Analisis Pola Perilaku Individual Stage Mahasiswi STAIN Ponorogo

Penelitian sederhana ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menjelaskan tiga hal pokok, (1) pola perilaku mahasiswi STAIN Ponorogo, (2) konsep ke-Tuhanan yang berkaitan dengan aurat dan mahram, dan (3) faktor yang mempengaruhi pola perilaku mahasiswi tersebut. Untuk menjawab permasalah di atas,...

Full description

Bibliographic Details
Main Authors: Muhammad Mukhlas, Elfi Yuliani Rochmah
Format: Article
Language:Arabic
Published: Universitas Darussalam Gontor 2016-01-01
Series:At-Ta'dib
Subjects:
Online Access:https://ejournal.unida.gontor.ac.id/index.php/tadib/article/view/319
Description
Summary:Penelitian sederhana ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menjelaskan tiga hal pokok, (1) pola perilaku mahasiswi STAIN Ponorogo, (2) konsep ke-Tuhanan yang berkaitan dengan aurat dan mahram, dan (3) faktor yang mempengaruhi pola perilaku mahasiswi tersebut. Untuk menjawab permasalah di atas, peneliti menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomonologis. Data dikumpulkan dengan wawancara mendalam, observasi partisipatif, dan dokumentasi. Sedangkan analisis datanya mengacu pada konsep analisis data kualitatif yang diadopsi dari Miles & Hubberman yang meliputi tiga kegiatan reduksi data (data reduction), pemaparan data (data display, dan simpulan/verifikasi (conclusion/verification). Dari hasil analisis data ditemukan bahwa pertama, pola perilaku mahasiswi adalah pola perilaku yang berproses, dibentuk, dan dipelajari melalui interaksi sosial dan nonsosial di lingkungan rumah, sekolah/ pesantren/kampus, maupun masyarakat atas dasar alternatif pilihan yang memberi manfaat bagi diri dan lingkungannya yang dilengkapi perilaku atribusi dengan atau tanpa disertai perilaku insentif sesuai peran yang mereka jalankan sebagai mahasiswi PTAIN. Kedua, konsep keagamaan terkait mahram dan aurat pada tingkat individual stage ada yang bersifat konvensional cenderung modern, yakni perilaku yang didasarkan pada konsep kehidupan modern yang membuat individu lebih nyaman. Pada mereka, dimensi keagamaan ideologis ada yang cukup tinggi dan ada yang sedang, begitu juga dengan dimensi intelektual. Dimensi ritualistik mayoritas tinggi, dimensi konsekuensial rata-rata tergantung kebutuhan, begitu pula dengan dimensi eksperensial. Ketiga, pembentuk perilaku mahasiswi terkait mahram dan ’aurat adalah keteladanan keluarga, keteladanan guru, interaksi sosial, support sahabat dekat, peraturan/kebijakan/budaya sekolah/pesantren tempat mereka menimba ilmu sebelumnya, juga kebijakan kampus, dan ada juga yang disertai dengan pemahaman/pengertian dalam menjalaninya.
ISSN:0216-9142
2503-3514