UPAYA PENERAPAN NILAI-NILAI ADAT DAN SYARAK DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NAGARI

Abstract Minangkabau nagari (local state resembling village) serve as the lowest level of administration in the Indonesian government as well as the basis for the implementation and preservation of traditional values based on Islamic sharia. Nagari is not only led by Wali Nagari as the formal leade...

Full description

Bibliographic Details
Main Author: Ahmad Kosasih
Format: Article
Language:English
Published: Universitas Negeri Padang 2014-12-01
Series:Humanus: Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu Humaniora
Online Access:http://ejournal.unp.ac.id/index.php/humanus/article/view/4030
id doaj-50c780885a494f2e9b8c01b5c1925f67
record_format Article
spelling doaj-50c780885a494f2e9b8c01b5c1925f672020-11-24T22:00:39ZengUniversitas Negeri PadangHumanus: Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu Humaniora1410-80622528-39362014-12-0112210711910.24036/jh.v12i2.40303402UPAYA PENERAPAN NILAI-NILAI ADAT DAN SYARAK DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NAGARIAhmad KosasihAbstract Minangkabau nagari (local state resembling village) serve as the lowest level of administration in the Indonesian government as well as the basis for the implementation and preservation of traditional values based on Islamic sharia. Nagari is not only led by Wali Nagari as the formal leader but also balanced by Tungku Tigo Sajarangan—a term for three leaders in the society; Niniak Mamak, Alim Ulama, and Cadiak Pandai—and Bundo Kanduang as the social leader. Each element has to cooperate and contribute according to their tasks to achieve the goal of wealthy, prosperous, secure, and peaceful Nagari community. Those functions will work well if each leader understands, comprehends, and implements the cultural and religious values as mentioned in Minangkabau catchphrase “Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah.” Key words: Nagari, Tungku Tigo Sajarangan, Bundo Kanduang, culture, Syarak Abstrak Nagari di Minangkabau selain berfungsi sebagai pusat pemerintahan terendah dalam wilayah Republik Idonesia juga merupakan basis penanaman dan pelestarian nilai-nilai adat dan  syarak. Kepemimpinan Nagari tidak hanya dilaksanakan oleh Wali Nagari dan perangkat-peangkatnya sebagai pimpinan formal tapi juga oleh forum Tigo Tungku Sajarangan (Niniak Mamak, Alim Ulama dan Cadiak Pandai) ditambah dengan unsur-unsur Bundo Kanduang sebagai pimpinan sosial. Masing-masing unsur harus saling bekerjasama dan bahu membahu sesuai fungsinya untuk mewujudkan cita-cita menuju kehidupan masyarakat Nagari yang makmur, sejahtera, aman, damai dan sentosa. Fungsi-fungsi tersebut akan dapat berjalan dengan baik dan lancar apabila masing-masing unsur memahami, menghayati dan mengamalkan nilai-nilai adat dan syari’at Islam seperti tertuang dalam ungkapan “Adat Basandi Syarak- Syarak Basandi Kitabullah.   Kata kunci: Nagari, Tungku Tigo Sajarangan, Bundo Kanduang, Adat, Syarakhttp://ejournal.unp.ac.id/index.php/humanus/article/view/4030
collection DOAJ
language English
format Article
sources DOAJ
author Ahmad Kosasih
spellingShingle Ahmad Kosasih
UPAYA PENERAPAN NILAI-NILAI ADAT DAN SYARAK DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NAGARI
Humanus: Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu Humaniora
author_facet Ahmad Kosasih
author_sort Ahmad Kosasih
title UPAYA PENERAPAN NILAI-NILAI ADAT DAN SYARAK DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NAGARI
title_short UPAYA PENERAPAN NILAI-NILAI ADAT DAN SYARAK DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NAGARI
title_full UPAYA PENERAPAN NILAI-NILAI ADAT DAN SYARAK DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NAGARI
title_fullStr UPAYA PENERAPAN NILAI-NILAI ADAT DAN SYARAK DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NAGARI
title_full_unstemmed UPAYA PENERAPAN NILAI-NILAI ADAT DAN SYARAK DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NAGARI
title_sort upaya penerapan nilai-nilai adat dan syarak dalam penyelenggaraan pemerintahan nagari
publisher Universitas Negeri Padang
series Humanus: Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu Humaniora
issn 1410-8062
2528-3936
publishDate 2014-12-01
description Abstract Minangkabau nagari (local state resembling village) serve as the lowest level of administration in the Indonesian government as well as the basis for the implementation and preservation of traditional values based on Islamic sharia. Nagari is not only led by Wali Nagari as the formal leader but also balanced by Tungku Tigo Sajarangan—a term for three leaders in the society; Niniak Mamak, Alim Ulama, and Cadiak Pandai—and Bundo Kanduang as the social leader. Each element has to cooperate and contribute according to their tasks to achieve the goal of wealthy, prosperous, secure, and peaceful Nagari community. Those functions will work well if each leader understands, comprehends, and implements the cultural and religious values as mentioned in Minangkabau catchphrase “Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah.” Key words: Nagari, Tungku Tigo Sajarangan, Bundo Kanduang, culture, Syarak Abstrak Nagari di Minangkabau selain berfungsi sebagai pusat pemerintahan terendah dalam wilayah Republik Idonesia juga merupakan basis penanaman dan pelestarian nilai-nilai adat dan  syarak. Kepemimpinan Nagari tidak hanya dilaksanakan oleh Wali Nagari dan perangkat-peangkatnya sebagai pimpinan formal tapi juga oleh forum Tigo Tungku Sajarangan (Niniak Mamak, Alim Ulama dan Cadiak Pandai) ditambah dengan unsur-unsur Bundo Kanduang sebagai pimpinan sosial. Masing-masing unsur harus saling bekerjasama dan bahu membahu sesuai fungsinya untuk mewujudkan cita-cita menuju kehidupan masyarakat Nagari yang makmur, sejahtera, aman, damai dan sentosa. Fungsi-fungsi tersebut akan dapat berjalan dengan baik dan lancar apabila masing-masing unsur memahami, menghayati dan mengamalkan nilai-nilai adat dan syari’at Islam seperti tertuang dalam ungkapan “Adat Basandi Syarak- Syarak Basandi Kitabullah.   Kata kunci: Nagari, Tungku Tigo Sajarangan, Bundo Kanduang, Adat, Syarak
url http://ejournal.unp.ac.id/index.php/humanus/article/view/4030
work_keys_str_mv AT ahmadkosasih upayapenerapannilainilaiadatdansyarakdalampenyelenggaraanpemerintahannagari
_version_ 1725843473928552448