KEZUHUDAN ISA AL-MASIH DALAM KITAB AL-ZUHD WA’L-RAQĀ’IQ DAN AL-ZUHD
The ascetisc of Isa al-Masih is the most polular model in strengtening the ascetism doctrines among tasawwuf experts in clasical periods. At least it was depicted in clasical sunnite sufism that narrated the messages and stories about the escatism of Isa al-Masih. Above all, the more valid source, i...
Main Author: | |
---|---|
Format: | Article |
Language: | English |
Published: |
Walisongo State Islamic University
2012-12-01
|
Series: | Walisongo: Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan |
Subjects: | |
Online Access: | http://journal.walisongo.ac.id/index.php/walisongo/article/view/206 |
id |
doaj-7c192f0a27b54ebd89701044ddd4c98a |
---|---|
record_format |
Article |
spelling |
doaj-7c192f0a27b54ebd89701044ddd4c98a2020-11-24T22:30:52ZengWalisongo State Islamic UniversityWalisongo: Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan0852-71722461-064X2012-12-0120241342810.21580/ws.2012.20.2.206211KEZUHUDAN ISA AL-MASIH DALAM KITAB AL-ZUHD WA’L-RAQĀ’IQ DAN AL-ZUHDHasyim Muhammad0State Institute for Islamic Studies (IAIN) Walisongo, SemarangThe ascetisc of Isa al-Masih is the most polular model in strengtening the ascetism doctrines among tasawwuf experts in clasical periods. At least it was depicted in clasical sunnite sufism that narrated the messages and stories about the escatism of Isa al-Masih. Above all, the more valid source, i.e. al-Qur’an and al-hadits are more than enough to strengten the doctrine of ascetism for the tasawwuf experts (sufi). Ascetism of Isa al-Masih was conformable to the concept of ascetismof the sufi, which meant that have nothing and belong to nothing (lā yamliku shaian walā yamlikuhu shaiun). Ascetism is not only merely spiritual position which is depicted in tasawuf, but ascetisme in this context is the spiritual it self. *** Asketisme Isa al-Masih merupakan model yang paling populer dalam memperkuat doktrin asketisme di kalangan ahli tasawuf dalam periode klasik. Setidaknya itu digambarkan dalam sufisme sunni klasik yang menarasikan pesan dan kisah mengenai asketisme Isa al-Masih. Di luar itu semua, sumber yang lebih valid, yaitu al-Qur’an dan hadits lebih dari cukup untuk memperkuat doktrin asketisme bag para ahli tasawuf (sufi). Asketisme Isa al-Masih sesuai dengan konsep asketisme sufi yang artinya tidak memiliki apa-apa dan bukan milik siapa-siapa (lā yamliku shaian walā yamliku shaiun). Asketisme bukan sekedar posisi spiritual yang digambarkan di dalam tasawuf, tetapi asketisme dalam konteks ini adalah spiritual itu sendiri.http://journal.walisongo.ac.id/index.php/walisongo/article/view/206asketismeIsa al-Masihdoktrinsufispiritual |
collection |
DOAJ |
language |
English |
format |
Article |
sources |
DOAJ |
author |
Hasyim Muhammad |
spellingShingle |
Hasyim Muhammad KEZUHUDAN ISA AL-MASIH DALAM KITAB AL-ZUHD WA’L-RAQĀ’IQ DAN AL-ZUHD Walisongo: Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan asketisme Isa al-Masih doktrin sufi spiritual |
author_facet |
Hasyim Muhammad |
author_sort |
Hasyim Muhammad |
title |
KEZUHUDAN ISA AL-MASIH DALAM KITAB AL-ZUHD WA’L-RAQĀ’IQ DAN AL-ZUHD |
title_short |
KEZUHUDAN ISA AL-MASIH DALAM KITAB AL-ZUHD WA’L-RAQĀ’IQ DAN AL-ZUHD |
title_full |
KEZUHUDAN ISA AL-MASIH DALAM KITAB AL-ZUHD WA’L-RAQĀ’IQ DAN AL-ZUHD |
title_fullStr |
KEZUHUDAN ISA AL-MASIH DALAM KITAB AL-ZUHD WA’L-RAQĀ’IQ DAN AL-ZUHD |
title_full_unstemmed |
KEZUHUDAN ISA AL-MASIH DALAM KITAB AL-ZUHD WA’L-RAQĀ’IQ DAN AL-ZUHD |
title_sort |
kezuhudan isa al-masih dalam kitab al-zuhd wa’l-raqā’iq dan al-zuhd |
publisher |
Walisongo State Islamic University |
series |
Walisongo: Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan |
issn |
0852-7172 2461-064X |
publishDate |
2012-12-01 |
description |
The ascetisc of Isa al-Masih is the most polular model in strengtening the ascetism doctrines among tasawwuf experts in clasical periods. At least it was depicted in clasical sunnite sufism that narrated the messages and stories about the escatism of Isa al-Masih. Above all, the more valid source, i.e. al-Qur’an and al-hadits are more than enough to strengten the doctrine of ascetism for the tasawwuf experts (sufi). Ascetism of Isa al-Masih was conformable to the concept of ascetismof the sufi, which meant that have nothing and belong to nothing (lā yamliku shaian walā yamlikuhu shaiun). Ascetism is not only merely spiritual position which is depicted in tasawuf, but ascetisme in this context is the spiritual it self.
***
Asketisme Isa al-Masih merupakan model yang paling populer dalam memperkuat doktrin asketisme di kalangan ahli tasawuf dalam periode klasik. Setidaknya itu digambarkan dalam sufisme sunni klasik yang menarasikan pesan dan kisah mengenai asketisme Isa al-Masih. Di luar itu semua, sumber yang lebih valid, yaitu al-Qur’an dan hadits lebih dari cukup untuk memperkuat doktrin asketisme bag para ahli tasawuf (sufi). Asketisme Isa al-Masih sesuai dengan konsep asketisme sufi yang artinya tidak memiliki apa-apa dan bukan milik siapa-siapa (lā yamliku shaian walā yamliku shaiun). Asketisme bukan sekedar posisi spiritual yang digambarkan di dalam tasawuf, tetapi asketisme dalam konteks ini adalah spiritual itu sendiri. |
topic |
asketisme Isa al-Masih doktrin sufi spiritual |
url |
http://journal.walisongo.ac.id/index.php/walisongo/article/view/206 |
work_keys_str_mv |
AT hasyimmuhammad kezuhudanisaalmasihdalamkitabalzuhdwalraqaiqdanalzuhd |
_version_ |
1725739140385865728 |