MENIMBANG KEMBALI PARADIGMA FILSAFAT ISLAM DALAM BANGUNAN KEILMUAN ISLAM KONTEMPORER

<p><em> </em><em>Islamic philosophy often engaged only in "abstract territory", because it only makes the problems of God as its main object of discussion, while the problems of humanity and modernity that are concretely experienced by human being are neglected. Thi...

Full description

Bibliographic Details
Main Author: Aksin Wijaya
Format: Article
Language:Arabic
Published: State Islamic University (UIN) Mataram 2010-05-01
Series:Ulumuna
Subjects:
Online Access:http://ejurnal.iainmataram.ac.id/index.php/ulumuna/article/view/230
id doaj-704abbb503414c99bcfe47d104621996
record_format Article
spelling doaj-704abbb503414c99bcfe47d1046219962020-11-25T02:46:27ZaraState Islamic University (UIN) MataramUlumuna1411-34572355-76482010-05-0114112114410.20414/ujis.v14i1.230256MENIMBANG KEMBALI PARADIGMA FILSAFAT ISLAM DALAM BANGUNAN KEILMUAN ISLAM KONTEMPORERAksin Wijaya0Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Ponorogo<p><em> </em><em>Islamic philosophy often engaged only in "abstract territory", because it only makes the problems of God as its main object of discussion, while the problems of humanity and modernity that are concretely experienced by human being are neglected. This article aims to discuss and answer some analytical question by using Kuhn’s paradigm of science. The questions are: Is the classical Islamic philosophy of science that is very idealistic and theocentric still relevant to answer the practical problems facing by humanity now? How should we respond to the classical Islamic philosophy? How is "model" of Islamic philosophy that are relevant to the context of Indonesia today? It is found that there are two points that need to be done in order to make classical Islamic philosophy applicable and practical to address contemporary humanity issues: the first is to reconstruct and redefine its structure, and the second to restructure its philosophical building. </em></p><p><em>Abstract:</em><em> Filsafat Islam acapkali hanya bergulat dalam “wilayah yang abstrak”, lantaran ia hanya menjadikan persoalan-persoalan ketuhanan sebagai objek bahasan utamanya, sementara persoalan-persoalan kemanusiaan dan serbuan modernitas yang secara konkret dialami masyarakat diabaikan. Tulisan ini bertujuan untuk mendiskusikan dan menjawab bberapa pertanyaan analitis dengan menggunakan “paradigm ilmu pengetahuna” dari Kuhn. Pertanyaan-pertanyaan itu adalah: Masih relevankah bangunan keilmuan filsafat Islam klasik yang idealistik-teosentris itu digunakan untuk menjawab persoalan-persoalan praksis kemanusiaan yang dihadapi manausia sekarang? Bagaimana sejatinya kita “menyikapi” filsafat Islam klasik itu? Bagaimana “model” filsafat Islam yang relevan dengan konteks Indonesia saat ini? Ditemukan bahwa</em><em> ada dua hal yang perlu dilakukan untuk membuat filsafat Islam klasik lebih aplikabel dan praktis dalam renngka menjawab isu-isu kemanusiaan kontemporer, yaitu:</em><em> pertama, merekonstruksi dan meredefinisi strukturnya, dan kedua, merestrukturisasi bangunan filsafat Islamnya.</em></p>http://ejurnal.iainmataram.ac.id/index.php/ulumuna/article/view/230PeripatetikTeleologiAl-Hikmah IsyrâqiyahAl-Hikmah al-Muta’âlliyahAntroposentris.
collection DOAJ
language Arabic
format Article
sources DOAJ
author Aksin Wijaya
spellingShingle Aksin Wijaya
MENIMBANG KEMBALI PARADIGMA FILSAFAT ISLAM DALAM BANGUNAN KEILMUAN ISLAM KONTEMPORER
Ulumuna
Peripatetik
Teleologi
Al-Hikmah Isyrâqiyah
Al-Hikmah al-Muta’âlliyah
Antroposentris.
author_facet Aksin Wijaya
author_sort Aksin Wijaya
title MENIMBANG KEMBALI PARADIGMA FILSAFAT ISLAM DALAM BANGUNAN KEILMUAN ISLAM KONTEMPORER
title_short MENIMBANG KEMBALI PARADIGMA FILSAFAT ISLAM DALAM BANGUNAN KEILMUAN ISLAM KONTEMPORER
title_full MENIMBANG KEMBALI PARADIGMA FILSAFAT ISLAM DALAM BANGUNAN KEILMUAN ISLAM KONTEMPORER
title_fullStr MENIMBANG KEMBALI PARADIGMA FILSAFAT ISLAM DALAM BANGUNAN KEILMUAN ISLAM KONTEMPORER
title_full_unstemmed MENIMBANG KEMBALI PARADIGMA FILSAFAT ISLAM DALAM BANGUNAN KEILMUAN ISLAM KONTEMPORER
title_sort menimbang kembali paradigma filsafat islam dalam bangunan keilmuan islam kontemporer
publisher State Islamic University (UIN) Mataram
series Ulumuna
issn 1411-3457
2355-7648
publishDate 2010-05-01
description <p><em> </em><em>Islamic philosophy often engaged only in "abstract territory", because it only makes the problems of God as its main object of discussion, while the problems of humanity and modernity that are concretely experienced by human being are neglected. This article aims to discuss and answer some analytical question by using Kuhn’s paradigm of science. The questions are: Is the classical Islamic philosophy of science that is very idealistic and theocentric still relevant to answer the practical problems facing by humanity now? How should we respond to the classical Islamic philosophy? How is "model" of Islamic philosophy that are relevant to the context of Indonesia today? It is found that there are two points that need to be done in order to make classical Islamic philosophy applicable and practical to address contemporary humanity issues: the first is to reconstruct and redefine its structure, and the second to restructure its philosophical building. </em></p><p><em>Abstract:</em><em> Filsafat Islam acapkali hanya bergulat dalam “wilayah yang abstrak”, lantaran ia hanya menjadikan persoalan-persoalan ketuhanan sebagai objek bahasan utamanya, sementara persoalan-persoalan kemanusiaan dan serbuan modernitas yang secara konkret dialami masyarakat diabaikan. Tulisan ini bertujuan untuk mendiskusikan dan menjawab bberapa pertanyaan analitis dengan menggunakan “paradigm ilmu pengetahuna” dari Kuhn. Pertanyaan-pertanyaan itu adalah: Masih relevankah bangunan keilmuan filsafat Islam klasik yang idealistik-teosentris itu digunakan untuk menjawab persoalan-persoalan praksis kemanusiaan yang dihadapi manausia sekarang? Bagaimana sejatinya kita “menyikapi” filsafat Islam klasik itu? Bagaimana “model” filsafat Islam yang relevan dengan konteks Indonesia saat ini? Ditemukan bahwa</em><em> ada dua hal yang perlu dilakukan untuk membuat filsafat Islam klasik lebih aplikabel dan praktis dalam renngka menjawab isu-isu kemanusiaan kontemporer, yaitu:</em><em> pertama, merekonstruksi dan meredefinisi strukturnya, dan kedua, merestrukturisasi bangunan filsafat Islamnya.</em></p>
topic Peripatetik
Teleologi
Al-Hikmah Isyrâqiyah
Al-Hikmah al-Muta’âlliyah
Antroposentris.
url http://ejurnal.iainmataram.ac.id/index.php/ulumuna/article/view/230
work_keys_str_mv AT aksinwijaya menimbangkembaliparadigmafilsafatislamdalambangunankeilmuanislamkontemporer
_version_ 1724758152799322112