Studi Perubahan Garis Pantai Berdasarkan Interpretasi Citra Satelit Landsat dan Perhitungan Rasio Lahan di Wilayah Pesisir Indramayu Jawa Barat

ABSTRAK Wilayah pesisir sebagai kawasan peralihan yang menghubungkan ekosistem darat dan ekosistem laut, sangat rentan terhadap kerusakan dan perubahan yang diakibatkan oleh berbagai aktifitas manusia di darat maupun di laut. Kabupaten Indramayu merupakan salah satu wilayah di Pesisir Utara Jawa Bar...

Full description

Bibliographic Details
Main Authors: Thonas Indra Maryanto, Wiwin Windupranata, Samsul Bachri
Format: Article
Language:English
Published: Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) Institut Teknologi Nasional Bandung 2018-05-01
Series:Rekayasa Hijau: Jurnal Teknologi Ramah Lingkungan
Online Access:https://ejurnal.itenas.ac.id/index.php/rekayasahijau/article/view/1332
id doaj-49f684e74e854459a25d0bc15a6a246f
record_format Article
spelling doaj-49f684e74e854459a25d0bc15a6a246f2021-07-15T11:24:11ZengLembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) Institut Teknologi Nasional BandungRekayasa Hijau: Jurnal Teknologi Ramah Lingkungan2550-10702579-42642018-05-011110.26760/jrh.v1i1.13321301Studi Perubahan Garis Pantai Berdasarkan Interpretasi Citra Satelit Landsat dan Perhitungan Rasio Lahan di Wilayah Pesisir Indramayu Jawa BaratThonas Indra Maryanto0Wiwin Windupranata1Samsul Bachri2Jurusan Teknik Geodesi, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, ITENAS, BandungJurusan Teknik Geodesi dan Geomatika, Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian, ITB- BandungJurusan Teknik Geodesi dan Geomatika, Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian, ITB- BandungABSTRAK Wilayah pesisir sebagai kawasan peralihan yang menghubungkan ekosistem darat dan ekosistem laut, sangat rentan terhadap kerusakan dan perubahan yang diakibatkan oleh berbagai aktifitas manusia di darat maupun di laut. Kabupaten Indramayu merupakan salah satu wilayah di Pesisir Utara Jawa Barat yang mengalami kerusakan paling parah diantara seluruh kabupaten di wilayah pesisir Utara Jawa Barat serta memiliki penggunaan lahan pesisir yang cukup lengkap mulai dari pemukiman, persawahan, tambak, dan industri (PLTU dan MIGAS)..Besarnya perubahan garis pantai yang meliputi abrasi dan sedimentasi diturunkan dari data citra satelit Landsat wilayah pesisir Kabupaten Indramayu tahun 1994-2009 dengan metode komposit RGB 4, 5, 7 dan Metode AGSO kemudian dilakukan proses digitasi.. Luas abrasi di 11 Kecamatan Pesisir Indramayu dari tahun 1994 – 2009 sebesar 3900,41 Ha dengan laju abrasi rata-rata sebesar 23,64 Ha/ tahun dan Luas sedimentasi sebesar 650,29 Ha dengan laju sedimentasi rata-rata sebesar 4,81 Ha/tahun. Hasil perhitungan regresi terhadap rasio lahan penduduk untuk tahun 2015 sebesar 0,07 Ha/ jiwa dan menurun pada tahun 2025 menjadi 0,05 Ha/jiwa .Rasio lahan petani untuk tahun 2015 sebesar 0,66 Ha/petani dan menurun menjadi 0,55 Ha/petani di tahun 2025. Kata Kunci : Pesisir indramayu, citra satelit, abrasi dan sedimentasi, Rasio lahan ABSTRACT Coastal areas as a transitional region connecting the land ecosystems and marine ecosystems, are vulnerable to damage and changes caused by various human activities on land and at sea. Indramayu regency is one of the areas in the North Coast of West Java is the most severely damaged among all districts in the northern coast of West Java and has a coastal land use complete enough from residential areas, wet rice fields, ponds, and industrial (power plant and Gas). The number of change in coastal line include erosion and sedimentation derived from Landsat satellite image data coastal areas of Indramayu district in 1994-2009 with the composite method RGB 4, 5, 7 and methods AGSO then do the digitization process. The extent of abrasion in 11 districts of the coastal Indramayu from 1994 - 2009 are 3900.41 hectares with average abrasion rate of 23.64 ha / year and sedimentation area of 650.29 hectares with an average sedimentation rate of 4.81 ha / year. Results of regression calculations to land ratio for the 2015 population of 0.07 ha / life and decreased in 2025 to 0.05 hectares /life .Rasio farmers' fields for 2015 of 0.66 ha / farmer and decreased to 0.55 Ha / farmers in 2025. Keywords: Coastal area of indramayu, satellite imagery, erosion and sedimentation, land Ratiohttps://ejurnal.itenas.ac.id/index.php/rekayasahijau/article/view/1332
collection DOAJ
language English
format Article
sources DOAJ
author Thonas Indra Maryanto
Wiwin Windupranata
Samsul Bachri
spellingShingle Thonas Indra Maryanto
Wiwin Windupranata
Samsul Bachri
