Dimensi Lain Ilmu Nahwu (Kajian Tasawuf terhadap Matan Al-ajurumiyyah)

Tulisan ini berjudul “Dimensi Lain Ilmu Nahwu (Kajian Tasawuf Terhadap Matan Al-Ajurumiyyah)” merupakan sebuah kajian tasawuf terhadap kitab nahwu dasar Matan alAjurumiyyah yang memuat dasar-dasar ilmu nahwu (linguistic bahasa Arab). Kajian ini merupakan kajian pustaka yang bertujuan untuk menemukan...

Full description

Bibliographic Details
Main Author: Sirajun Nasihin
Format: Article
Language:English
Published: STIT Palapa Nusantara 2015-11-01
Series:Palapa: Jurnal Studi Keislaman dan Ilmu Pendidikan
Subjects:
Online Access:https://ejournal.stitpn.ac.id/index.php/palapa/article/view/765
Description
Summary:Tulisan ini berjudul “Dimensi Lain Ilmu Nahwu (Kajian Tasawuf Terhadap Matan Al-Ajurumiyyah)” merupakan sebuah kajian tasawuf terhadap kitab nahwu dasar Matan alAjurumiyyah yang memuat dasar-dasar ilmu nahwu (linguistic bahasa Arab). Kajian ini merupakan kajian pustaka yang bertujuan untuk menemukan pesan-pesan tasawuf yang -menurut hemat penulis - terdapat di dalamnya, baik dari urutan penyajian bab demi bab maupun penggunaan istilah-istilah. Adapun metode pengkajian yang digunakan adalah analisis kata-kata ditinjau dari sisi makna yang kemudian dirangkaikan dengan lainnya yang tentu sekali bersandar pada apa yang telah dilakukan banyak ulama meskipun metode ini jarang sekali ditemukan. Bahkan cara ini ditemukan dalam Sunnah Rasulullah saw. Hasil daripada kajian ini adalah menemukan pesan-pesan tasawuf terutama sekali mengenai perilaku makhluk terhadap sesama maupun terhadap Sang Khaliq yang berawal dari urutan kejadian alam semesta di alam perintah (‘alam al-amri) yang dimulai dengan ucapan atau kalam sampai dunia terendah di alam perilaku/ciptaan (‘alam alkhalqi). Kehidupan dimulai dari “kun” yang berupa perintah “jadilah” dimana perintah ini adalah ucapan/kalam, kemudian terjadilah Perubahan/i'rab dengan semua tanda-tandanya yang harus dikenal/ma'rifat. Penyajian ditutup dengan membuka pintu “nama-nama yang rendah” atau “al-makhfuudlatil asma'i”. Seluruh penyajian dalam kitab ini memberikan kesimpulan bahwa manusia diciptakan oleh Allah swt pada posisi tertinggi/terbaik (ahsani Taqwiim) kemudian dihempaskan ke posisi terendah (asfala saafiliin) kecuali orang-orang yang percaya dan melakukan tindakan positif.
ISSN:2338-2325
2540-9697