Penggunaan Tetes Telinga Serum Autologous dengan Amnion untuk Penutupan Perforasi Membran Timpani
Abstrak Latar Belakang: Gangguan pendengaran atau ketulian mempunyai dampak yang merugikan bagi penderita , keluarga, masyarakat maupun negara. Salah satu penyebab ketulian yang sering dijumpai adalah radang telinga tengah, terutama yang disertai perforasi membran timpani yang menetap. Penutupan...
Main Authors: | , |
---|---|
Format: | Article |
Language: | English |
Published: |
Universitas Andalas
2012-07-01
|
Series: | Jurnal Kesehatan Andalas |
Online Access: | http://jurnal.fk.unand.ac.id/index.php/jka/article/view/8 |
id |
doaj-536dd6d8ef7c4a0c847b57ceec19d897 |
---|---|
record_format |
Article |
collection |
DOAJ |
language |
English |
format |
Article |
sources |
DOAJ |
author |
Hidayatul Fitria Yan Edward |
spellingShingle |
Hidayatul Fitria Yan Edward Penggunaan Tetes Telinga Serum Autologous dengan Amnion untuk Penutupan Perforasi Membran Timpani Jurnal Kesehatan Andalas |
author_facet |
Hidayatul Fitria Yan Edward |
author_sort |
Hidayatul Fitria |
title |
Penggunaan Tetes Telinga Serum Autologous dengan Amnion untuk Penutupan Perforasi Membran Timpani |
title_short |
Penggunaan Tetes Telinga Serum Autologous dengan Amnion untuk Penutupan Perforasi Membran Timpani |
title_full |
Penggunaan Tetes Telinga Serum Autologous dengan Amnion untuk Penutupan Perforasi Membran Timpani |
title_fullStr |
Penggunaan Tetes Telinga Serum Autologous dengan Amnion untuk Penutupan Perforasi Membran Timpani |
title_full_unstemmed |
Penggunaan Tetes Telinga Serum Autologous dengan Amnion untuk Penutupan Perforasi Membran Timpani |
title_sort |
penggunaan tetes telinga serum autologous dengan amnion untuk penutupan perforasi membran timpani |
publisher |
Universitas Andalas |
series |
Jurnal Kesehatan Andalas |
issn |
2301-7406 |
publishDate |
2012-07-01 |
description |
Abstrak
Latar Belakang: Gangguan pendengaran atau ketulian mempunyai dampak yang merugikan bagi penderita
, keluarga, masyarakat maupun negara. Salah satu penyebab ketulian yang sering dijumpai adalah radang telinga
tengah, terutama yang disertai perforasi membran timpani yang menetap. Penutupan perforasi membran timpani
dapat dilakukan dengan operatif dan konservatif. Secara konservatif sudah banyak cara yang dilakukan. Salah
satunya dengan mengkaustik tepi perforasi dengan menggunakan silver nitrat untuk membuat luka baru, kemudian
digunakan amnion sebagai jembatan (bridge) dan faktor regulasi yang terdapat pada tetes telinga serum
autologous. Tujuan: Untuk menjelaskan gambaran penggunaan amnion sebagai jembatan dan tetes telinga serum
autologous sebagai faktor regulasi. Tinjauan pustaka: Penutupan perforasi membran timpani dapat dilakukan
secara konservatif salah satunya dengan menggunakan tetes telinga serum autologous sebagai faktor regulator,
amnion sebagai jembatan dan penggunaan silver nitrat pada tepi perforasi untuk membuat luka baru. Serum
autologous memiliki asselerator pertumbuhan yaitu epidermal growth factor (EGF) , transforming growth factor β1
(TGF- β1) dan fibronektin. Asselerator pertumbuhan ini dapat kita temukan pada penyembuhan membran timpani
normal. Sedangkan membran amnion adalah jaringan semi transparan tipis yang membentuk lapisan terdalam
membran fetus dengan susunan membran basalis yang tebal dan jaringan stroma avaskuler. Membran amnion
mempercepat pembentukan epitel normal dengan menekan pembentukan jaringan fibrosis. Sel epitel amnion
memproduksi faktor pertumbuhan seperti fibroblast growth factor dan transforming growth factor beta. Faktor
pertumbuhan akan membantu komunikasi antara epitel dan sel fibroblast stroma untuk menekan proliferasi dan
diferensiasi jaringan fibrosis. Kesimpulan: Diperlukan tiga elemen pada penutupan perforasi membran timpani
yaitu faktor regulasi, jembatan (bridge) dan membuat luka baru pada tepi perforasi.
Kata kunci: tetes telinga serum autologous, membran amnion, perforasi membran timpani
Abstract
Background: Hearing loss or deafness have an adverse impact on patients, families, communities and
the country. One cause of deafness that often met is middle ear inflammation, especially those with persistent
tympanic membrane perforation. Closure of tympanic membrane perforation can be performed with operative and
conservative. The conservatives have done with a lot of ways. One of them is cauterize edge of perforation by
using silver nitrate to make a new wound, then used the amnion as a bridge and regulatory factors present in
autologous serum eardrops. Objective: To describe the use of amnion as a bridge and autologous serum
eardrops as a regulatory factor. Literature review: Closure of tympanic membrane perforation conservatively can
be done either by using the autologous serum eardrops as a factor regulator, amnion as a bridge and the use of
silver nitrate on the edge of the perforation to create a new wound. Autologous serum have asselator growth of
Epidermal Growth Factor (EGF), Transforming Growth Factor β1 (TGF-β1) and fibronectin. Asselerator growth
factor can be found on normal tympanic membrane healing. While the amniotic membrane is semi-transparant thin
tissue that forms the deepest layer of fetal membranes with formation of a thick basement membrane and tissue
stroma avaskuler. Amniotic membrane accelerate the formation of normal epithelial tissue by pressing the
formation of fibrosis. Amniotic epithelial cells produce growth factors such as fibroblast growth factor and
transforming growth factor beta. Growth factors will help the communication between epithelial and stromal
fibroblast cells to suppress proliferation and differentiation of tissue fibrosis. Conclusion: It takes three elements
on the closure of tympanic membrane perforation factor regulation, bridge and make new cuts on the edge of the
perforation.
