MENELAAH TERITORIALITAS KELOMPOK SOSIAL PENGHUNI DI RUSUNAWA: PROSES HOME-MAKING WARGA RELOKASI

ABSTRAK. Makna rumah tidak hanya pada kehadiran bangunan fisiknya saja, tetapi juga kehadiran ruang yang membuat rasa aman, nyaman dan kepemilikan penghuninya. Tulisan ini mencoba untuk membahas proses Home-Making dengan mengangkat sebuah kasus relokasi warga kampung padat ke Rumah Susun Sederhana S...

Full description

Bibliographic Details
Main Authors: Rossa Turpuk Gabe, Annisa Putri Lestari
Format: Article
Language:Indonesian
Published: Universitas Muhammadiyah Jakarta 2018-06-01
Series:Nalars
Online Access:https://jurnal.umj.ac.id/index.php/nalars/article/view/1876
id doaj-7650663c7ee04bb7a960e9075f1b503d
record_format Article
spelling doaj-7650663c7ee04bb7a960e9075f1b503d2020-11-25T01:58:22ZindUniversitas Muhammadiyah JakartaNalars1412-32662549-68322018-06-01172879610.24853/nalars.17.2.87-962121MENELAAH TERITORIALITAS KELOMPOK SOSIAL PENGHUNI DI RUSUNAWA: PROSES HOME-MAKING WARGA RELOKASIRossa Turpuk Gabe0Annisa Putri Lestari1Universitas IndonesiaUniversitas IndonesiaABSTRAK. Makna rumah tidak hanya pada kehadiran bangunan fisiknya saja, tetapi juga kehadiran ruang yang membuat rasa aman, nyaman dan kepemilikan penghuninya. Tulisan ini mencoba untuk membahas proses Home-Making dengan mengangkat sebuah kasus relokasi warga kampung padat ke Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa). Perbedaan mendasar pada hunian sebelum dan sesudah relokasi adalah kemampuan ruang huni yang tersedia mewadahi interaksi sosial warga. Melalui kasus ini dapat terlihat pembentukan teritori di rusunawa yang dikontrol dan dikuasai kelompok-kelompok sosial bedasarkan kebutuhan setiap kelompok. Teritorialitas tersebut merupakan upaya kelompok sosial mengklaim suatu area geografis yang didasari dengan kebutuhan interaksi kelompoknya. Kebutuhan privasi dan elemen ruang memiliki peran penting dalam menciptakan teritori. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan mengangkat Rusunawa Jatinegara Barat sebagai kasus. Rusunawa Jatinegara Barat dipilih karena rusun ini dikhususkan untuk warga relokasi Kampung Pulo yang telah rampung perpindahan seluruh warganya pada bulan Agustus 2015. Dalam rentang waktu huni tersebut, warga relokasi sudah menyesuaikan dengan lingkungan barunya. Bedasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pembentukan teritori kelompok sosial warga di rusunawa merupakan proses home-making penghuni relokasi kampung padat untuk menghadirkan kembali suasana dan nilai-nilai ‘rumah’ yang mereka yakini. Proses home-making ini diharapkan mampu meningkatkan rasa kepemilikan penghuni seiring tanggung jawab dalam menjaga dan memelihara lingkungan tempat tinggalnya.   Kata kunci: teritorialitas, home-making, kelompok sosial, rumah susun   ABSTRACT. The Meaning of Home is not only about the existence of its physical building, but also the existence of a space where the owners feel safe, comfortable and belong to it. This paper addresses processes of Home-Making of a relocation case of crowded kampong’s residents to Rental Low-cost Apartments (Rusunawa). The basic difference between before and after settlements is the ability of housing space to accommodate social interaction of residents. The case explains the formation of territory in Rusunawa that controlled and owned by specific social groups based on their needs. The territoriallity factor is an effort of social groups to claim a particular geographic area based on their interaction needs. The needs of privacy and space elements are important roles to create their territory. This study used a qualitative method with the case at Rusunawa Jatinegara Barat. Rusunawa Jatinegara Barat was chosen because it has been devoted to Kampung Pulo’s people who was moved in August 2015. During the settlement period, the relocation residents have adapted to their new neighborhood. The findings of this study suggest that the formation of social groups resident in Rusunawa is a process of home-making of crowded kampong’s residents to represent their concept of the atmosphere and values of home. These processes of home-making are expected able to increase resident’s sense of belonging and increase their responsibility to maintain and preserve their neighborhood.   Keywords: territoriality, home-making, social groups, low-cost apartmenthttps://jurnal.umj.ac.id/index.php/nalars/article/view/1876
collection DOAJ
language Indonesian
format Article
sources DOAJ
author Rossa Turpuk Gabe
Annisa Putri Lestari
spellingShingle Rossa Turpuk Gabe
