The Re-Production of Discourse, the Exercise of Power, and the Creation of Piety in the Issue of HIV/AIDS and Islam in Indonesia

<p>AIDS dipahami oleh mayoritas orang Islam Indonesia sebagai sebuah bentuk balasan tuhan, aib keluarga, hukuman homoseksual atau laknat tuhan. Pada kenyataannya, melalui fatwâ dan khotbah terkait AIDS, Muslim yang terjangkit penyakit HIV &amp;AIDS diasingkan dari wilayah kesalehan Islam d...

Full description

Bibliographic Details
Main Author: Ahmad Shams Madyan
Format: Article
Language:Arabic
Published: Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya 2016-03-01
Series:Religió: Jurnal Studi Agama-agama
Subjects:
Online Access:http://religio.uinsby.ac.id/index.php/religio/article/view/75
id doaj-817e1c5848b04ac283655bc8549bfcfb
record_format Article
spelling doaj-817e1c5848b04ac283655bc8549bfcfb2020-11-24T22:56:51ZaraUniversitas Islam Negeri Sunan Ampel SurabayaReligió: Jurnal Studi Agama-agama2088-63302503-37782016-03-013266The Re-Production of Discourse, the Exercise of Power, and the Creation of Piety in the Issue of HIV/AIDS and Islam in IndonesiaAhmad Shams Madyan0Universitas Islam Malang (UNISMA), Malang<p>AIDS dipahami oleh mayoritas orang Islam Indonesia sebagai sebuah bentuk balasan tuhan, aib keluarga, hukuman homoseksual atau laknat tuhan. Pada kenyataannya, melalui fatwâ dan khotbah terkait AIDS, Muslim yang terjangkit penyakit HIV &amp;AIDS diasingkan dari wilayah kesalehan Islam dengan ditempatkan dalam kategori berbeda melalui kekuasaan agama. Makalah ini hendak menawarkan pendekatan analisis-evaluatif dalam melihat respons (ajaran) Islam terhadap orang-orang Muslim yang positif terkena HIV di Indonesia. Artikel ini juga akan melihat landasan logis dari lahirnya kategorisasi dan identifikasi kelas-kelas sosial yang kemudian dikenal dengan nama MLWHA (<em>Muslims Living with HIV and AIDS</em>). Makalah ini juga berusaha mengurai kategori-kategori MLWHA yang sebenarnya dikonstruksi oleh “pemegang otoritas” yang mewakili umat Muslim Indonesia, yakni MUI (Majelis Ulama Indonesia). Lembaga ini mengeluarkan fatwâ terkait dengan HIV dan AIDS pada tahun 1995, yang kemudian dikenal sebagai Tadzkirah Bandung. Melalui fatwâ tersebut MUI mengklasifikasi Muslim Indonesia ke dalam tiga kategori: (1) Mereka yang terkena HIV dan AIDS, (2) mereka yang berisiko terkena HIV, dan (3) umat Muslim secara umum. Artikel ini bermaksud menjelaskan relasi kekuasaan yang melatari lahirnya kategori sosial tersebut. Ini untuk memahami dampak individu dan sosialdari munculnya klasifikasi di atas. </p>http://religio.uinsby.ac.id/index.php/religio/article/view/75Islam, HIV dan AIDS, MUI, Strata Sosial.
collection DOAJ
language Arabic
format Article
sources DOAJ
author Ahmad Shams Madyan
spellingShingle Ahmad Shams Madyan
The Re-Production of Discourse, the Exercise of Power, and the Creation of Piety in the Issue of HIV/AIDS and Islam in Indonesia
Religió: Jurnal Studi Agama-agama
Islam, HIV dan AIDS, MUI, Strata Sosial.
author_facet Ahmad Shams Madyan
author_sort Ahmad Shams Madyan
title The Re-Production of Discourse, the Exercise of Power, and the Creation of Piety in the Issue of HIV/AIDS and Islam in Indonesia
title_short The Re-Production of Discourse, the Exercise of Power, and the Creation of Piety in the Issue of HIV/AIDS and Islam in Indonesia
title_full The Re-Production of Discourse, the Exercise of Power, and the Creation of Piety in the Issue of HIV/AIDS and Islam in Indonesia
title_fullStr The Re-Production of Discourse, the Exercise of Power, and the Creation of Piety in the Issue of HIV/AIDS and Islam in Indonesia
title_full_unstemmed The Re-Production of Discourse, the Exercise of Power, and the Creation of Piety in the Issue of HIV/AIDS and Islam in Indonesia
title_sort re-production of discourse, the exercise of power, and the creation of piety in the issue of hiv/aids and islam in indonesia
publisher Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
series Religió: Jurnal Studi Agama-agama
issn 2088-6330
2503-3778
publishDate 2016-03-01
description <p>AIDS dipahami oleh mayoritas orang Islam Indonesia sebagai sebuah bentuk balasan tuhan, aib keluarga, hukuman homoseksual atau laknat tuhan. Pada kenyataannya, melalui fatwâ dan khotbah terkait AIDS, Muslim yang terjangkit penyakit HIV &amp;AIDS diasingkan dari wilayah kesalehan Islam dengan ditempatkan dalam kategori berbeda melalui kekuasaan agama. Makalah ini hendak menawarkan pendekatan analisis-evaluatif dalam melihat respons (ajaran) Islam terhadap orang-orang Muslim yang positif terkena HIV di Indonesia. Artikel ini juga akan melihat landasan logis dari lahirnya kategorisasi dan identifikasi kelas-kelas sosial yang kemudian dikenal dengan nama MLWHA (<em>Muslims Living with HIV and AIDS</em>). Makalah ini juga berusaha mengurai kategori-kategori MLWHA yang sebenarnya dikonstruksi oleh “pemegang otoritas” yang mewakili umat Muslim Indonesia, yakni MUI (Majelis Ulama Indonesia). Lembaga ini mengeluarkan fatwâ terkait dengan HIV dan AIDS pada tahun 1995, yang kemudian dikenal sebagai Tadzkirah Bandung. Melalui fatwâ tersebut MUI mengklasifikasi Muslim Indonesia ke dalam tiga kategori: (1) Mereka yang terkena HIV dan AIDS, (2) mereka yang berisiko terkena HIV, dan (3) umat Muslim secara umum. Artikel ini bermaksud menjelaskan relasi kekuasaan yang melatari lahirnya kategori sosial tersebut. Ini untuk memahami dampak individu dan sosialdari munculnya klasifikasi di atas. </p>
topic Islam, HIV dan AIDS, MUI, Strata Sosial.
url http://religio.uinsby.ac.id/index.php/religio/article/view/75
work_keys_str_mv AT ahmadshamsmadyan thereproductionofdiscoursetheexerciseofpowerandthecreationofpietyintheissueofhivaidsandislaminindonesia
AT ahmadshamsmadyan reproductionofdiscoursetheexerciseofpowerandthecreationofpietyintheissueofhivaidsandislaminindonesia
_version_ 1725653086679072768