KABA: CERITA KLASIK YANG MENGANDUNG KEKELIRUAN DENGAN TOLOK UKUR ABS-SBK

Abstrak   Kaba: Cerita Klasik Yang Mengandung Kekeliruan dengan Tolok Ukur ABS-SBK. Kajian ini menyajikan Kaba, sebuah cerita rakyat di masyarakat Minangkabau yang sudah ditulis dalam bentuk buku. Kaba biasanya disampaikan oleh seorang pencerita dengan diiringi musik sebagai pengantar. Banyak cerit...

Full description

Bibliographic Details
Main Author: Musril Zahari
Format: Article
Language:English
Published: Universitas Pendidikan Indonesia 2016-08-01
Series:Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra
Online Access:http://ejournal.upi.edu/index.php/BS_JPBSP/article/view/3612
id doaj-50d8f1168d924fba8402e1bbfc7c231b
record_format Article
spelling doaj-50d8f1168d924fba8402e1bbfc7c231b2020-11-25T01:35:50ZengUniversitas Pendidikan IndonesiaJurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra1412-07122527-83122016-08-0112110.17509/bs_jpbsp.v12i1.36122845KABA: CERITA KLASIK YANG MENGANDUNG KEKELIRUAN DENGAN TOLOK UKUR ABS-SBKMusril ZahariAbstrak   Kaba: Cerita Klasik Yang Mengandung Kekeliruan dengan Tolok Ukur ABS-SBK. Kajian ini menyajikan Kaba, sebuah cerita rakyat di masyarakat Minangkabau yang sudah ditulis dalam bentuk buku. Kaba biasanya disampaikan oleh seorang pencerita dengan diiringi musik sebagai pengantar. Banyak cerita kaba yang masih diakui dan dikenal keberadaannya di masyarakat Minangkabau, namun dalam kajian ini hanya disajikan dua cerita kaba: (1) Magek Manandin dan (2) Anggun Nan Tongga. Latar kedua cerita tersebut berisi larangan perjudian dengan mengikuti ketentuan ajaran Islam. Dalam Anggun Nan Tongga dikisahkan tentang syirik (menyekutukan Allah) yang dikecam dalam Islam. Kisah ini tidak dikenal baik karena bertentangan dengan filsafat hidup masyarakat Minangkabau: adat atau tradisi berdasarkan hukum Islam, hukum Islam berdasarkan Al-Quran, Hukum Islam memandu adat atau tradisi. Filosofi ini menjadi kesepakatan masyarakat Minangkabau dan dilarang diubah hingga kapan pun. Sayangnya, dalam kedua cerita Kaba ini, kisah tentang perjudian dan keyirikan dianggap sebagai sebuah kebenaran meskipun dalam beberapa ayat Al-Quran dijelaskan sebagai sebuah pelanggaran (penyimpangan).   Kata Kunci: kaba, adat, syarak, Minangkabau, syirik, perjudian   Abstract   Kaba: Deviations of Oral Classic Story with ABS-SBK Rules. This study discusses kaba, the oral classic story in Minangkabau society that has been written as the book. The kaba is usually told by the story tellers accompanied by he music instruments. Many kabas exist in the Minangkabau community, but in this study I only discuss two kabas (1) Magek Manandin and (2) Anggun Nan Tongga. Based on both kabas, I found that the gambling forbidden by Islam as if allowable. Within Anggun Nan Tongga, there are many discourses which are syirik (do worship other than Allah) that is slammed by Islam. These discourses should have not existed because they oppose to the philosophy of life in Minangkabau: custom/tradition founded upon Islamic law, Islamic law is founded upon the Qur’an, Islamic law dictates customs/traditions. This philosophy as the agreement among Minangkabau people is forbidden to change forever. Ufortunately, in these two kabas, the discourses about the gambling and kesyirikan are regarded as if he truth even though so many verses in the Al-Quran explain about these deviations.   Keywords: kaba, custom, syarak, Minangkabau, syirik, gamblinghttp://ejournal.upi.edu/index.php/BS_JPBSP/article/view/3612
collection DOAJ
language English
