<br />membutuhkan biaya dan waktu proses yang cukup banyak. Kondisi ini akan berpengaruh terhadap<br />pemenuhan pesanan dari konsumen yang pada akhirnya berdampak pada kinerja dan pendapatan<br />perusahaan. Melihat permasalahan tersebut I Made Astika dan kawan-kawan dari Jurusan Teknik<br />Mesin, Fakultas Teknik Universitas Udayana melakukan pengabdian untuk memperbaiki kualitas<br />hasil produk kerajinan aluminium di UD Sari Rejeki Desa Batubulan Gianyar.<br />Hasil penelitian Persatuan Endokrinologi (PERKENI) cabang Bali mendapatkan bahwa jumlah<br />penderita obesitas dan diabetes di Bali cenderung meningkat. Peningkatan ini lebih terlihat pada<br />penduduk yang bermukim di daerah pariwisata. Contohnya di wilayah Legian dan Ubud, dimana<br />tingkat penderita obesitas dan diabetes cukup tinggi. Di Legian didapatkan 7.5% dari sampel penelitian<br />dinyatakan positif menderita diabetes. Hal ini terjadi karena pengaruh lingkungan dan pola makan<br />di daerah tersebut. Juga akibat meningkat atau tingginya penghasilan masyarakat di wilayah ini yang<br />kadang membuat mereka mengkonsumsi makanan tinggi lemak yang berlebihan. Kurang tersedianya<br />makanan sehat yang tinggi serat juga berpengaruh terhadap pola konsumsi masyarakat. Tahun 2011,<br />Dinas Kesehatan Provinsi Bali mencatat setidaknya lebih dari 2000 orang terdeteksi menderita diabetes<br />dan penderita terbanyak berumur 20 tahun, dan masih sangat banyak yang tidak terdeteksi.<br />Penyakit kencing manis muncul saat tubuh tidak lagi mampu memproduksi cukup hormon insulin<br />untuk mengatur kadar gula darah yang normal. Kadar gula yang berlebihan di darah inilah yang<br />mengakibatkan banyak organ tubuh tidak dapat berfungsi secara normal. Dimulai dengan rusaknya<br />pembuluh darah kecil di perifer tubuh diantaranya pada kaki yang menyulitkan pada penyembuhan luka<br />karena sel darah putih tidak dapat mencapai luka dan membantu dalam proses penyembuhannya. Jika<br />tetap tidak terkontrol baik dengan pola hidup sehat atau obat, kerusakan pembuluh darah ini akan diikuti<br />oleh kerusakan pembuluh darah di organ lain dalam tubuh yang dikenal sebagai komplikasi ke mata,<br />jantung, ginjal dan otak. Faktor resiko penyakit ini diantaranya obesitas atau kegemukan, kurangnya<br />aktivitas fisik, faktor keturunan, mengkonsumsi makanan tinggi lemak dan gula berlebihan, kurangnya<br />mengkonsumsi makanan tinggi serat antara lain buah dan sayuran.<br />Jika Anda bergerak dalam bidang usaha, termasuk usaha perbankan harus memahami Good<br />Corporate Governance (GCG) yaitu prinsip-prinsip yang memberikan arahan dan pedoman bagi<br />perusahaan termasuk perusahaan di sektor perbankan agar mencapai keseimbangan dalam memberikan<br />pertanggungjawabannya baik kepada para shareholders dan stakeholders. Mematuhi prinsip-prinsip<br />GCG atau tata kelola perusahaan yang baik berarti perusahaan sudah berperilaku yang baik serta<br />mempunyai arah menuju optimalisasi hasil ekonomi yang pada akhirnya dapat melindungi kepentingan<br />pemegang saham dan stakeholders. Ada ada tiga pilar yang saling berkaitan dengan prinsip-prinsip<br />tersebut yaitu: 1. Negara sebagai regulator, 2. Dunia usaha sebagai pelaku pasar, dan 3. Masyarakat<br />sebagai pengguna produk dan jasa dunia usaha. Adapun prinsip-prinsip dasar dari pilar tersebut<br />adalah: 1. Negara sebagai regulator menunjang iklim usaha yang sehat, efisien dan transparan dengan<br />menciptakan peraturan perundang-undangan dan penegakan hukum secara konsisten. 2. Pelaku usaha<br />menerapkan GCG dengan baik sebagai pedoman dalam kegiatan usahanya. 3. Kontrol yang obyektif dan<br />sikap peduli dari masyarakat secara luas.