KRISIS IDENTITAS DALAM CERPEN A PAIR OF JEANS KARYA QAISRA SHAHRAZ
Multikulturalisme menjadi wacana yang diagung-agungkan di abad 21 karena men-cerminkan kemodernan yang mana pertemuan dan percampuran dua atau lebih kebudayaan dianggap sebagai cerminan masyarakat modern yang terbuka dengan akulturasi. Dewasa ini, multikulturalisme menjadi fenomena yang biasa terjad...
Main Author: | |
---|---|
Format: | Article |
Language: | Indonesian |
Published: |
Universitas Gadjah Mada
2019-07-01
|
Series: | Jurnal Poetika |
Subjects: | |
Online Access: | https://jurnal.ugm.ac.id/poetika/article/view/43500 |
id |
doaj-52552daef0ff413d9e2a190fa350ad11 |
---|---|
record_format |
Article |
spelling |
doaj-52552daef0ff413d9e2a190fa350ad112020-11-25T03:26:38ZindUniversitas Gadjah MadaJurnal Poetika2338-53832503-46422019-07-0171516210.22146/poetika.v7i1.4350024681KRISIS IDENTITAS DALAM CERPEN A PAIR OF JEANS KARYA QAISRA SHAHRAZAyu Fitri Kusumaningrum0Universitas Gadjah MadaMultikulturalisme menjadi wacana yang diagung-agungkan di abad 21 karena men-cerminkan kemodernan yang mana pertemuan dan percampuran dua atau lebih kebudayaan dianggap sebagai cerminan masyarakat modern yang terbuka dengan akulturasi. Dewasa ini, multikulturalisme menjadi fenomena yang biasa terjadi di berbagai belahan dunia karena proses migrasi yang terus berlangsung di berbagai negara, salah satunya Inggris (Britania Raya). Berdasarkan sensus pada tahun 2011, tercatat Inggris menjadi rumah bagi delapan belas kelompok etnis berbeda yang tersebar di seluruh penjuru Inggris dan Pakistan adalah salah satu kelompok etnis tersebut, menduduki peringkat ketiga dengan persentase sebanyak 2% dari total populasi di Inggris. Kedelapan belas kelompok etnis ini pun hidup bersama sehingga kebudayaan mereka bertemu dan bercampur dalam ruang multikulturalisme. Multikulturalisme inilah yang kemudian memicu munculnya krisis identitas. Menggunakan karya sastra kontemporer yang diterbitkan pada abad 21, kajian ini bertujuan untuk mengungkapkan bagaimana krisis identitas tokoh Miriam, seorang perempuan muslim Pakistan yang tinggal di Inggris, digambarkan dalam cerpen “A Pair of Jeans” karya Qaisra Shahraz. Dengan mengaplikasikan metode analisis pascakolonialisme Homi K. Bhabha, kajian ini menemukan bahwa proses hibriditas dan mimikri dalam multikulturalisme dapat menimbulkan ambivalensi yang berupa krisis identitas. Kata Kunci: multikulturalisme; hibriditas; mimikri; ambivalensi; krisis identitas Multiculturalism becomes a glorified discourse in the twenty-first century because it reflects the modernity in which the meeting and mixing of two or more cultures are considered as a reflection of a modern society that is open to acculturation. Today, multiculturalism is a common phenomenon in various parts of the world because of the ongoing process of migration in various countries, one of which is Britain (United Kingdom). According to the 2011 census, it was recorded that Britain was home to eighteen different ethnic groups scattered throughout Britain and Pakistan is one of the ethnic groups, ranking third with 2% of the total population in the UK. These eighteen ethnic groups live together so their cultures meet and are mixed in the space of multiculturalism. This multiculturalism then triggers an identity crisis. Using contemporary literature published in the twenty-first century, this study aims to reveal how Miriam's identity crisis, a Pakistani Muslim woman living in Britain, is described in Qaisra Shahraz’s “A Pair of Jeans”. By applying the method of post-colonialism analysis of Homi K. Bhabha, this study finds that the process of hybridity and mimicry in multiculturalism can lead to ambivalence in the form of identity crisis. Keywords: multiculturalism; hybridity; mimicry; ambivalence; identity crisishttps://jurnal.ugm.ac.id/poetika/article/view/43500multiculturalismhybriditymimicryambivalenceidentity crisis |
collection |
DOAJ |
language |
Indonesian |
format |
Article |
sources |
DOAJ |
author |
Ayu Fitri Kusumaningrum |