Studi Perubahan Garis Pantai Berdasarkan Interpretasi Citra Satelit Landsat dan Perhitungan Rasio Lahan di Wilayah Pesisir Indramayu Jawa Barat
Rekayasa Hijau: Jurnal Teknologi Ramah Lingkungan
author_facet Thonas Indra Maryanto
Wiwin Windupranata
Samsul Bachri
author_sort Thonas Indra Maryanto
title Studi Perubahan Garis Pantai Berdasarkan Interpretasi Citra Satelit Landsat dan Perhitungan Rasio Lahan di Wilayah Pesisir Indramayu Jawa Barat
title_short Studi Perubahan Garis Pantai Berdasarkan Interpretasi Citra Satelit Landsat dan Perhitungan Rasio Lahan di Wilayah Pesisir Indramayu Jawa Barat
title_full Studi Perubahan Garis Pantai Berdasarkan Interpretasi Citra Satelit Landsat dan Perhitungan Rasio Lahan di Wilayah Pesisir Indramayu Jawa Barat
title_fullStr Studi Perubahan Garis Pantai Berdasarkan Interpretasi Citra Satelit Landsat dan Perhitungan Rasio Lahan di Wilayah Pesisir Indramayu Jawa Barat
title_full_unstemmed Studi Perubahan Garis Pantai Berdasarkan Interpretasi Citra Satelit Landsat dan Perhitungan Rasio Lahan di Wilayah Pesisir Indramayu Jawa Barat
title_sort studi perubahan garis pantai berdasarkan interpretasi citra satelit landsat dan perhitungan rasio lahan di wilayah pesisir indramayu jawa barat
publisher Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) Institut Teknologi Nasional Bandung
series Rekayasa Hijau: Jurnal Teknologi Ramah Lingkungan
issn 2550-1070
2579-4264
publishDate 2018-05-01
description ABSTRAK Wilayah pesisir sebagai kawasan peralihan yang menghubungkan ekosistem darat dan ekosistem laut, sangat rentan terhadap kerusakan dan perubahan yang diakibatkan oleh berbagai aktifitas manusia di darat maupun di laut. Kabupaten Indramayu merupakan salah satu wilayah di Pesisir Utara Jawa Barat yang mengalami kerusakan paling parah diantara seluruh kabupaten di wilayah pesisir Utara Jawa Barat serta memiliki penggunaan lahan pesisir yang cukup lengkap mulai dari pemukiman, persawahan, tambak, dan industri (PLTU dan MIGAS)..Besarnya perubahan garis pantai yang meliputi abrasi dan sedimentasi diturunkan dari data citra satelit Landsat wilayah pesisir Kabupaten Indramayu tahun 1994-2009 dengan metode komposit RGB 4, 5, 7 dan Metode AGSO kemudian dilakukan proses digitasi.. Luas abrasi di 11 Kecamatan Pesisir Indramayu dari tahun 1994 – 2009 sebesar 3900,41 Ha dengan laju abrasi rata-rata sebesar 23,64 Ha/ tahun dan Luas sedimentasi sebesar 650,29 Ha dengan laju sedimentasi rata-rata sebesar 4,81 Ha/tahun. Hasil perhitungan regresi terhadap rasio lahan penduduk untuk tahun 2015 sebesar 0,07 Ha/ jiwa dan menurun pada tahun 2025 menjadi 0,05 Ha/jiwa .Rasio lahan petani untuk tahun 2015 sebesar 0,66 Ha/petani dan menurun menjadi 0,55 Ha/petani di tahun 2025. Kata Kunci : Pesisir indramayu, citra satelit, abrasi dan sedimentasi, Rasio lahan ABSTRACT Coastal areas as a transitional region connecting the land ecosystems and marine ecosystems, are vulnerable to damage and changes caused by various human activities on land and at sea. Indramayu regency is one of the areas in the North Coast of West Java is the most severely damaged among all districts in the northern coast of West Java and has a coastal land use complete enough from residential areas, wet rice fields, ponds, and industrial (power plant and Gas). The number of change in coastal line include erosion and sedimentation derived from Landsat satellite image data coastal areas of Indramayu district in 1994-2009 with the composite method RGB 4, 5, 7 and methods AGSO then do the digitization process. The extent of abrasion in 11 districts of the coastal Indramayu from 1994 - 2009 are 3900.41 hectares with average abrasion rate of 23.64 ha / year and sedimentation area of 650.29 hectares with an average sedimentation rate of 4.81 ha / year. Results of regression calculations to land ratio for the 2015 population of 0.07 ha / life and decreased in 2025 to 0.05 hectares /life .Rasio farmers' fields for 2015 of 0.66 ha / farmer and decreased to 0.55 Ha / farmers in 2025. Keywords: Coastal area of indramayu, satellite imagery, erosion and sedimentation, land Ratio
url https://ejurnal.itenas.ac.id/index.php/rekayasahijau/article/view/1332
work_keys_str_mv AT thonasindramaryanto studiperubahangarispantaiberdasarkaninterpretasicitrasatelitlandsatdanperhitunganrasiolahandiwilayahpesisirindramayujawabarat
AT wiwinwindupranata studiperubahangarispantaiberdasarkaninterpretasicitrasatelitlandsatdanperhitunganrasiolahandiwilayahpesisirindramayujawabarat
AT samsulbachri studiperubahangarispantaiberdasarkaninterpretasicitrasatelitlandsatdanperhitunganrasiolahandiwilayahpesisirindramayujawabarat
_version_ 1721301029125881856