Peperangan Generasi Digital Natives Melawan Digital Hoax Melalui Kompetisi Kreatif

The phenomenon of hoax and hate speech dissemination that occurs in the digital world has brought anxiety and concern in the community. Many of the hoax information distributed by Social Media and Instant Messaging tend to be SARA, provocative and bombastic. Ironically, not a few people who without...

Full description

Bibliographic Details
Main Author: Yanti Dwi Astuti
Format: Article
Language:English
Published: Universitas Negeri Yogyakarta 2017-12-01
Series:Informasi
Subjects:
Online Access:https://journal.uny.ac.id/index.php/informasi/article/view/16658
id doaj-76fc6428ec1944679f19224ee65120d0
record_format Article
spelling doaj-76fc6428ec1944679f19224ee65120d02021-01-02T08:45:54ZengUniversitas Negeri YogyakartaInformasi0126-06502502-38372017-12-0147222924210.21831/informasi.v47i2.166589857Peperangan Generasi Digital Natives Melawan Digital Hoax Melalui Kompetisi KreatifYanti Dwi Astuti0UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTAThe phenomenon of hoax and hate speech dissemination that occurs in the digital world has brought anxiety and concern in the community. Many of the hoax information distributed by Social Media and Instant Messaging tend to be SARA, provocative and bombastic. Ironically, not a few people who without thinking directly spread information and even reproduce the information without thinking about the impact caused after. Digital media is currently dominated by teenagers born in the millennium era and is a “digital natives” that is a generation that cannot be separated by the digital world. If this generation is not given enough ammunition to combat digital hoax, then it is feared will cause latent problems and dangers. In response to this, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta UI Campaign conducted an anti-hoax campaign with the target of the participants being teenagers packed through ADUIN Fest 2017 “Nyepik Becik” (Think What You Say) “on 17-18 May 2017. The approach method was participatory with Directly practicing it through the creation of creative works in the form of Print-Ad, TVC and short films by competing participants. Then held creative seminars, exhibition works, Sharing Session and Awarding Night. It is hoped that the nation’s future young generation will be smart, critical and gain a good understanding so that it can combat digital hoax that can threaten the unity and unity of the nation. Fenomena penyebaran hoax dan hate speech yang terjadi di dunia digital telah membawa kecemasan dan keprihatinan di dalam masyarakat. Banyak informasi hoax, hatespeech dan cyberbullying yang disebarkan oknum melalui Social Media dan Instant Messaging yang cenderung berbau SARA, provokatif dan bombastis. Ironisnya tidak sedikit pula masyarakat yang tanpa berpikir panjang langsung menshare informasi tersebut bahkan mereproduksi ulang informasi tanpa memikirkan dampak yang ditimbulkan setelahnya. Media digital saat ini didominasi oleh remaja yang lahir di zaman millennium yang merupakan “digital natives” yaitu generasi yang tidak dapat terpisahkan oleh dunia digital. Jika generasi ini tidak diberikan amunisi yang cukup untuk memerangi digital hoax, maka dikhawatirkan akan menimbulkan masalah dan bahaya laten. Menyikapi hal ini Prodi Ilkom UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta melakukan kampanye anti-hoax dengan target pesertanya adalah mahasiswa yang merupakan remaja akhir dan dewasa awal yang dikemas melalui kegiatan ADUIN Fest 2017 “Nyepik Becik” (Pikirkan Apa yang Kamu Katakan)” pada 17-18 Mei 2017. Metode pendekatannya dilakukan partisipatif dengan langsung mempraktekkannya melalui penciptaan karya-karya kreatif berupa Print-Ad, TVC dan film pendek oleh peserta yang dikompetisikan. Kemudian mengadakan creative seminar, pameran karya, Sharing Session dan Awarding Night. Harapannya anak-anak muda calon penerus bangsa ini menjadi cerdas, kritis dan mendapatkan pemahaman yang baik sehingga dapat memerangi digital hoax yang dapat mengancam persatuan dan kesatuan bangsa.https://journal.uny.ac.id/index.php/informasi/article/view/16658Teens, Digital Natives, Digital Hoax
collection DOAJ
language English
format Article
