Implikasi Pemikiran Epistemologi Ibn Rushd
Kajian epistemologi mendiskusikan tentang sumber dan metode pengetahuan. Menurut Ibn Rushd, pengetahuan bersumber atas 2 hal: wahyu dan realitas, baik fisik maupun non-fisik. Namun, kedua sumber ini tidak bersifat mandiri melainkan satu kesatuan yang tidak ter pisahkan, sehingga pengetahuan yang lah...
Main Author: | |
---|---|
Format: | Article |
Language: | English |
Published: |
Institut Agama Islam Negeri Ponorogo
2012-11-01
|
Series: | Al-Tahrir |
Online Access: | http://jurnal.stainponorogo.ac.id/index.php/tahrir/article/view/60 |
Summary: | Kajian epistemologi mendiskusikan tentang sumber dan metode pengetahuan. Menurut Ibn Rushd, pengetahuan bersumber atas 2 hal: wahyu dan realitas, baik fisik maupun non-fisik. Namun, kedua sumber ini tidak bersifat mandiri melainkan satu kesatuan yang tidak ter pisahkan, sehingga pengetahuan yang lahir dari kedua nya tidak saling ber tentangan. Sarana yang digunakan untuk mendapat kan pengetahu an ter diri atas 3 hal: indera eksternal, indera internal, dan intelek, sedang metode nya terdiri atas 2 tahapan, yaitu pembentuk an teori (tas<sub>}</sub>awwur) dan penalaran logis (tas<sub>}</sub>di<sup>></sup>q). Pemikiran epistemologi Ibn Rushd ini mem punyai konsekuensi-konsekuensi tertentu. Konsep dua sumber penge tahuan dapat mempertemukan agama dan filsafat, tetapi juga dapat menggiring kepada materialism dan sekularisme jika di p isahkan. Sementara itu, pada aspek sarana, pemberian prioritas pada rasio di banding intelek dapat dianggap mengerdilkan potensi dasar manusia yang tidak hanya terdiri atas rasio, tetapi juga emosi dan spiritualitas, padahal potensi emosi dan spiritual dinilai lebih besar daripada rasio yang hanya menyumbang 20% dari kesuksesan manusia. |
---|---|
ISSN: | 1412-7512 2502-2210 |