Proses Memaafkan dalam Konteks Agama Islam pada Remaja yang Orang Tuanya Bercerai
Memaafkan adalah perubahan prososial yang dialami terhadap pelaku, meliputi penurunan motivasi menghindari kontak pribadi dan psikologis, penurunan motivasi membalas dendam, dan peningkatan motivasi kebajikan terhadap pelaku. Empat fase proses memaafkan meliputi; uncovering, decision, work, dan deep...
Main Authors: | , |
---|---|
Format: | Article |
Language: | Indonesian |
Published: |
Airlangga University Press
2020-11-01
|
Series: | Insan |
Subjects: | |
Online Access: | https://e-journal.unair.ac.id/JPKM/article/view/9874 |
id |
doaj-4c61406740474eb39411882653eee398 |
---|---|
record_format |
Article |
spelling |
doaj-4c61406740474eb39411882653eee3982020-11-25T04:06:05ZindAirlangga University PressInsan2528-01042528-51812020-11-01528811110.20473/jpkm.V5I22020.88-11111075Proses Memaafkan dalam Konteks Agama Islam pada Remaja yang Orang Tuanya BerceraiAriadne Ayuningtyas Trianggono0Danny Irawan Yatim1Universitas Katolik Indonesia Atma JayaUniversitas Katolik Indonesia Atma JayaMemaafkan adalah perubahan prososial yang dialami terhadap pelaku, meliputi penurunan motivasi menghindari kontak pribadi dan psikologis, penurunan motivasi membalas dendam, dan peningkatan motivasi kebajikan terhadap pelaku. Empat fase proses memaafkan meliputi; uncovering, decision, work, dan deepening. Remaja tengah (usia 15-18 tahun) berada pada tahap 3 perkembangan memaafkan, yaitu expectational forgiveness. Penelitian bertujuan menggambarkan proses memaafkan dalam konteks Islam pada remaja yang orang tuanya bercerai, menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain fenomenologi dengan wawancara semi-terstruktur. Partisipan yang diambil adalah tiga remaja usia tengah, laki-laki, orang tuanya bercerai, beragama Islam, dan menyalahkan ayah. Hasil penelitian ini menunjukkan agama Islam berkontribusi terhadap proses memaafkan yang dilakukan partisipan. Kemudian, pengalaman menyakitkan yang perlu dimaafkan remaja berkaitan dengan apa yang dilakukan oleh ayah sebelum atau setelah perceraian. Dari proses tersebut, ketersediaan memaafkan ketiga remaja menunjukkan tahap 4 perkembangan; lawfully expectational forgiveness. Selanjutnya, proses memaafkan remaja cukup berkaitan dengan kualitas hubungan dengan ayah.https://e-journal.unair.ac.id/JPKM/article/view/9874adolescencechildrendivorceforgivingislam |
collection |
DOAJ |
language |
Indonesian |
format |
Article |
sources |
DOAJ |
author |
Ariadne Ayuningtyas Trianggono Danny Irawan Yatim |
spellingShingle |
Ariadne Ayuningtyas Trianggono Danny Irawan Yatim Proses Memaafkan dalam Konteks Agama Islam pada Remaja yang Orang Tuanya Bercerai Insan adolescence children divorce forgiving islam |
author_facet |
Ariadne Ayuningtyas Trianggono Danny Irawan Yatim |
author_sort |
Ariadne Ayuningtyas Trianggono |
title |
Proses Memaafkan dalam Konteks Agama Islam pada Remaja yang Orang Tuanya Bercerai |
title_short |
Proses Memaafkan dalam Konteks Agama Islam pada Remaja yang Orang Tuanya Bercerai |
title_full |
Proses Memaafkan dalam Konteks Agama Islam pada Remaja yang Orang Tuanya Bercerai |
title_fullStr |
Proses Memaafkan dalam Konteks Agama Islam pada Remaja yang Orang Tuanya Bercerai |
title_full_unstemmed |
Proses Memaafkan dalam Konteks Agama Islam pada Remaja yang Orang Tuanya Bercerai |
title_sort |
proses memaafkan dalam konteks agama islam pada remaja yang orang tuanya bercerai |
publisher |
Airlangga University Press |
series |
Insan |
issn |
2528-0104 2528-5181 |
publishDate |
2020-11-01 |
description |
Memaafkan adalah perubahan prososial yang dialami terhadap pelaku, meliputi penurunan motivasi menghindari kontak pribadi dan psikologis, penurunan motivasi membalas dendam, dan peningkatan motivasi kebajikan terhadap pelaku. Empat fase proses memaafkan meliputi; uncovering, decision, work, dan deepening. Remaja tengah (usia 15-18 tahun) berada pada tahap 3 perkembangan memaafkan, yaitu expectational forgiveness. Penelitian bertujuan menggambarkan proses memaafkan dalam konteks Islam pada remaja yang orang tuanya bercerai, menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain fenomenologi dengan wawancara semi-terstruktur. Partisipan yang diambil adalah tiga remaja usia tengah, laki-laki, orang tuanya bercerai, beragama Islam, dan menyalahkan ayah. Hasil penelitian ini menunjukkan agama Islam berkontribusi terhadap proses memaafkan yang dilakukan partisipan. Kemudian, pengalaman menyakitkan yang perlu dimaafkan remaja berkaitan dengan apa yang dilakukan oleh ayah sebelum atau setelah perceraian. Dari proses tersebut, ketersediaan memaafkan ketiga remaja menunjukkan tahap 4 perkembangan; lawfully expectational forgiveness. Selanjutnya, proses memaafkan remaja cukup berkaitan dengan kualitas hubungan dengan ayah. |
topic |
adolescence children divorce forgiving islam |
url |
https://e-journal.unair.ac.id/JPKM/article/view/9874 |
work_keys_str_mv |
AT ariadneayuningtyastrianggono prosesmemaafkandalamkonteksagamaislampadaremajayangorangtuanyabercerai AT dannyirawanyatim prosesmemaafkandalamkonteksagamaislampadaremajayangorangtuanyabercerai |
_version_ |
1724432443053703168 |