Produksi Crude Selulase dari Limbah Kayu Mahoni Menggunakan Phanerochaete chrysosporium

Limbah kayu mahoni dapat dikategorikan sebagai limbah lignoselulosa yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan biofuel, seperti bioetanol. Selulosa pada limbah kayu mahoni dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku produksi crude selulase dengan bantuan kapang Phanerochaete chrysosporium. Crude...

Full description

Bibliographic Details
Main Authors: Sri Rulianah, Christyfani Sindhuwati, Prayitno Prayitno
Format: Article
Language:English
Published: Politeknik Negeri Malang 2019-04-01
Series:Jurnal Teknik Kimia dan Lingkungan
Subjects:
Online Access:http://jtkl.polinema.ac.id/index.php/jtkl/article/view/86
Description
Summary:Limbah kayu mahoni dapat dikategorikan sebagai limbah lignoselulosa yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan biofuel, seperti bioetanol. Selulosa pada limbah kayu mahoni dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku produksi crude selulase dengan bantuan kapang Phanerochaete chrysosporium. Crude selulase yang dihasilkan memiliki nilai ekonomis yang tinggi dan dapat dimanfaatkan dalam berbagai bidang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh waktu fermentasi dan penambahan konsentrasi  serbuk kayu mahoni terhadap aktivitas crude selulase, dan untuk mengetahui kondisi operasi terbaik sehingga diperoleh crude selulase dengan aktivitas yang tertinggi. Produksi crude selulase dari limbah kayu mahoni melalui beberapa tahapan yaitu, size reduction, peremajaan dan pembuatan inokulum kapang Phanerocheate chrysosporium, produksi crude selulase dan uji aktivitas selulase dengan metode DNS. Variabel berubah pada penelitian ini adalah % penambahan serbuk kayu mahoni pada media pembuatan crude selulase yaitu 5%, 6% dan 7%, dan waktu inkubasi pembuatan crude selulase yaitu 9, 11, 13, 15 dan 17 hari. Hasil penelitian menunjukkan, semakin lama waktu fermentasi, dan semakin tinggi jumlah penambahan serbuk kayu mahoni, maka aktivitas selulase yang dihasilkan semakin tinggi. Kondisi operasi terbaik diperoleh pada waktu inkubasi selama 17 hari, dan  jumlah penambahan serbuk kayu mahoni 7% , diperoleh aktivitas crude selulase sebesar 39,034 U/ml. Mahogany waste can be categorized as lignocelluloses waste which can be used as raw material of  biofuel such as bioethanol. Cellulose in mahogany can also be utilized as crude cellulose raw material with the help of Phanerochaete chrysosporium. Crude selulase produced has high economic value and can be utilized in many sectors. This research is aim to determine the effect of fermentation time and the addition of mahogany concentration on crude cellulase activity, and to determine the best operating conditions. Crude cellulase production from waste of mahogany through several steps, those are size reduction, rejuvenation and inoculum production of Phanerocheate chrysosporium, crude cellulase production and activity test with DNS method. The variable in this experiment was the precentage of mahogany powder added on crude cellulase production media which was 5%, 6% and 7%, and incubation time of crude cellulase production which were 9, 11, 13, 15 and 17 days. The experiment shows that the highest cellulase activity was at concentration of mahogany powder of 7% with incubation time of 17days as 39,034 U/ml.
ISSN:2579-8537
2579-9746