<br />Sebagai landasan bagi perusahaan untuk melaksanakan GCG, melalui Keputusan Menko Bidang<br />Perekonomian Nomor: KEP/49/M.EKON/11/2004 telah dikeluarkan suatu Pedoman Umum Good<br />Corporate Governance yang bertujuan: tercapainya keberlanjutan perusahaan, pemberdayaan fungsi dan<br />kemandirian organ perusahaan, meningkatkan kesadaran dan pertanggungjawaban sosial perusahaan<br />terhadap lingkungan, mendorong pengelolaan perusahaan yang dilandasi nilai moral dan ketaatan<br />terhadap perundang-undangan., meningkatkan nilai perusahaan bagi stakeholders, serta mendorong<br />terjadinya peningkatan ekonomi nasional yang berkelanjutan. Perinsip GCG tersebut oleh N.K.Supasti<br />Dharmawan, dkk, telah men sosialisasikan hal di BPR Gianyar Partasedana, Blahbatuh – Gianyar, dan<br />hasilnya telah dimuat pada nomor ini.<br />Salah satu faktor yang mempengaruhi peningkatan produksi ternak ruminansia di Indonesia adalah<br />keterbatasan ketersediaan pakan, baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Walaupun Indonesia<br />sebagai daerah tropis terdapat banyak jenis spesies hijauan untuk pakan ternak yang bisa dimanfaatkan,<br />tetapi kualitasnya rendah karena mengandung serat kasar tinggi, sehingga kecernaannya menjadi rendah<br />dan konsumsi pakan menjadi rendah.<br />Guna memenuhi kebutuhan nutrisi, ternak tidak hanya diberikan pakan yang berupa hijauan segar<br />(sebagai pakan basal) dan konsentrat (sebagai penguat), tetapi perlu makanan tambahan (suplemen)<br />untuk melengkapi kebutuhan pakan ternak. Pemberian suplemen ini bertujuan untuk merangsang<br />mikroba rumen berkembang dan memanfaatkan zat makanan lebih cepat. Suplementasi urea pada<br />ternak ruminansia dapat meningkatkan produksi ternak, tetapi bila penggunaan urea berlebihan akan<br />mengakibatkan keracunan pada ternak. Oleh karena itu dalam penyajian suplemen dilakukan bermacam<br />cara antara lain dengan pemberian urea cassava blok (UCB), nantinya ternak akan menjilat secara<br />berkala sehingga tidak terjadi konsumsi urea yang berlebihan. Formuka tesebut telah diimplementasikan<br />oleh I Gusti Lanang Oka Cakra dkk., dari Fakultas Peternakan melalui pengabdian kepada masyarakat<br />di Sidemen Karangasem.<br />Belakangan ini khasiat buah manggis banyak di publikasikan melalui berbagai media. Tidak saja<br />buahnya, bahkan kulit buahnya mempunyai khasiat menyembuhkan berbagai penyakit. Beragam merk<br />ekstrak kulit manggis sekarang sudah beredar di pasaran. Sebenarnya buah manggis memiliki kandungan<br />nutrisi yang sangat baik untuk kesehatan, mengandung karbohidrat 19,80 g/100 g, vitamin C 66 mg/100<br />g bahan dan serat 0.3 g/100 g bahan. Tetapi di Bali buah manggis lebih banyak dijual aoa adanya.<br />Belum diolah menjadi produk lain. Padahal bisa dibuat sirup agar lebi awet. Agsu Selamet Duniaji dari<br />Fakultas Teknologi Pertanian Unud telah mengajarkan teknik tersebut kepada petani di Desa Belimbing,<br />Tabanan. Hasil analisis buah manggis setelah dilkukan pengolahan menjadi sirup dan sari buah diperoleh<br />kandungan gisi yang sesuai dengan persyaratan minuman sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI).<br />Bentuk pengabdian yang bermanfaat bagi masyarakat.<br />Pembaca yang budiman, demikian antara lain isi JUM nomor ini. Sebagai pengelola kami sangat<br />berharaf sumbangan artikelnya untuk terbitan yang akan datang. Hanya dengan partisipasi pembacalah<br />JUM akan bisa terjaga keberkalaannya. Belakangan ini partisipasi dari luar Unud juga sudah mulai<br />Banyak, diantaranya dari Universitas Palangkaraya yang kami terbitkan pada nomor ini. Kami tunggu<br />partisipasinya. Selamat membaca. Rahayu.http://ojs.unud.ac.id/index.php/jum/article/view/16467 |