Faktor Risiko Refrakter Trombosit pada Anak

Latar belakang. Transfusi trombosit sering dilakukan pada pasien anak. Namun transfusi trombosit memiliki risiko terhadap pasien dan menambah biaya perawatan, sehingga perlu dievaluasi. Tujuan. Menilai faktor risiko klinis yakni sepsis, splenomegali, DIC, perdarahan berat dan riwayat transfusi tromb...

Full description

Bibliographic Details
Main Authors: Jonliberti Purba, Sri Mulatsih, Neti Nurani, Teguh Triyono
Format: Article
Language:Indonesian
Published: Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia 2016-11-01
Series:Sari Pediatri
Subjects:
Online Access:https://saripediatri.org/index.php/sari-pediatri/article/view/270
id doaj-7c803a571cef4cbcbfaad7d0dfa528eb
record_format Article
spelling doaj-7c803a571cef4cbcbfaad7d0dfa528eb2020-11-24T22:54:35ZindBadan Penerbit Ikatan Dokter Anak IndonesiaSari Pediatri0854-78232338-50302016-11-01153190410.14238/sp15.3.2013.190-4226Faktor Risiko Refrakter Trombosit pada AnakJonliberti Purba0Sri Mulatsih1Neti Nurani2Teguh Triyono3Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK UGM/RSUO Dr Sardjito YogyakartaBagian Ilmu Kesehatan Anak FK UGM/RSUO Dr Sardjito YogyakartaBagian Ilmu Kesehatan Anak FK UGM/RSUO Dr Sardjito YogyakartaBagian Patologi Klinik /UPTD RSUP Dr Sardjito YogyakartaLatar belakang. Transfusi trombosit sering dilakukan pada pasien anak. Namun transfusi trombosit memiliki risiko terhadap pasien dan menambah biaya perawatan, sehingga perlu dievaluasi. Tujuan. Menilai faktor risiko klinis yakni sepsis, splenomegali, DIC, perdarahan berat dan riwayat transfusi trombosit terhadap kejadian refrakter trombosit. Metode. Penelitian kasus kontrol untuk menilai faktor risiko terjadinya refrakter trombosit seperti sepsis, DIC, splenomegali, perdarahan berat, dan riwayat transfusi trombosit. Hasil. Selama periode Agustus 2010 sampai September 2011 terdapat 1403 kasus transfusi dari keseluruhan kasus tersebut ditentukan 86 kejadian refrakter dan 86 nonrefrakter. Analisis bivariat mendapatkan sepsis [OR 5,91 (2,90-12,05), p=0,000], splenomegali [OR 2,82 (1,32-6,04.12), p=0,006] perdarahan berat [OR 8,41(4,19-16,871), p=0.000], DIC [OR 2,96 (6,73-78,35), p=0,000] riwayat transfusi trombosit [OR 5,33(2,78-10,23), p=0,000] meningkatkan risiko refrakter trombosit. Pada analisis multivariat sepsis (OR 2,96 [95%IK; 1,19-7,32], p=0,019), splenomegali (OR 3,94 [IK 95%;2,21-16,00], p=0,000), perdarahan berat (OR 3,53 [IK 95%; 1,40-8,89], p = 0.008), DIC (OR 5,54 [IK 95%; 1,29-22,75], p=0,021) dan riwayat transfusi trombosit(OR 2,84 [IK 95%; 2,74-9,77], p=0,001) merupakan faktor risiko independen terjadinya refrakter pada anak. Kesimpulan. Sepsis, splenomegali, perdarahan berat, DIC dan riwayat transfusi trombosit merupakan faktor risiko terjadinya refrakter trombosit pada pasien anak.https://saripediatri.org/index.php/sari-pediatri/article/view/270refrakter trombositfaktor risikoanak
collection DOAJ
language Indonesian
format Article
sources DOAJ
author Jonliberti Purba
Sri Mulatsih
Neti Nurani
Teguh Triyono
spellingShingle Jonliberti Purba
Sri Mulatsih
Neti Nurani
Teguh Triyono
Faktor Risiko Refrakter Trombosit pada Anak
Sari Pediatri
refrakter trombosit
faktor risiko
anak
author_facet Jonliberti Purba
Sri Mulatsih
Neti Nurani
Teguh Triyono
author_sort Jonliberti Purba
title Faktor Risiko Refrakter Trombosit pada Anak
title_short Faktor Risiko Refrakter Trombosit pada Anak
title_full Faktor Risiko Refrakter Trombosit pada Anak
title_fullStr Faktor Risiko Refrakter Trombosit pada Anak
title_full_unstemmed Faktor Risiko Refrakter Trombosit pada Anak
title_sort faktor risiko refrakter trombosit pada anak
publisher Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia
series Sari Pediatri
issn 0854-7823
2338-5030
publishDate 2016-11-01
description Latar belakang. Transfusi trombosit sering dilakukan pada pasien anak. Namun transfusi trombosit memiliki risiko terhadap pasien dan menambah biaya perawatan, sehingga perlu dievaluasi. Tujuan. Menilai faktor risiko klinis yakni sepsis, splenomegali, DIC, perdarahan berat dan riwayat transfusi trombosit terhadap kejadian refrakter trombosit. Metode. Penelitian kasus kontrol untuk menilai faktor risiko terjadinya refrakter trombosit seperti sepsis, DIC, splenomegali, perdarahan berat, dan riwayat transfusi trombosit. Hasil. Selama periode Agustus 2010 sampai September 2011 terdapat 1403 kasus transfusi dari keseluruhan kasus tersebut ditentukan 86 kejadian refrakter dan 86 nonrefrakter. Analisis bivariat mendapatkan sepsis [OR 5,91 (2,90-12,05), p=0,000], splenomegali [OR 2,82 (1,32-6,04.12), p=0,006] perdarahan berat [OR 8,41(4,19-16,871), p=0.000], DIC [OR 2,96 (6,73-78,35), p=0,000] riwayat transfusi trombosit [OR 5,33(2,78-10,23), p=0,000] meningkatkan risiko refrakter trombosit. Pada analisis multivariat sepsis (OR 2,96 [95%IK; 1,19-7,32], p=0,019), splenomegali (OR 3,94 [IK 95%;2,21-16,00], p=0,000), perdarahan berat (OR 3,53 [IK 95%; 1,40-8,89], p = 0.008), DIC (OR 5,54 [IK 95%; 1,29-22,75], p=0,021) dan riwayat transfusi trombosit(OR 2,84 [IK 95%; 2,74-9,77], p=0,001) merupakan faktor risiko independen terjadinya refrakter pada anak. Kesimpulan. Sepsis, splenomegali, perdarahan berat, DIC dan riwayat transfusi trombosit merupakan faktor risiko terjadinya refrakter trombosit pada pasien anak.
topic refrakter trombosit
faktor risiko
anak
url https://saripediatri.org/index.php/sari-pediatri/article/view/270
work_keys_str_mv AT jonlibertipurba faktorrisikorefraktertrombositpadaanak
AT srimulatsih faktorrisikorefraktertrombositpadaanak
AT netinurani faktorrisikorefraktertrombositpadaanak
AT teguhtriyono faktorrisikorefraktertrombositpadaanak
_version_ 1725658929292115968