Analisis Indeks Kekeringan Meteorologis di Bagian Utara Kabupaten Lumajang

Kekeringan merupakan salah satu masalah yang memiliki dampak terbesar dari seluruh bencana alam di dunia. Kekeringan terjadi akibat berkurangnya ketersediaan air sehingga berdampak pada kebutuhan sumber daya air, sektor pertanian dan lingkungan. Saat musim kemarau di Kabupaten Lumajang bagian utara...

Full description

Bibliographic Details
Main Authors: Radiah Ulil Absari, Gusfan Halik, Wiwik Yunarni Widiarti
Format: Article
Language:English
Published: Universitas Muhammadiyah Yogyakarta 2021-05-01
Series:Semesta Teknika
Subjects:
spi
Online Access:https://journal.umy.ac.id/index.php/st/article/view/11089
id doaj-4e29e13b7fa64c86951a98eb8dd1df8c
record_format Article
spelling doaj-4e29e13b7fa64c86951a98eb8dd1df8c2021-09-14T04:45:38ZengUniversitas Muhammadiyah YogyakartaSemesta Teknika1411-061X2502-54812021-05-0124110.18196/st.v24i1.110895304Analisis Indeks Kekeringan Meteorologis di Bagian Utara Kabupaten LumajangRadiah Ulil Absari0Gusfan Halik1Wiwik Yunarni Widiarti2Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas JemberProgram Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas JemberProgram Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas JemberKekeringan merupakan salah satu masalah yang memiliki dampak terbesar dari seluruh bencana alam di dunia. Kekeringan terjadi akibat berkurangnya ketersediaan air sehingga berdampak pada kebutuhan sumber daya air, sektor pertanian dan lingkungan. Saat musim kemarau di Kabupaten Lumajang bagian utara seringkali mengalami kekurangan air bersih khususnya pada saat musim kemarau. Hal ini yang menjadi dasar penelitian ini untuk memitigasi kekeringan yang terjadi di Kabupaten Lumajang bagian utara. Metode yang digunakan adalah Standardized Precipitation Index (SPI) dimana data masukannya adalah data curah hujan dari tahun 2000 hingga 2019. Hasil dari perhitungan indeks kekeringan diolah untuk mendapatkan peta sebaran kekeringan pada 6 tahun terakhir. Hasil dari studi ini menunjukan bahwa SPI-12 memiliki kesesuaian dengan data dropping air bersih sehingga nilai indeks kekeringan SPI-12 digunakan untuk mendapatkan peta sebarannya. Pada perhitungan SPI-12, kekeringan tertinggi terjadi pada bulan September 2018 dengan nilai -1,89 (sangat kering) dan hasil sebaran kekeringan pada tahun 2018 didominasi oleh status sangat kering dan hanya sebagian kecil mengalami kondisi kering.https://journal.umy.ac.id/index.php/st/article/view/11089spikekeringan meteorologiskekeringan
collection DOAJ
language English
format Article
sources DOAJ
author Radiah Ulil Absari
Gusfan Halik
Wiwik Yunarni Widiarti
spellingShingle Radiah Ulil Absari
Gusfan Halik
Wiwik Yunarni Widiarti
Analisis Indeks Kekeringan Meteorologis di Bagian Utara Kabupaten Lumajang
Semesta Teknika
spi
kekeringan meteorologis
kekeringan
author_facet Radiah Ulil Absari
Gusfan Halik
Wiwik Yunarni Widiarti
author_sort Radiah Ulil Absari
title Analisis Indeks Kekeringan Meteorologis di Bagian Utara Kabupaten Lumajang
title_short Analisis Indeks Kekeringan Meteorologis di Bagian Utara Kabupaten Lumajang
title_full Analisis Indeks Kekeringan Meteorologis di Bagian Utara Kabupaten Lumajang
title_fullStr Analisis Indeks Kekeringan Meteorologis di Bagian Utara Kabupaten Lumajang
title_full_unstemmed Analisis Indeks Kekeringan Meteorologis di Bagian Utara Kabupaten Lumajang
title_sort analisis indeks kekeringan meteorologis di bagian utara kabupaten lumajang
publisher Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
series Semesta Teknika
issn 1411-061X
2502-5481
publishDate 2021-05-01
description Kekeringan merupakan salah satu masalah yang memiliki dampak terbesar dari seluruh bencana alam di dunia. Kekeringan terjadi akibat berkurangnya ketersediaan air sehingga berdampak pada kebutuhan sumber daya air, sektor pertanian dan lingkungan. Saat musim kemarau di Kabupaten Lumajang bagian utara seringkali mengalami kekurangan air bersih khususnya pada saat musim kemarau. Hal ini yang menjadi dasar penelitian ini untuk memitigasi kekeringan yang terjadi di Kabupaten Lumajang bagian utara. Metode yang digunakan adalah Standardized Precipitation Index (SPI) dimana data masukannya adalah data curah hujan dari tahun 2000 hingga 2019. Hasil dari perhitungan indeks kekeringan diolah untuk mendapatkan peta sebaran kekeringan pada 6 tahun terakhir. Hasil dari studi ini menunjukan bahwa SPI-12 memiliki kesesuaian dengan data dropping air bersih sehingga nilai indeks kekeringan SPI-12 digunakan untuk mendapatkan peta sebarannya. Pada perhitungan SPI-12, kekeringan tertinggi terjadi pada bulan September 2018 dengan nilai -1,89 (sangat kering) dan hasil sebaran kekeringan pada tahun 2018 didominasi oleh status sangat kering dan hanya sebagian kecil mengalami kondisi kering.
topic spi
kekeringan meteorologis
kekeringan
url https://journal.umy.ac.id/index.php/st/article/view/11089
work_keys_str_mv AT radiahulilabsari analisisindekskekeringanmeteorologisdibagianutarakabupatenlumajang
AT gusfanhalik analisisindekskekeringanmeteorologisdibagianutarakabupatenlumajang
AT wiwikyunarniwidiarti analisisindekskekeringanmeteorologisdibagianutarakabupatenlumajang
_version_ 1717380124567928832