Seni Pertunjukan Teater Asera Berdasarkan Mitos To Balo, Suku Bentong Sulawesi Selatan
Teater tentang absurditas dengan paradoksnya yang aneh merupakan sebuah gejala dari apa yang mungkin paling mendekati pencarian relijius murni, yaitu suatu usaha manusia menyadari realitas mutlak kondisinya, dan mengajarkan kembali kepadanya makna keajaiban kosmis yang hilang dan kegalauan purba. Pe...
Main Author: | |
---|---|
Format: | Article |
Language: | English |
Published: |
Institut Seni Indonesia Yogyakarta
2012-06-01
|
Series: | Resital: Jurnal Seni Pertunjukan |
Online Access: | http://journal.isi.ac.id/index.php/resital/article/view/498 |
id |
doaj-8a9156496073408c8cfe15130aee4e72 |
---|---|
record_format |
Article |
spelling |
doaj-8a9156496073408c8cfe15130aee4e722020-11-25T01:06:05ZengInstitut Seni Indonesia YogyakartaResital: Jurnal Seni Pertunjukan2085-99102338-67702012-06-0113110.24821/resital.v13i1.498412Seni Pertunjukan Teater Asera Berdasarkan Mitos To Balo, Suku Bentong Sulawesi SelatanPrusdianto -0Jalan Nelayan II No. 26, Kupa, Maliusetasi, Kab. Barru, Sulawesi Selatan 90753Teater tentang absurditas dengan paradoksnya yang aneh merupakan sebuah gejala dari apa yang mungkin paling mendekati pencarian relijius murni, yaitu suatu usaha manusia menyadari realitas mutlak kondisinya, dan mengajarkan kembali kepadanya makna keajaiban kosmis yang hilang dan kegalauan purba. Penciptaan pertunjukan teater Asera mengambil ide tentang kematian yang ditentukan oleh jumlah Sembilan. Ide tersebut terinspirasi dari mitos yang ada pada To Balo, suku Bentong yang berada di Sulawesi Selatan. Hal yang mendasari penciptaan Asera ini adalah keinginan untuk mengangkat sebuah permasalahan yang mengingatkan kita akan kematian. Sebuah proses dalam kehidupan yang sebenarnya mutlak akan dialami oleh manusia, akan tetapi sering dilupakan keberadaanya. Selain menjadikan warisan mitos sebagai sumber ide penciptaan, juga memberikan warna dan corak baru dalam dunia seni, khususnya seni teater. Teater adalah dunia imajinasi dari kehidupan yang sebenarnya. Kata kunci: Teater, Asera, absurd, To Balo, Bentong. ABSTRACT The Performing Arts of theater Asera based on the myth of To Balo, Bentong tribe South Sulawesi. The absurdity of theatre with its weird paradox is as a phenomenon of what is probably as the closest quest to the purity of religiousity that is a human’s effort to realize the reality of his absolute condition, and to teach him back the meaning of the missing remarkable cosmic and the ancient confusion. The creation of theater performance Asera takes an idea of death which has been decided by number nine. This idea was fi rst inspired from a myth that exists in To Balo, a Bentong tribe lives in South Sulawesi. The basic creating idea of Asera is a willingness to discuss a problem that reminds us to the death. A process in a real life will be absolutely experienced by man, but its existence will often be forgotten. In addition to making a myth heritage as a source of creating ideas, it also gives the new colours and characteristics in the world of arts, especially in the art of theater. However, theater is the real life imagination. Keywords: Theatre, Asera, absurd, To Balo, Bentong.http://journal.isi.ac.id/index.php/resital/article/view/498 |
collection |
DOAJ |
language |
English |
format |
Article |
sources |
DOAJ |
author |
Prusdianto - |
spellingShingle |
Prusdianto - Seni Pertunjukan Teater Asera Berdasarkan Mitos To Balo, Suku Bentong Sulawesi Selatan Resital: Jurnal Seni Pertunjukan |
author_facet |
Prusdianto - |
author_sort |
Prusdianto - |
title |
Seni Pertunjukan Teater Asera Berdasarkan Mitos To Balo, Suku Bentong Sulawesi Selatan |
title_short |
Seni Pertunjukan Teater Asera Berdasarkan Mitos To Balo, Suku Bentong Sulawesi Selatan |
title_full |
Seni Pertunjukan Teater Asera Berdasarkan Mitos To Balo, Suku Bentong Sulawesi Selatan |
title_fullStr |
Seni Pertunjukan Teater Asera Berdasarkan Mitos To Balo, Suku Bentong Sulawesi Selatan |
title_full_unstemmed |
Seni Pertunjukan Teater Asera Berdasarkan Mitos To Balo, Suku Bentong Sulawesi Selatan |
title_sort |
seni pertunjukan teater asera berdasarkan mitos to balo, suku bentong sulawesi selatan |
publisher |
Institut Seni Indonesia Yogyakarta |
series |
Resital: Jurnal Seni Pertunjukan |
issn |
2085-9910 2338-6770 |
publishDate |
2012-06-01 |
description |
Teater tentang absurditas dengan paradoksnya yang aneh merupakan sebuah gejala dari apa yang mungkin paling mendekati pencarian relijius murni, yaitu suatu usaha manusia menyadari realitas mutlak kondisinya, dan mengajarkan kembali kepadanya makna keajaiban kosmis yang hilang dan kegalauan purba. Penciptaan pertunjukan teater Asera mengambil ide tentang kematian yang ditentukan oleh jumlah Sembilan. Ide tersebut terinspirasi dari mitos yang ada pada To Balo, suku Bentong yang berada di Sulawesi Selatan. Hal yang mendasari penciptaan Asera ini adalah keinginan untuk mengangkat sebuah permasalahan yang mengingatkan kita akan kematian. Sebuah proses dalam kehidupan yang sebenarnya mutlak akan dialami oleh manusia, akan tetapi sering dilupakan keberadaanya. Selain menjadikan warisan mitos sebagai sumber ide penciptaan, juga memberikan warna dan corak baru dalam dunia seni, khususnya seni teater. Teater adalah dunia imajinasi dari kehidupan yang sebenarnya.
Kata kunci: Teater, Asera, absurd, To Balo, Bentong.
ABSTRACT
The Performing Arts of theater Asera based on the myth of To Balo, Bentong tribe South Sulawesi. The absurdity of theatre with its weird paradox is as a phenomenon of what is probably as the closest quest to the purity of religiousity that is a human’s effort to realize the reality of his absolute condition, and to teach him back the meaning of the missing remarkable cosmic and the ancient confusion. The creation of theater performance Asera takes an idea of death which has been decided by number nine. This idea was fi rst inspired from a myth that exists in To Balo, a Bentong tribe lives in South Sulawesi. The basic creating idea of Asera is a willingness to discuss a problem that reminds us to the death. A process in a real life will be absolutely experienced by man, but its existence will often be forgotten. In addition to making
a myth heritage as a source of creating ideas, it also gives the new colours and characteristics in the world of arts, especially
in the art of theater. However, theater is the real life imagination.
Keywords: Theatre, Asera, absurd, To Balo, Bentong. |
url |
http://journal.isi.ac.id/index.php/resital/article/view/498 |
work_keys_str_mv |
AT prusdianto senipertunjukanteateraseraberdasarkanmitostobalosukubentongsulawesiselatan |
_version_ |
1725191548009709568 |