Humanizing the Non-Human Animal: the Framing Analysis of Dogs' Rights Movement in Indonesia
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman",serif; mso-ansi-language: EN-US;" lang="EN-US">  ...
Main Author: | |
---|---|
Format: | Article |
Language: | English |
Published: |
Universitas Indonesia
2017-02-01
|
Series: | Masyarakat: Jurnal Sosiologi |
Subjects: | |
Online Access: | http://journal.ui.ac.id/index.php/mjs/article/view/5073 |
Summary: | <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman",serif; mso-ansi-language: EN-US;" lang="EN-US"> Abstrak</span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman",serif; mso-ansi-language: EN-US;" lang="EN-US">Konsumsi daging anjing merupakan sebuah kebiasaan umum dalam beberapa dekade terakhir dan telah menjadi simbol bagi beberapa kelompok masyarakat di seluruh dunia. Dogs Are Not Food (DANF) adalah sebuah gerakan sosial yang ditujukan untuk menghapuskan konsumsi daging anjing. Gerakan ini diinisiasi oleh beberapa organisasi hak asasi satwa di Indonesia. Kampanye tersebut menjadi kontradiksi tersendiri: mengapa organisasi-organisasi tersebut melarang konsumsi daging anjing namun tetap mengonsumsi daging satwa lain? Bertolak dari konsep analisis framing, tulisan ini menggunakan observasi partisipatoris dan wawancara mendalam dengan informan-informan yang mengidentifikasi dirinya sebagai aktivis satwa dan/atau pendukung gerakan DANF. Berbeda dengan studi-studi sebelumnya yang cenderung mengkritik gerakan DANF, tulisan ini memberikan sebuah penjelasan sosiologis mengenai fungsi anjing dalam masyarakat dan menganalisis framing gerakan DANF. Tulisan ini berargumen bahwa framing yang digunakan oleh gerakan DANF bertujuan untuk “memanusiakan” satwa. Oleh karena itu, pelarangan konsumsi daging anjing menjadi tujuan gerakan DANF. </span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman",serif; mso-ansi-language: EN-US;" lang="EN-US"><br /> Abstract</span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman",serif; mso-ansi-language: EN-US;" lang="EN-US">The consumption of dog meat has been a common practice in the past few decades and a symbol for certain groups all around the world. Dogs Are Not Food (DANF) is a new social movement aimed to ban dog meat consumption, initiated by several animal rights organizations in Indonesia. The campaign seems to be self-contradictory: why ban the consumption of dog meat while still allowing the consumption of meat from other animals? Drawing on framing analysis, this article uses participant observation and in-depth interview with some self-identified animal activists and/or supporters of DANF. In contrast to previous studies, which are too critical of DANF, this article gives a sociological explanation on the functions of dogs in society and analysis of DANF’s framing. I argue that the framing used by the movement attempts to humanize non-human animals. Banning consumption of dog meat, therefore, is the goal of the DANF campaign. <br /></span></p> |
---|---|
ISSN: | 0852-8489 2460-8165 |