sources DOAJ
author Yanti Dwi Astuti
spellingShingle Yanti Dwi Astuti
Peperangan Generasi Digital Natives Melawan Digital Hoax Melalui Kompetisi Kreatif
Informasi
Teens, Digital Natives, Digital Hoax
author_facet Yanti Dwi Astuti
author_sort Yanti Dwi Astuti
title Peperangan Generasi Digital Natives Melawan Digital Hoax Melalui Kompetisi Kreatif
title_short Peperangan Generasi Digital Natives Melawan Digital Hoax Melalui Kompetisi Kreatif
title_full Peperangan Generasi Digital Natives Melawan Digital Hoax Melalui Kompetisi Kreatif
title_fullStr Peperangan Generasi Digital Natives Melawan Digital Hoax Melalui Kompetisi Kreatif
title_full_unstemmed Peperangan Generasi Digital Natives Melawan Digital Hoax Melalui Kompetisi Kreatif
title_sort peperangan generasi digital natives melawan digital hoax melalui kompetisi kreatif
publisher Universitas Negeri Yogyakarta
series Informasi
issn 0126-0650
2502-3837
publishDate 2017-12-01
description The phenomenon of hoax and hate speech dissemination that occurs in the digital world has brought anxiety and concern in the community. Many of the hoax information distributed by Social Media and Instant Messaging tend to be SARA, provocative and bombastic. Ironically, not a few people who without thinking directly spread information and even reproduce the information without thinking about the impact caused after. Digital media is currently dominated by teenagers born in the millennium era and is a “digital natives” that is a generation that cannot be separated by the digital world. If this generation is not given enough ammunition to combat digital hoax, then it is feared will cause latent problems and dangers. In response to this, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta UI Campaign conducted an anti-hoax campaign with the target of the participants being teenagers packed through ADUIN Fest 2017 “Nyepik Becik” (Think What You Say) “on 17-18 May 2017. The approach method was participatory with Directly practicing it through the creation of creative works in the form of Print-Ad, TVC and short films by competing participants. Then held creative seminars, exhibition works, Sharing Session and Awarding Night. It is hoped that the nation’s future young generation will be smart, critical and gain a good understanding so that it can combat digital hoax that can threaten the unity and unity of the nation. Fenomena penyebaran hoax dan hate speech yang terjadi di dunia digital telah membawa kecemasan dan keprihatinan di dalam masyarakat. Banyak informasi hoax, hatespeech dan cyberbullying yang disebarkan oknum melalui Social Media dan Instant Messaging yang cenderung berbau SARA, provokatif dan bombastis. Ironisnya tidak sedikit pula masyarakat yang tanpa berpikir panjang langsung menshare informasi tersebut bahkan mereproduksi ulang informasi tanpa memikirkan dampak yang ditimbulkan setelahnya. Media digital saat ini didominasi oleh remaja yang lahir di zaman millennium yang merupakan “digital natives” yaitu generasi yang tidak dapat terpisahkan oleh dunia digital. Jika generasi ini tidak diberikan amunisi yang cukup untuk memerangi digital hoax, maka dikhawatirkan akan menimbulkan masalah dan bahaya laten. Menyikapi hal ini Prodi Ilkom UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta melakukan kampanye anti-hoax dengan target pesertanya adalah mahasiswa yang merupakan remaja akhir dan dewasa awal yang dikemas melalui kegiatan ADUIN Fest 2017 “Nyepik Becik” (Pikirkan Apa yang Kamu Katakan)” pada 17-18 Mei 2017. Metode pendekatannya dilakukan partisipatif dengan langsung mempraktekkannya melalui penciptaan karya-karya kreatif berupa Print-Ad, TVC dan film pendek oleh peserta yang dikompetisikan. Kemudian mengadakan creative seminar, pameran karya, Sharing Session dan Awarding Night. Harapannya anak-anak muda calon penerus bangsa ini menjadi cerdas, kritis dan mendapatkan pemahaman yang baik sehingga dapat memerangi digital hoax yang dapat mengancam persatuan dan kesatuan bangsa.
topic Teens, Digital Natives, Digital Hoax
url https://journal.uny.ac.id/index.php/informasi/article/view/16658
work_keys_str_mv AT yantidwiastuti peperangangenerasidigitalnativesmelawandigitalhoaxmelaluikompetisikreatif
_version_ 1724356509901520896