Hepatoblastoma di Rumah Sakit Dr. Ciptomangunkusumo Jakarta: peran kemoterapi preoperatif
Latar belakang: hepatoblastoma adalah tumor yang jarang ditemukan, namun merupakan tumor ganas primer hati yang paling banyak pada masa kanak-kanak. Sejak diperkenalkan rejimen kemoterapi untuk penanganan hepatoblastoma, angka kelangsungan hidup pasien meningkat. Tujuan penelitian: untuk mengetahui...
Main Authors: | , , |
---|---|
Format: | Article |
Language: | Indonesian |
Published: |
Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia
2016-12-01
|
Series: | Sari Pediatri |
Subjects: | |
Online Access: | https://saripediatri.org/index.php/sari-pediatri/article/view/836 |
Summary: | Latar belakang: hepatoblastoma adalah tumor yang jarang ditemukan, namun
merupakan tumor ganas primer hati yang paling banyak pada masa kanak-kanak. Sejak
diperkenalkan rejimen kemoterapi untuk penanganan hepatoblastoma, angka
kelangsungan hidup pasien meningkat.
Tujuan penelitian: untuk mengetahui profil hepatoblastoma anak di Departemen
Ilmu Kesehatan Anak RS Cipto Mangunkusumo Jakarta dan menilai efektifitas
kemoterapi preoperatif
Bahan dan Cara: sampel penelitian adalah semua pasien hepatoblastoma baru yang
dirawat di Divisi Hematologi Onkologi Departemen IKA FKUI RSCM, Pebruari 1999
sampai dengan Pebruari 2005. Diagnosis ditegakkan berdasarkan gambaran histopatologi
jaringan tumor. Sebelum mendapatkan kemoterapi, dilakukan pemeriksaan kadar alfa
feto protein serum (AFP) dan pemeriksaan radiologis untuk menentukan stadium
penyakit. Semua pasien mendapat kemoterapi menurut protokol PLADO yang terdiri
dari sisplatin (80 mg/kgBB/hari) dan doksorubisin (30 mg/kgBB/hari). Evaluasi respons
pengobatan dilakukan setelah pasien mendapat kemoterapi minimal sebanyak 2 siklus,
berupa pemantauan klinis, pemeriksaan kadar AFP, dan pemeriksaan USG / CT scan
abdomen. Operasi pengangkatan tumor dilakukan bila setelah pemberian kemoterapi
massa tumor dianggap dapat direseksi.
Hasil: selama kurun waktu 6 tahun terdapat 14 pasien hepatoblastoma rentang usia
antara 3 bulan sampai 54 bulan, dengan median 7 bulan. Enam pasien laki-laki dan 8
pasien perempuan. Semua pasien datang dengan keluhan utama perut yang semakin
membesar. Kadar AFP meningkat pada semua pasien dengan median 323 ng/ml.
Pemeriksaan USG, CT scan dan MRI abdomen menunjukkan massa tumor ditemukan
pada kedua lobus hati pada 7 pasien, sedang pada 7 pasien lainnya massa tumor hanya
pada 1 lobus. Semua pasien datang pada stadium III. Biopsi hati yang dilakukan,
menunjukkan gambaran histopatologi jenis epitelial fetal (9), epitelial mesenkimal (2),
epitelial fetal-embrional (1), dan 1 jenis mesenkimal. Pada 1 pasien konfirmasi diagnosis
hanya berdasarkan pemeriksan CT scan abdomen dan kadar AFP. Pemberian kemoterapi
preoperatif (protokol PLADO) pada 8 pasien menunjukkan respons yang cukup baik,
yang ditandai oleh pengecilan massa tumor dan penurunan kadar AFP.
Kesimpulan: Umumnya pasien hepatoblastoma datang dalam stadium lanjut dan
pemberian kemoterapi preoperatif menunjukkan respons yang baik untuk selanjutnya
dapat dilakukan tindakan pembedahan. |
---|---|
ISSN: | 0854-7823 2338-5030 |