Keywords: autologous serum eardrops, amnion membrane, tympanic membrane perforation |
url |
http://jurnal.fk.unand.ac.id/index.php/jka/article/view/8 |
work_keys_str_mv |
AT hidayatulfitria penggunaantetestelingaserumautologousdenganamnionuntukpenutupanperforasimembrantimpani AT yanedward penggunaantetestelingaserumautologousdenganamnionuntukpenutupanperforasimembrantimpani |
_version_ |
1725315567416508416 |
spelling |
doaj-536dd6d8ef7c4a0c847b57ceec19d8972020-11-25T00:33:40ZengUniversitas AndalasJurnal Kesehatan Andalas 2301-74062012-07-01118Penggunaan Tetes Telinga Serum Autologous dengan Amnion untuk Penutupan Perforasi Membran TimpaniHidayatul FitriaYan EdwardAbstrak Latar Belakang: Gangguan pendengaran atau ketulian mempunyai dampak yang merugikan bagi penderita , keluarga, masyarakat maupun negara. Salah satu penyebab ketulian yang sering dijumpai adalah radang telinga tengah, terutama yang disertai perforasi membran timpani yang menetap. Penutupan perforasi membran timpani dapat dilakukan dengan operatif dan konservatif. Secara konservatif sudah banyak cara yang dilakukan. Salah satunya dengan mengkaustik tepi perforasi dengan menggunakan silver nitrat untuk membuat luka baru, kemudian digunakan amnion sebagai jembatan (bridge) dan faktor regulasi yang terdapat pada tetes telinga serum autologous. Tujuan: Untuk menjelaskan gambaran penggunaan amnion sebagai jembatan dan tetes telinga serum autologous sebagai faktor regulasi. Tinjauan pustaka: Penutupan perforasi membran timpani dapat dilakukan secara konservatif salah satunya dengan menggunakan tetes telinga serum autologous sebagai faktor regulator, amnion sebagai jembatan dan penggunaan silver nitrat pada tepi perforasi untuk membuat luka baru. Serum autologous memiliki asselerator pertumbuhan yaitu epidermal growth factor (EGF) , transforming growth factor β1 (TGF- β1) dan fibronektin. Asselerator pertumbuhan ini dapat kita temukan pada penyembuhan membran timpani normal. Sedangkan membran amnion adalah jaringan semi transparan tipis yang membentuk lapisan terdalam membran fetus dengan susunan membran basalis yang tebal dan jaringan stroma avaskuler. Membran amnion mempercepat pembentukan epitel normal dengan menekan pembentukan jaringan fibrosis. Sel epitel amnion memproduksi faktor pertumbuhan seperti fibroblast growth factor dan transforming growth factor beta. Faktor pertumbuhan akan membantu komunikasi antara epitel dan sel fibroblast stroma untuk menekan proliferasi dan diferensiasi jaringan fibrosis. Kesimpulan: Diperlukan tiga elemen pada penutupan perforasi membran timpani yaitu faktor regulasi, jembatan (bridge) dan membuat luka baru pada tepi perforasi. Kata kunci: tetes telinga serum autologous, membran amnion, perforasi membran timpani Abstract Background: Hearing loss or deafness have an adverse impact on patients, families, communities and the country. One cause of deafness that often met is middle ear inflammation, especially those with persistent tympanic membrane perforation. Closure of tympanic membrane perforation can be performed with operative and conservative. The conservatives have done with a lot of ways. One of them is cauterize edge of perforation by using silver nitrate to make a new wound, then used the amnion as a bridge and regulatory factors present in autologous serum eardrops. Objective: To describe the use of amnion as a bridge and autologous serum eardrops as a regulatory factor. Literature review: Closure of tympanic membrane perforation conservatively can be done either by using the autologous serum eardrops as a factor regulator, amnion as a bridge and the use of silver nitrate on the edge of the perforation to create a new wound. Autologous serum have asselator growth of Epidermal Growth Factor (EGF), Transforming Growth Factor β1 (TGF-β1) and fibronectin. Asselerator growth factor can be found on normal tympanic membrane healing. While the amniotic membrane is semi-transparant thin tissue that forms the deepest layer of fetal membranes with formation of a thick basement membrane and tissue stroma avaskuler. Amniotic membrane accelerate the formation of normal epithelial tissue by pressing the formation of fibrosis. Amniotic epithelial cells produce growth factors such as fibroblast growth factor and transforming growth factor beta. Growth factors will help the communication between epithelial and stromal fibroblast cells to suppress proliferation and differentiation of tissue fibrosis. Conclusion: It takes three elements on the closure of tympanic membrane perforation factor regulation, bridge and make new cuts on the edge of the perforation. Keywords: autologous serum eardrops, amnion membrane, tympanic membrane perforationhttp://jurnal.fk.unand.ac.id/index.php/jka/article/view/8 |