Annisa Putri Lestari
MENELAAH TERITORIALITAS KELOMPOK SOSIAL PENGHUNI DI RUSUNAWA: PROSES HOME-MAKING WARGA RELOKASI
Nalars
author_facet Rossa Turpuk Gabe
Annisa Putri Lestari
author_sort Rossa Turpuk Gabe
title MENELAAH TERITORIALITAS KELOMPOK SOSIAL PENGHUNI DI RUSUNAWA: PROSES HOME-MAKING WARGA RELOKASI
title_short MENELAAH TERITORIALITAS KELOMPOK SOSIAL PENGHUNI DI RUSUNAWA: PROSES HOME-MAKING WARGA RELOKASI
title_full MENELAAH TERITORIALITAS KELOMPOK SOSIAL PENGHUNI DI RUSUNAWA: PROSES HOME-MAKING WARGA RELOKASI
title_fullStr MENELAAH TERITORIALITAS KELOMPOK SOSIAL PENGHUNI DI RUSUNAWA: PROSES HOME-MAKING WARGA RELOKASI
title_full_unstemmed MENELAAH TERITORIALITAS KELOMPOK SOSIAL PENGHUNI DI RUSUNAWA: PROSES HOME-MAKING WARGA RELOKASI
title_sort menelaah teritorialitas kelompok sosial penghuni di rusunawa: proses home-making warga relokasi
publisher Universitas Muhammadiyah Jakarta
series Nalars
issn 1412-3266
2549-6832
publishDate 2018-06-01
description ABSTRAK. Makna rumah tidak hanya pada kehadiran bangunan fisiknya saja, tetapi juga kehadiran ruang yang membuat rasa aman, nyaman dan kepemilikan penghuninya. Tulisan ini mencoba untuk membahas proses Home-Making dengan mengangkat sebuah kasus relokasi warga kampung padat ke Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa). Perbedaan mendasar pada hunian sebelum dan sesudah relokasi adalah kemampuan ruang huni yang tersedia mewadahi interaksi sosial warga. Melalui kasus ini dapat terlihat pembentukan teritori di rusunawa yang dikontrol dan dikuasai kelompok-kelompok sosial bedasarkan kebutuhan setiap kelompok. Teritorialitas tersebut merupakan upaya kelompok sosial mengklaim suatu area geografis yang didasari dengan kebutuhan interaksi kelompoknya. Kebutuhan privasi dan elemen ruang memiliki peran penting dalam menciptakan teritori. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan mengangkat Rusunawa Jatinegara Barat sebagai kasus. Rusunawa Jatinegara Barat dipilih karena rusun ini dikhususkan untuk warga relokasi Kampung Pulo yang telah rampung perpindahan seluruh warganya pada bulan Agustus 2015. Dalam rentang waktu huni tersebut, warga relokasi sudah menyesuaikan dengan lingkungan barunya. Bedasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pembentukan teritori kelompok sosial warga di rusunawa merupakan proses home-making penghuni relokasi kampung padat untuk menghadirkan kembali suasana dan nilai-nilai ‘rumah’ yang mereka yakini. Proses home-making ini diharapkan mampu meningkatkan rasa kepemilikan penghuni seiring tanggung jawab dalam menjaga dan memelihara lingkungan tempat tinggalnya.   Kata kunci: teritorialitas, home-making, kelompok sosial, rumah susun   ABSTRACT. The Meaning of Home is not only about the existence of its physical building, but also the existence of a space where the owners feel safe, comfortable and belong to it. This paper addresses processes of Home-Making of a relocation case of crowded kampong’s residents to Rental Low-cost Apartments (Rusunawa). The basic difference between before and after settlements is the ability of housing space to accommodate social interaction of residents. The case explains the formation of territory in Rusunawa that controlled and owned by specific social groups based on their needs. The territoriallity factor is an effort of social groups to claim a particular geographic area based on their interaction needs. The needs of privacy and space elements are important roles to create their territory. This study used a qualitative method with the case at Rusunawa Jatinegara Barat. Rusunawa Jatinegara Barat was chosen because it has been devoted to Kampung Pulo’s people who was moved in August 2015. During the settlement period, the relocation residents have adapted to their new neighborhood. The findings of this study suggest that the formation of social groups resident in Rusunawa is a process of home-making of crowded kampong’s residents to represent their concept of the atmosphere and values of home. These processes of home-making are expected able to increase resident’s sense of belonging and increase their responsibility to maintain and preserve their neighborhood.   Keywords: territoriality, home-making, social groups, low-cost apartment
url https://jurnal.umj.ac.id/index.php/nalars/article/view/1876
work_keys_str_mv AT rossaturpukgabe menelaahteritorialitaskelompoksosialpenghunidirusunawaproseshomemakingwargarelokasi
AT annisaputrilestari menelaahteritorialitaskelompoksosialpenghunidirusunawaproseshomemakingwargarelokasi
_version_ 1724970118235029504