PELAKSANAAN PUTUSAN ARBITRASE INTERNASIONAL DI INDONESIA
<p>Penyelesaian sengketa bisnis dengan cara konvensional melalui pengadilan litigasi sudah mulai ditinggalkan. Pengadilan dianggap sudah tidak efektif dan efisien lagi serta tidak profesional serta menempatkan para pihak yang bersengketa pada sisi yang bertolak belakang, satu pihak sebagai pe...
Main Authors: | , |
---|---|
Format: | Article |
Language: | Indonesian |
Published: |
Universitas Medan Area
2010-06-01
|
Series: | Jurnal Mercatoria |
Online Access: | http://ojs.uma.ac.id/index.php/mercatoria/article/view/589 |
id |
doaj-8663cbaf1676433a83f0aa16cc684c16 |
---|---|
record_format |
Article |
spelling |
doaj-8663cbaf1676433a83f0aa16cc684c162020-11-24T23:07:22ZindUniversitas Medan AreaJurnal Mercatoria1979-86522541-59132010-06-0131119412PELAKSANAAN PUTUSAN ARBITRASE INTERNASIONAL DI INDONESIABakti SukwantoTaufik Siregar<p>Penyelesaian sengketa bisnis dengan cara konvensional melalui pengadilan litigasi sudah mulai ditinggalkan. Pengadilan dianggap sudah tidak efektif dan efisien lagi serta tidak profesional serta menempatkan para pihak yang bersengketa pada sisi yang bertolak belakang, satu pihak sebagai pemenang dan satu pihak lagi sebagai pihak yang kalah. Alternatif penyelesaian sengketa bisnis yang saat ini diminati adalah Arbitrase, dimana proses ini para pihak saling mengemukakan masalahnya kepada pihak ketiga yang netral (wasit) dan memberinya wewenang untuk mengambil keputusan. Arabitrase lebih menguntungkan karena prosedurnya sederhana ,waktu cepat dan biaya lebih murah, kerahasiaan terjaga, keputusan cepat, pleksibel dan bebas memilih arbiternya. Disamping itu arbitrase juga memilih kelemahan diantaranya tidak ada kewenangan politik, kurang power, tidak mengenal preseden hukum <em>(legal precedent</em>). Namun ada keistimewaan arbitrase dibanding dengan pengadilan adalah proses penyelesaiaan nya tidak mengenal upaya hukum banding, kasasi atupun peninjauan kembali kerena putusannya bersifat <em>final and binding </em>(upaya terakhir dan mengikat). Kenyataannya pelaksanaan keputusan Arbitrase khususnya putusan Arbitrasse Internasional belum sepenuhnya dapat dijalankan di Indonesia, salah satu contoh kasus yang menjadi objek penelitian adalah kasus PERTAMINA melawan Karaha Bodas Company LLC.</p>http://ojs.uma.ac.id/index.php/mercatoria/article/view/589 |
collection |
DOAJ |
language |
Indonesian |
format |
Article |
sources |
DOAJ |
author |
Bakti Sukwanto Taufik Siregar |
spellingShingle |
Bakti Sukwanto Taufik Siregar PELAKSANAAN PUTUSAN ARBITRASE INTERNASIONAL DI INDONESIA Jurnal Mercatoria |
author_facet |
Bakti Sukwanto Taufik Siregar |
author_sort |
Bakti Sukwanto |
title |
PELAKSANAAN PUTUSAN ARBITRASE INTERNASIONAL DI INDONESIA |
title_short |
PELAKSANAAN PUTUSAN ARBITRASE INTERNASIONAL DI INDONESIA |
title_full |
PELAKSANAAN PUTUSAN ARBITRASE INTERNASIONAL DI INDONESIA |
title_fullStr |
PELAKSANAAN PUTUSAN ARBITRASE INTERNASIONAL DI INDONESIA |
title_full_unstemmed |
PELAKSANAAN PUTUSAN ARBITRASE INTERNASIONAL DI INDONESIA |
title_sort |
pelaksanaan putusan arbitrase internasional di indonesia |
publisher |
Universitas Medan Area |
series |
Jurnal Mercatoria |
issn |
1979-8652 2541-5913 |
publishDate |
2010-06-01 |
description |
<p>Penyelesaian sengketa bisnis dengan cara konvensional melalui pengadilan litigasi sudah mulai ditinggalkan. Pengadilan dianggap sudah tidak efektif dan efisien lagi serta tidak profesional serta menempatkan para pihak yang bersengketa pada sisi yang bertolak belakang, satu pihak sebagai pemenang dan satu pihak lagi sebagai pihak yang kalah. Alternatif penyelesaian sengketa bisnis yang saat ini diminati adalah Arbitrase, dimana proses ini para pihak saling mengemukakan masalahnya kepada pihak ketiga yang netral (wasit) dan memberinya wewenang untuk mengambil keputusan. Arabitrase lebih menguntungkan karena prosedurnya sederhana ,waktu cepat dan biaya lebih murah, kerahasiaan terjaga, keputusan cepat, pleksibel dan bebas memilih arbiternya. Disamping itu arbitrase juga memilih kelemahan diantaranya tidak ada kewenangan politik, kurang power, tidak mengenal preseden hukum <em>(legal precedent</em>). Namun ada keistimewaan arbitrase dibanding dengan pengadilan adalah proses penyelesaiaan nya tidak mengenal upaya hukum banding, kasasi atupun peninjauan kembali kerena putusannya bersifat <em>final and binding </em>(upaya terakhir dan mengikat). Kenyataannya pelaksanaan keputusan Arbitrase khususnya putusan Arbitrasse Internasional belum sepenuhnya dapat dijalankan di Indonesia, salah satu contoh kasus yang menjadi objek penelitian adalah kasus PERTAMINA melawan Karaha Bodas Company LLC.</p> |
url |
http://ojs.uma.ac.id/index.php/mercatoria/article/view/589 |
work_keys_str_mv |
AT baktisukwanto pelaksanaanputusanarbitraseinternasionaldiindonesia AT taufiksiregar pelaksanaanputusanarbitraseinternasionaldiindonesia |
_version_ |
1725618636169674752 |