spellingShingle |
Ayu Fitri Kusumaningrum KRISIS IDENTITAS DALAM CERPEN A PAIR OF JEANS KARYA QAISRA SHAHRAZ Jurnal Poetika multiculturalism hybridity mimicry ambivalence identity crisis |
author_facet |
Ayu Fitri Kusumaningrum |
author_sort |
Ayu Fitri Kusumaningrum |
title |
KRISIS IDENTITAS DALAM CERPEN A PAIR OF JEANS KARYA QAISRA SHAHRAZ |
title_short |
KRISIS IDENTITAS DALAM CERPEN A PAIR OF JEANS KARYA QAISRA SHAHRAZ |
title_full |
KRISIS IDENTITAS DALAM CERPEN A PAIR OF JEANS KARYA QAISRA SHAHRAZ |
title_fullStr |
KRISIS IDENTITAS DALAM CERPEN A PAIR OF JEANS KARYA QAISRA SHAHRAZ |
title_full_unstemmed |
KRISIS IDENTITAS DALAM CERPEN A PAIR OF JEANS KARYA QAISRA SHAHRAZ |
title_sort |
krisis identitas dalam cerpen a pair of jeans karya qaisra shahraz |
publisher |
Universitas Gadjah Mada |
series |
Jurnal Poetika |
issn |
2338-5383 2503-4642 |
publishDate |
2019-07-01 |
description |
Multikulturalisme menjadi wacana yang diagung-agungkan di abad 21 karena men-cerminkan kemodernan yang mana pertemuan dan percampuran dua atau lebih kebudayaan dianggap sebagai cerminan masyarakat modern yang terbuka dengan akulturasi. Dewasa ini, multikulturalisme menjadi fenomena yang biasa terjadi di berbagai belahan dunia karena proses migrasi yang terus berlangsung di berbagai negara, salah satunya Inggris (Britania Raya). Berdasarkan sensus pada tahun 2011, tercatat Inggris menjadi rumah bagi delapan belas kelompok etnis berbeda yang tersebar di seluruh penjuru Inggris dan Pakistan adalah salah satu kelompok etnis tersebut, menduduki peringkat ketiga dengan persentase sebanyak 2% dari total populasi di Inggris. Kedelapan belas kelompok etnis ini pun hidup bersama sehingga kebudayaan mereka bertemu dan bercampur dalam ruang multikulturalisme. Multikulturalisme inilah yang kemudian memicu munculnya krisis identitas. Menggunakan karya sastra kontemporer yang diterbitkan pada abad 21, kajian ini bertujuan untuk mengungkapkan bagaimana krisis identitas tokoh Miriam, seorang perempuan muslim Pakistan yang tinggal di Inggris, digambarkan dalam cerpen “A Pair of Jeans” karya Qaisra Shahraz. Dengan mengaplikasikan metode analisis pascakolonialisme Homi K. Bhabha, kajian ini menemukan bahwa proses hibriditas dan mimikri dalam multikulturalisme dapat menimbulkan ambivalensi yang berupa krisis identitas.
Kata Kunci: multikulturalisme; hibriditas; mimikri; ambivalensi; krisis identitas
Multiculturalism becomes a glorified discourse in the twenty-first century because it reflects the modernity in which the meeting and mixing of two or more cultures are considered as a reflection of a modern society that is open to acculturation. Today, multiculturalism is a common phenomenon in various parts of the world because of the ongoing process of migration in various countries, one of which is Britain (United Kingdom). According to the 2011 census, it was recorded that Britain was home to eighteen different ethnic groups scattered throughout Britain and Pakistan is one of the ethnic groups, ranking third with 2% of the total population in the UK. These eighteen ethnic groups live together so their cultures meet and are mixed in the space of multiculturalism. This multiculturalism then triggers an identity crisis. Using contemporary literature published in the twenty-first century, this study aims to reveal how Miriam's identity crisis, a Pakistani Muslim woman living in Britain, is described in Qaisra Shahraz’s “A Pair of Jeans”. By applying the method of post-colonialism analysis of Homi K. Bhabha, this study finds that the process of hybridity and mimicry in multiculturalism can lead to ambivalence in the form of identity crisis.
Keywords: multiculturalism; hybridity; mimicry; ambivalence; identity crisis |
topic |
multiculturalism hybridity mimicry ambivalence identity crisis |
url |
https://jurnal.ugm.ac.id/poetika/article/view/43500 |
work_keys_str_mv |
AT ayufitrikusumaningrum krisisidentitasdalamcerpenapairofjeanskaryaqaisrashahraz |
_version_ |
1724591653833932800 |