Tuberkulosis Milier dan HIV-AIDS dengan Drug-induced Hepatitis

TB milier merupakan komplikasi dari suatu fokus infeksi tuberkulosis yang disebarkan secara hematogen. Gambaran berupa bercak-bercak halus yang umumnya tersebar merata pada seluruh lapangan paru. Pemberian terapi OAT pada pasien TB dengan HIV perlu mendapat perhatian khusus karena selain OAT sendiri...

Full description

Bibliographic Details
Main Authors: Hans Wincen W, Zulkarnain Arsyad, Fauzar Fauzar
Format: Article
Language:English
Published: Universitas Andalas 2018-10-01
Series:Jurnal Kesehatan Andalas
Online Access:http://jurnal.fk.unand.ac.id/index.php/jka/article/view/857
id doaj-6c0c8e8b7fb74a759b00db2433f6bbe7
record_format Article
spelling doaj-6c0c8e8b7fb74a759b00db2433f6bbe72020-11-25T01:31:24ZengUniversitas AndalasJurnal Kesehatan Andalas 2301-74062018-10-0170929510.25077/jka.v7i0.857730Tuberkulosis Milier dan HIV-AIDS dengan Drug-induced HepatitisHans Wincen W0Zulkarnain Arsyad1Fauzar Fauzar2Program Studi Pendidikan Profesi Dokter Spesialis-1 Ilmu Penyakit Dalam FK Unand/RSUP M Djamil PadangSubbagian Pulmonologi Bagian Ilmu Penyakit Dalam FK Unand/RSUP M Djamil PadangSubbagian Pulmonologi Bagian Ilmu Penyakit Dalam FK Unand/RSUP M Djamil PadangTB milier merupakan komplikasi dari suatu fokus infeksi tuberkulosis yang disebarkan secara hematogen. Gambaran berupa bercak-bercak halus yang umumnya tersebar merata pada seluruh lapangan paru. Pemberian terapi OAT pada pasien TB dengan HIV perlu mendapat perhatian khusus karena selain OAT sendiri dapat menimbulkan drug-induced hepatitis, pemberian OAT dengan ARV harus dilakukan secara benar agar tidak timbul efek samping obat pada pasien. Telah dilaporkan suatu kasus seorang laki-laki umur 26 tahun dengan TB Milier-HIV dengan drug-induced hepatitis dirawat di RSUP M Djamil Padang. Pasien dikonsulkan ke Pulmonologi dengan keluhan mata kuning dan urin seperti teh pekat setelah pemberian obat anti tuberkulosis selama 18 hari dan anti retroviral selama 4 hari. Pada pemeriksaan fisik ditemukan sklera yang ikterik, kandidiasis oral, hepatomegali. Dari pemeriksaan laboratorium didapatkan nilai SGPT 137 u/L dan SGOT 84 u/L, bilirubin urin (+), Ig M anti HAV negatif, HBsAg non reaktif, Anti HCV 0,09 (<1), rontgen thorak ditemukan kesan TB milier, USG Abdomen kesan hepatitis. Pada pasien dilakukan penghentian OAT kategori 1, kemudian diberikan terapi hepatoprotektor, streptomisin dan etambutol dengan desensitisasi pemberian INH dan rifampisin. Pasien kemudian mengalami perbaikan secara klinis dan laboratoris setelah terapi desensitisasi.http://jurnal.fk.unand.ac.id/index.php/jka/article/view/857
collection DOAJ
language English
format Article
sources DOAJ
author Hans Wincen W
Zulkarnain Arsyad
Fauzar Fauzar
spellingShingle Hans Wincen W
Zulkarnain Arsyad
Fauzar Fauzar
Tuberkulosis Milier dan HIV-AIDS dengan Drug-induced Hepatitis
Jurnal Kesehatan Andalas
author_facet Hans Wincen W
Zulkarnain Arsyad
Fauzar Fauzar
author_sort Hans Wincen W
title Tuberkulosis Milier dan HIV-AIDS dengan Drug-induced Hepatitis
title_short Tuberkulosis Milier dan HIV-AIDS dengan Drug-induced Hepatitis
title_full Tuberkulosis Milier dan HIV-AIDS dengan Drug-induced Hepatitis
title_fullStr Tuberkulosis Milier dan HIV-AIDS dengan Drug-induced Hepatitis
title_full_unstemmed Tuberkulosis Milier dan HIV-AIDS dengan Drug-induced Hepatitis
title_sort tuberkulosis milier dan hiv-aids dengan drug-induced hepatitis
publisher Universitas Andalas
series Jurnal Kesehatan Andalas
issn 2301-7406
publishDate 2018-10-01
description TB milier merupakan komplikasi dari suatu fokus infeksi tuberkulosis yang disebarkan secara hematogen. Gambaran berupa bercak-bercak halus yang umumnya tersebar merata pada seluruh lapangan paru. Pemberian terapi OAT pada pasien TB dengan HIV perlu mendapat perhatian khusus karena selain OAT sendiri dapat menimbulkan drug-induced hepatitis, pemberian OAT dengan ARV harus dilakukan secara benar agar tidak timbul efek samping obat pada pasien. Telah dilaporkan suatu kasus seorang laki-laki umur 26 tahun dengan TB Milier-HIV dengan drug-induced hepatitis dirawat di RSUP M Djamil Padang. Pasien dikonsulkan ke Pulmonologi dengan keluhan mata kuning dan urin seperti teh pekat setelah pemberian obat anti tuberkulosis selama 18 hari dan anti retroviral selama 4 hari. Pada pemeriksaan fisik ditemukan sklera yang ikterik, kandidiasis oral, hepatomegali. Dari pemeriksaan laboratorium didapatkan nilai SGPT 137 u/L dan SGOT 84 u/L, bilirubin urin (+), Ig M anti HAV negatif, HBsAg non reaktif, Anti HCV 0,09 (<1), rontgen thorak ditemukan kesan TB milier, USG Abdomen kesan hepatitis. Pada pasien dilakukan penghentian OAT kategori 1, kemudian diberikan terapi hepatoprotektor, streptomisin dan etambutol dengan desensitisasi pemberian INH dan rifampisin. Pasien kemudian mengalami perbaikan secara klinis dan laboratoris setelah terapi desensitisasi.
url http://jurnal.fk.unand.ac.id/index.php/jka/article/view/857
work_keys_str_mv AT hanswincenw tuberkulosismilierdanhivaidsdengandruginducedhepatitis
AT zulkarnainarsyad tuberkulosismilierdanhivaidsdengandruginducedhepatitis
AT fauzarfauzar tuberkulosismilierdanhivaidsdengandruginducedhepatitis
_version_ 1725086888334721024