format Article
sources DOAJ
author Musril Zahari
spellingShingle Musril Zahari
KABA: CERITA KLASIK YANG MENGANDUNG KEKELIRUAN DENGAN TOLOK UKUR ABS-SBK
Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra
author_facet Musril Zahari
author_sort Musril Zahari
title KABA: CERITA KLASIK YANG MENGANDUNG KEKELIRUAN DENGAN TOLOK UKUR ABS-SBK
title_short KABA: CERITA KLASIK YANG MENGANDUNG KEKELIRUAN DENGAN TOLOK UKUR ABS-SBK
title_full KABA: CERITA KLASIK YANG MENGANDUNG KEKELIRUAN DENGAN TOLOK UKUR ABS-SBK
title_fullStr KABA: CERITA KLASIK YANG MENGANDUNG KEKELIRUAN DENGAN TOLOK UKUR ABS-SBK
title_full_unstemmed KABA: CERITA KLASIK YANG MENGANDUNG KEKELIRUAN DENGAN TOLOK UKUR ABS-SBK
title_sort kaba: cerita klasik yang mengandung kekeliruan dengan tolok ukur abs-sbk
publisher Universitas Pendidikan Indonesia
series Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra
issn 1412-0712
2527-8312
publishDate 2016-08-01
description Abstrak   Kaba: Cerita Klasik Yang Mengandung Kekeliruan dengan Tolok Ukur ABS-SBK. Kajian ini menyajikan Kaba, sebuah cerita rakyat di masyarakat Minangkabau yang sudah ditulis dalam bentuk buku. Kaba biasanya disampaikan oleh seorang pencerita dengan diiringi musik sebagai pengantar. Banyak cerita kaba yang masih diakui dan dikenal keberadaannya di masyarakat Minangkabau, namun dalam kajian ini hanya disajikan dua cerita kaba: (1) Magek Manandin dan (2) Anggun Nan Tongga. Latar kedua cerita tersebut berisi larangan perjudian dengan mengikuti ketentuan ajaran Islam. Dalam Anggun Nan Tongga dikisahkan tentang syirik (menyekutukan Allah) yang dikecam dalam Islam. Kisah ini tidak dikenal baik karena bertentangan dengan filsafat hidup masyarakat Minangkabau: adat atau tradisi berdasarkan hukum Islam, hukum Islam berdasarkan Al-Quran, Hukum Islam memandu adat atau tradisi. Filosofi ini menjadi kesepakatan masyarakat Minangkabau dan dilarang diubah hingga kapan pun. Sayangnya, dalam kedua cerita Kaba ini, kisah tentang perjudian dan keyirikan dianggap sebagai sebuah kebenaran meskipun dalam beberapa ayat Al-Quran dijelaskan sebagai sebuah pelanggaran (penyimpangan).   Kata Kunci: kaba, adat, syarak, Minangkabau, syirik, perjudian   Abstract   Kaba: Deviations of Oral Classic Story with ABS-SBK Rules. This study discusses kaba, the oral classic story in Minangkabau society that has been written as the book. The kaba is usually told by the story tellers accompanied by he music instruments. Many kabas exist in the Minangkabau community, but in this study I only discuss two kabas (1) Magek Manandin and (2) Anggun Nan Tongga. Based on both kabas, I found that the gambling forbidden by Islam as if allowable. Within Anggun Nan Tongga, there are many discourses which are syirik (do worship other than Allah) that is slammed by Islam. These discourses should have not existed because they oppose to the philosophy of life in Minangkabau: custom/tradition founded upon Islamic law, Islamic law is founded upon the Qur’an, Islamic law dictates customs/traditions. This philosophy as the agreement among Minangkabau people is forbidden to change forever. Ufortunately, in these two kabas, the discourses about the gambling and kesyirikan are regarded as if he truth even though so many verses in the Al-Quran explain about these deviations.   Keywords: kaba, custom, syarak, Minangkabau, syirik, gambling
url http://ejournal.upi.edu/index.php/BS_JPBSP/article/view/3612
work_keys_str_mv AT musrilzahari kabaceritaklasikyangmengandungkekeliruandengantolokukurabssbk
_version_ 1725065963482644480