Menemukan Formula Sinematografi Seni Pertunjukan

Fokus dari sinematografi untuk seni pertunjukan dimaksudkan untuk diskusi tentang pembuatan pilihan pencahayaan dan kamera saat merekam aktivitas seni pertunjukan di panggung untuk program televisi. Televisi adalah bentuk di mana sesuatu disampaikan, dicapai, atau ditransfer ke sejumlah besar orang....

Full description

Bibliographic Details
Main Authors: Arif Eko Suprihono, Andri Nur Patrio
Format: Article
Language:English
Published: Institut Seni Indonesia Yogyakarta 2011-06-01
Series:Resital: Jurnal Seni Pertunjukan
Online Access:http://journal.isi.ac.id/index.php/resital/article/view/453
id doaj-709f4b228bee423ea137f344f2c096a1
record_format Article
spelling doaj-709f4b228bee423ea137f344f2c096a12020-11-25T01:22:05ZengInstitut Seni Indonesia YogyakartaResital: Jurnal Seni Pertunjukan2085-99102338-67702011-06-0112110.24821/resital.v12i1.453367Menemukan Formula Sinematografi Seni PertunjukanArif Eko Suprihono0Andri Nur Patrio1Prodi Televisi, FSMR, ISI Yogyakarta. Jalan Parangtritis KM. 6,5, Sewon, Yogyakarta. Telepon +628562567879Prodi Televisi, FSMR, ISI Yogyakarta. Jalan Parangtritis KM. 6,5, Sewon, Yogyakarta. Telepon +628562567879Fokus dari sinematografi untuk seni pertunjukan dimaksudkan untuk diskusi tentang pembuatan pilihan pencahayaan dan kamera saat merekam aktivitas seni pertunjukan di panggung untuk program televisi. Televisi adalah bentuk di mana sesuatu disampaikan, dicapai, atau ditransfer ke sejumlah besar orang. Isu ‘efek’ televisi kehilangan program-program yang mengarah perlu diminta tidak hanya dalam hal efek atau kegiatan penonton tetapi juga dalam hal kesempatan yang hilang bagi keanekaragaman budaya yang akan diekspresikan pada kreativitas televisi. Setiap aspek dari televisi menunjukkan ketergantungan pada genre, yang merupakan kelompok kategoris proses diskursif yang transek teks melalui interaksi budaya mereka dengan industri, penonton, dan konteks yang lebih luas. Kita mungkin mulai diskusi dengan memulai dengan contoh tekstual seperti ketoprak humor, wayang kulit, opera van java sebagai praktek industri, pergeseran sejarah, atau kontroversi penonton. Kata kunci: sinematografi , seni pertunjukan, ketoprak humor ABSTRACT The Formula of Performing Arts Cinematography. The focus of cinematography for performing arts is intended to a discussion about the making of lighting and camera choices when recording performing arts activities on stage for the television programs. Television is the form in which something is conveyed, accomplished, or transferred to a large number of people. The issues of ‘the effects’ of television miss leading programs needs to be asked not only in terms of effects or audience activity but also in terms of missing opportunities for cultural diversity to be expressed on television creativities. Every aspect of television exhibits a reliance on genre, which are categorical clusters of discursive processes that transect texts via their cultural interactions with industries, audiences, and broader contexts. We might begin a discussion by starting with a textual example such as ketoprak humor, wayang kulit, opera van java as an industrial practice, a historical shift, or an audience controversy. Key words: cinematography, performing arts, cultural values, aesthetical consideration, television effectshttp://journal.isi.ac.id/index.php/resital/article/view/453
collection DOAJ
language English
format Article
sources DOAJ
author Arif Eko Suprihono
Andri Nur Patrio
spellingShingle Arif Eko Suprihono
Andri Nur Patrio
Menemukan Formula Sinematografi Seni Pertunjukan
Resital: Jurnal Seni Pertunjukan
author_facet Arif Eko Suprihono
Andri Nur Patrio
author_sort Arif Eko Suprihono
title Menemukan Formula Sinematografi Seni Pertunjukan
title_short Menemukan Formula Sinematografi Seni Pertunjukan
title_full Menemukan Formula Sinematografi Seni Pertunjukan
title_fullStr Menemukan Formula Sinematografi Seni Pertunjukan
title_full_unstemmed Menemukan Formula Sinematografi Seni Pertunjukan
title_sort menemukan formula sinematografi seni pertunjukan
publisher Institut Seni Indonesia Yogyakarta
series Resital: Jurnal Seni Pertunjukan
issn 2085-9910
2338-6770
publishDate 2011-06-01
description Fokus dari sinematografi untuk seni pertunjukan dimaksudkan untuk diskusi tentang pembuatan pilihan pencahayaan dan kamera saat merekam aktivitas seni pertunjukan di panggung untuk program televisi. Televisi adalah bentuk di mana sesuatu disampaikan, dicapai, atau ditransfer ke sejumlah besar orang. Isu ‘efek’ televisi kehilangan program-program yang mengarah perlu diminta tidak hanya dalam hal efek atau kegiatan penonton tetapi juga dalam hal kesempatan yang hilang bagi keanekaragaman budaya yang akan diekspresikan pada kreativitas televisi. Setiap aspek dari televisi menunjukkan ketergantungan pada genre, yang merupakan kelompok kategoris proses diskursif yang transek teks melalui interaksi budaya mereka dengan industri, penonton, dan konteks yang lebih luas. Kita mungkin mulai diskusi dengan memulai dengan contoh tekstual seperti ketoprak humor, wayang kulit, opera van java sebagai praktek industri, pergeseran sejarah, atau kontroversi penonton. Kata kunci: sinematografi , seni pertunjukan, ketoprak humor ABSTRACT The Formula of Performing Arts Cinematography. The focus of cinematography for performing arts is intended to a discussion about the making of lighting and camera choices when recording performing arts activities on stage for the television programs. Television is the form in which something is conveyed, accomplished, or transferred to a large number of people. The issues of ‘the effects’ of television miss leading programs needs to be asked not only in terms of effects or audience activity but also in terms of missing opportunities for cultural diversity to be expressed on television creativities. Every aspect of television exhibits a reliance on genre, which are categorical clusters of discursive processes that transect texts via their cultural interactions with industries, audiences, and broader contexts. We might begin a discussion by starting with a textual example such as ketoprak humor, wayang kulit, opera van java as an industrial practice, a historical shift, or an audience controversy. Key words: cinematography, performing arts, cultural values, aesthetical consideration, television effects
url http://journal.isi.ac.id/index.php/resital/article/view/453
work_keys_str_mv AT arifekosuprihono menemukanformulasinematografisenipertunjukan
AT andrinurpatrio menemukanformulasinematografisenipertunjukan
_version_ 1725127909059854336