Hubungan Intertekstual “Dame Dan Dufun” dengan “Jaka Tarub”

“Dame dan Dufun” merupakan cerita yang berasal dari Suku Mooi yang mendiami Desa Maribu, Distrik Sentani Barat, Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua. Dengan menggunakan teori intertekstual, dapat ditemukan bahwa cerita “Dame dan Dufun” berhipogram pada cerita “Jaka Tarub”. Hubungan intertekstual kedua...

Full description

Bibliographic Details
Main Author: Muntihanah Muntihanah
Format: Article
Language:English
Published: Balai Bahasa Jawa Timur 2013-12-01
Series:Atavisme
Subjects:
Online Access:http://atavisme.kemdikbud.go.id/index.php/atavisme/article/view/91
Description
Summary:“Dame dan Dufun” merupakan cerita yang berasal dari Suku Mooi yang mendiami Desa Maribu, Distrik Sentani Barat, Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua. Dengan menggunakan teori intertekstual, dapat ditemukan bahwa cerita “Dame dan Dufun” berhipogram pada cerita “Jaka Tarub”. Hubungan intertekstual kedua cerita terjadi pada tataran intrinsik dan ekstrinsik. Pada tataran intrinsik, “Dame dan Dufun” banyak menyerap unsur cerita “Jaka Tarub” ke dalam ceritanya. Hal ini terlihat dari banyaknya persamaan motif di dalam kedua cerita tersebut. Meskipun banyak memiliki kesamaan motif, sebagian besar motif tersebut terdapat dalam tahapan perkembangan alur yang berbeda. Pada tataran ekstrinsik terjadi penyimpangan berupa perlawanan terhadap hipogramnya, cerita “Jaka Tarub”. Penyimpangan ini muncul karena adanya perbedaan pandangan kosmologi dan perbedaan pandangan mengenai konsep bidadari dengan cerita hipogramnya. Abstract: “Dame and Dufun” is a story from Mooi Tribe which lives in Maribu Village, West Sentani District, Jayapura Regency, Papua Province. Using intertextual theory, it can be found that the story of “Dame and Dufun” is similar to hypogram story of “Jaka Tarub”. Intertextual relations on both stories happen in the intrinsic and extrinsic levels. At the intrinsic level, the story of “ Dame and Dufun” has absorbed many elements of “Jaka Tarub” story. It can be seen from the resemblance of motifs of those stories. Although they have many common motifs, the most are found in different stages of plot development. At the level of extrinsic, distortions which controvert with its hypogram, story of “Jaka Tarub”, occur. These distortions arise because of different views and perspectives on cosmology of angel concept with its hypogram. Key Words: intertextual relationship; hypogram; extrinsic level; intrinsic level
ISSN:1410-900X
2503-5215