TINJAUAN PERKEMBANGAN PERTANIAN JAGUNG DI MADURA DAN ALTERNATIF PENGOLAHAN MENJADI BIOMATERIAL

Penyebaran jagung lokal diperkirakan kurang dari 25% yang mayoritas ditanam di Madura (Jawa Timur), Nusa Tenggara Timur, dan Sulawesi Selatan. Diperkirakan lebih dari 55% kebutuhan jagung dalam negeri digunakan untuk pakan, sedangkan untuk konsumsi pangan hanya sekitar 30%, dan selebihnya untuk kebu...

Full description

Bibliographic Details
Main Author: Achmad Amzeri
Format: Article
Language:English
Published: Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat 2018-04-01
Series:Rekayasa
Subjects:
Online Access:https://journal.trunojoyo.ac.id/rekayasa/article/view/4127
id doaj-52a653b77a0046dbb0a16a899f30b511
record_format Article
spelling doaj-52a653b77a0046dbb0a16a899f30b5112020-11-25T02:10:16ZengLembaga Penelitian dan Pengabdian kepada MasyarakatRekayasa0216-94952502-53252018-04-01111748610.21107/rekayasa.v11i1.41272846TINJAUAN PERKEMBANGAN PERTANIAN JAGUNG DI MADURA DAN ALTERNATIF PENGOLAHAN MENJADI BIOMATERIALAchmad Amzeri0Agroteknologi Fakultas PertanianPenyebaran jagung lokal diperkirakan kurang dari 25% yang mayoritas ditanam di Madura (Jawa Timur), Nusa Tenggara Timur, dan Sulawesi Selatan. Diperkirakan lebih dari 55% kebutuhan jagung dalam negeri digunakan untuk pakan, sedangkan untuk konsumsi pangan hanya sekitar 30%, dan selebihnya untuk kebutuhan industri lainnya dan benih. Dengan demikian, peran jagung sebetulnya sudah berubah lebih sebagai bahan baku industri dibanding sebagai bahan pangan. Luas wilayah yang sangat sesuai untuk budidaya jagung mencapai 70.279,5 ha atau 15,4% dari luas wilayah Madura. Luas wilayah yang sesuai mencapai 211.512,3 ha atau 46,3%. Luas wilayah yang kurang sesuai 161.098,6 ha atau 35,3% dan wilayah yang tidak sesuai untuk budidaya jagung mencapai 13.732,0 ha atau 3% dari luas wilayah Madura. Lahan di Madura sebagian besar (lebih dari 90%) jagung yang dikembangkan untuk pangan adalah jenis lokal, sedangkan di Jawa Timur, selain Madura, telah didominasi (lebih dari 70%) oleh varietas unggul bersari bebas dan hibrida. Budidaya jagung di Madura masih dilaksanakan secara sederhana (tradisonal) yang biasa dilakukan secara turun temurun. Petani masih sulit diajak untuk melakukan perubahan dan menerapkan bercocok tanam yang dapat meningkatkan produksinya, baik mengenai penggunaan varetas unggul, pemakaian pupuk, pemeliharaan tanam maupun jarak tanamnya. Sampai saat ini jenis jagung yang dibudidayakan masih menggunakan varietas lokal yang tingkat produksinya masih rendah. Melihat potensi lahan pertanian untuk jagung di Madura, maka paradigma petani yang memanfaatkan jagung untuk konsumsi (subsisten) harus dirubah pemanfaatannya menjadi jagung untuk industri.https://journal.trunojoyo.ac.id/rekayasa/article/view/4127jagung, madura, industri, varietas unggul
collection DOAJ
language English
format Article
sources DOAJ
author Achmad Amzeri
spellingShingle Achmad Amzeri
TINJAUAN PERKEMBANGAN PERTANIAN JAGUNG DI MADURA DAN ALTERNATIF PENGOLAHAN MENJADI BIOMATERIAL
Rekayasa
jagung, madura, industri, varietas unggul
author_facet Achmad Amzeri
author_sort Achmad Amzeri
title TINJAUAN PERKEMBANGAN PERTANIAN JAGUNG DI MADURA DAN ALTERNATIF PENGOLAHAN MENJADI BIOMATERIAL
title_short TINJAUAN PERKEMBANGAN PERTANIAN JAGUNG DI MADURA DAN ALTERNATIF PENGOLAHAN MENJADI BIOMATERIAL
title_full TINJAUAN PERKEMBANGAN PERTANIAN JAGUNG DI MADURA DAN ALTERNATIF PENGOLAHAN MENJADI BIOMATERIAL
title_fullStr TINJAUAN PERKEMBANGAN PERTANIAN JAGUNG DI MADURA DAN ALTERNATIF PENGOLAHAN MENJADI BIOMATERIAL
title_full_unstemmed TINJAUAN PERKEMBANGAN PERTANIAN JAGUNG DI MADURA DAN ALTERNATIF PENGOLAHAN MENJADI BIOMATERIAL
title_sort tinjauan perkembangan pertanian jagung di madura dan alternatif pengolahan menjadi biomaterial
publisher Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat
series Rekayasa
issn 0216-9495
2502-5325
publishDate 2018-04-01
description Penyebaran jagung lokal diperkirakan kurang dari 25% yang mayoritas ditanam di Madura (Jawa Timur), Nusa Tenggara Timur, dan Sulawesi Selatan. Diperkirakan lebih dari 55% kebutuhan jagung dalam negeri digunakan untuk pakan, sedangkan untuk konsumsi pangan hanya sekitar 30%, dan selebihnya untuk kebutuhan industri lainnya dan benih. Dengan demikian, peran jagung sebetulnya sudah berubah lebih sebagai bahan baku industri dibanding sebagai bahan pangan. Luas wilayah yang sangat sesuai untuk budidaya jagung mencapai 70.279,5 ha atau 15,4% dari luas wilayah Madura. Luas wilayah yang sesuai mencapai 211.512,3 ha atau 46,3%. Luas wilayah yang kurang sesuai 161.098,6 ha atau 35,3% dan wilayah yang tidak sesuai untuk budidaya jagung mencapai 13.732,0 ha atau 3% dari luas wilayah Madura. Lahan di Madura sebagian besar (lebih dari 90%) jagung yang dikembangkan untuk pangan adalah jenis lokal, sedangkan di Jawa Timur, selain Madura, telah didominasi (lebih dari 70%) oleh varietas unggul bersari bebas dan hibrida. Budidaya jagung di Madura masih dilaksanakan secara sederhana (tradisonal) yang biasa dilakukan secara turun temurun. Petani masih sulit diajak untuk melakukan perubahan dan menerapkan bercocok tanam yang dapat meningkatkan produksinya, baik mengenai penggunaan varetas unggul, pemakaian pupuk, pemeliharaan tanam maupun jarak tanamnya. Sampai saat ini jenis jagung yang dibudidayakan masih menggunakan varietas lokal yang tingkat produksinya masih rendah. Melihat potensi lahan pertanian untuk jagung di Madura, maka paradigma petani yang memanfaatkan jagung untuk konsumsi (subsisten) harus dirubah pemanfaatannya menjadi jagung untuk industri.
topic jagung, madura, industri, varietas unggul
url https://journal.trunojoyo.ac.id/rekayasa/article/view/4127
work_keys_str_mv AT achmadamzeri tinjauanperkembanganpertanianjagungdimaduradanalternatifpengolahanmenjadibiomaterial
_version_ 1724919863494836224