Produksi Ruang dan Perubahan Pengetahuan pada Masyarakat Sekitar Objek Wisata Waterland
Artikel ini ditulis berdasarkan dua tujuan; pertama adalah untuk mengidentifikasi praktik sosial sebagai bagian dari konsekuensi dari perubahan tata guna lahan, dari pertanian menjadi lokasi wisata Waterland pada sebuah desa di Jawa Timur, Indonesia. Kedua, untuk menganalisis kontestasi antara wacan...
Main Authors: | , , |
---|---|
Format: | Article |
Language: | Indonesian |
Published: |
University of Brawijaya
2019-05-01
|
Series: | Jurnal Kajian Ruang Sosial-Budaya |
Online Access: | https://jkrsb.ub.ac.id/index.php/jkrsb/article/view/66 |
id |
doaj-6819c4b9573e4fce82475096073113bc |
---|---|
record_format |
Article |
spelling |
doaj-6819c4b9573e4fce82475096073113bc2020-11-25T00:27:50ZindUniversity of BrawijayaJurnal Kajian Ruang Sosial-Budaya2597-73262597-73262019-05-0131466447Produksi Ruang dan Perubahan Pengetahuan pada Masyarakat Sekitar Objek Wisata WaterlandIwan Nurhadi0Lutfi Amiruddin1Genta Mahardika Rozalinna2Prodi Sosiologi, UBProdi Sosiologi, UBdosen dan peneliti di Prodi Sosiologi, UBArtikel ini ditulis berdasarkan dua tujuan; pertama adalah untuk mengidentifikasi praktik sosial sebagai bagian dari konsekuensi dari perubahan tata guna lahan, dari pertanian menjadi lokasi wisata Waterland pada sebuah desa di Jawa Timur, Indonesia. Kedua, untuk menganalisis kontestasi antara wacana utama dan wacana tandingan dari dampak proses tersebut. Kami menggunakan konsep Henry Lefebvre tentang produksi ruang untuk menganalisis kontestasi wacana. Dengan menggunakan metode kualitatif studi kasus, kami mendiskusikan beberapa temuan. Kami menyimpulkan bahwa terdapat transformasi ruang; berasal dari produksi ruang absolut, yang merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat yang tidak bergantung pada industry pariwisata, menjadi ruang abstrak yang dilegitimasi melalui wacana keuntungan dari pariwisata bagi investor. Lebih jauh lagi, kontestasi antara wacana dan wacana tandingan terjadi ketika perubahan tata guna lahan tersebut. Hal tersebut terjadi pada proses dominasi wacana oleh elit desa, sedangkan wacana tandingan hanya muncul pada masyarakat bawah. Perubahan tata guna lahan, berkonsekuensi pada kerusakan ekologi, terutama pada sumber daya air karena penggunaannya yang untuk kebutuhan wisata Waterland. Terdapat juga potensi konflik sejak adanya penggunaan air yang menyebabkan kelangkaan sumber daya tersebut. Dalam penelitian ini menunjukkan masyarakat belum siap menerima industri pariwisata.https://jkrsb.ub.ac.id/index.php/jkrsb/article/view/66 |
collection |
DOAJ |
language |
Indonesian |
format |
Article |
sources |
DOAJ |
author |
Iwan Nurhadi Lutfi Amiruddin Genta Mahardika Rozalinna |
spellingShingle |
Iwan Nurhadi Lutfi Amiruddin Genta Mahardika Rozalinna Produksi Ruang dan Perubahan Pengetahuan pada Masyarakat Sekitar Objek Wisata Waterland Jurnal Kajian Ruang Sosial-Budaya |
author_facet |
Iwan Nurhadi Lutfi Amiruddin Genta Mahardika Rozalinna |
author_sort |
Iwan Nurhadi |
title |
Produksi Ruang dan Perubahan Pengetahuan pada Masyarakat Sekitar Objek Wisata Waterland |
title_short |
Produksi Ruang dan Perubahan Pengetahuan pada Masyarakat Sekitar Objek Wisata Waterland |
title_full |
Produksi Ruang dan Perubahan Pengetahuan pada Masyarakat Sekitar Objek Wisata Waterland |
title_fullStr |
Produksi Ruang dan Perubahan Pengetahuan pada Masyarakat Sekitar Objek Wisata Waterland |
title_full_unstemmed |
Produksi Ruang dan Perubahan Pengetahuan pada Masyarakat Sekitar Objek Wisata Waterland |
title_sort |
produksi ruang dan perubahan pengetahuan pada masyarakat sekitar objek wisata waterland |
publisher |
University of Brawijaya |
series |
Jurnal Kajian Ruang Sosial-Budaya |
issn |
2597-7326 2597-7326 |
publishDate |
2019-05-01 |
description |
Artikel ini ditulis berdasarkan dua tujuan; pertama adalah untuk mengidentifikasi praktik sosial sebagai bagian dari konsekuensi dari perubahan tata guna lahan, dari pertanian menjadi lokasi wisata Waterland pada sebuah desa di Jawa Timur, Indonesia. Kedua, untuk menganalisis kontestasi antara wacana utama dan wacana tandingan dari dampak proses tersebut. Kami menggunakan konsep Henry Lefebvre tentang produksi ruang untuk menganalisis kontestasi wacana. Dengan menggunakan metode kualitatif studi kasus, kami mendiskusikan beberapa temuan. Kami menyimpulkan bahwa terdapat transformasi ruang; berasal dari produksi ruang absolut, yang merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat yang tidak bergantung pada industry pariwisata, menjadi ruang abstrak yang dilegitimasi melalui wacana keuntungan dari pariwisata bagi investor. Lebih jauh lagi, kontestasi antara wacana dan wacana tandingan terjadi ketika perubahan tata guna lahan tersebut. Hal tersebut terjadi pada proses dominasi wacana oleh elit desa, sedangkan wacana tandingan hanya muncul pada masyarakat bawah. Perubahan tata guna lahan, berkonsekuensi pada kerusakan ekologi, terutama pada sumber daya air karena penggunaannya yang untuk kebutuhan wisata Waterland. Terdapat juga potensi konflik sejak adanya penggunaan air yang menyebabkan kelangkaan sumber daya tersebut. Dalam penelitian ini menunjukkan masyarakat belum siap menerima industri pariwisata. |
url |
https://jkrsb.ub.ac.id/index.php/jkrsb/article/view/66 |
work_keys_str_mv |
AT iwannurhadi produksiruangdanperubahanpengetahuanpadamasyarakatsekitarobjekwisatawaterland AT lutfiamiruddin produksiruangdanperubahanpengetahuanpadamasyarakatsekitarobjekwisatawaterland AT gentamahardikarozalinna produksiruangdanperubahanpengetahuanpadamasyarakatsekitarobjekwisatawaterland |
_version_ |
1725338215014989824 |