Formula Glorifikasi Pemimpin Dalam Hikayat Banjar

Dalam penciptaan teks sastra kuno Melayu, narator tidak terlepas dari formula-formula sebagai gawai untuk menata sistem kebahasaan dengan gaya-gaya retoris tertentu. Formula-formula penceritaan tersebut merupakan salah satu ciri-ciri adanya jejak tradisi lisan yang ditemukan di dalam naskah tertulis...

Full description

Bibliographic Details
Main Author: Diyah Prilly Upartini
Format: Article
Language:English
Published: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa 2020-12-01
Series:Jentera: Jurnal Kajian Sastra
Subjects:
Online Access:https://ojs.badanbahasa.kemdikbud.go.id/jurnal/index.php/jentera/article/view/2829
id doaj-49d1a3c97d14440da81fbe41e413e453
record_format Article
spelling doaj-49d1a3c97d14440da81fbe41e413e4532021-07-01T04:16:44ZengBadan Pengembangan dan Pembinaan BahasaJentera: Jurnal Kajian Sastra2089-29262579-81382020-12-019210.26499/jentera.v9i2.28291222Formula Glorifikasi Pemimpin Dalam Hikayat BanjarDiyah Prilly UpartiniDalam penciptaan teks sastra kuno Melayu, narator tidak terlepas dari formula-formula sebagai gawai untuk menata sistem kebahasaan dengan gaya-gaya retoris tertentu. Formula-formula penceritaan tersebut merupakan salah satu ciri-ciri adanya jejak tradisi lisan yang ditemukan di dalam naskah tertulis. Hal ini juga terjadi pada penciptaan teks Hikayat Banjar (HB). Sebagai salah satu naskah kanon yang berasal dari kerajaan di Kalimantan, di dalam masyarakat Banjar yang memiliki tradisi lisan yang masih berkembang hingga saat ini, HB memiliki formula-formula khusus dalam penceritaannya yang kemungkinan besar merupakan rekaman jejak sastra lisan masyarakat Banjar. Makalah ini berusaha menjelaskan mengenai formula-formula yang digunakan di dalam HB, khususnya formula yang digunakan untuk mengglorifikasikan pemimpin yang dikisahkan di dalamnya. Elemen-elemen yang berkaitan dengan raja atau pemimpin dikisahkan dengan sarana-sarana retorika seperti enumerasi, paralelisme, dan repetisi, baik repetisi dalam jajaran kata, frase, klausa hingga repetisi dalam bentuk wacana. Penggunaan sarana retorika tersebut untuk menekankan betapa dominan dan istimewanya raja yang digambarkan di dalam teks HB.https://ojs.badanbahasa.kemdikbud.go.id/jurnal/index.php/jentera/article/view/2829teori kelisananformulasastra klasiksarana retorikaglorifikasi pemimpin
collection DOAJ
language English
format Article
sources DOAJ
author Diyah Prilly Upartini
spellingShingle Diyah Prilly Upartini
Formula Glorifikasi Pemimpin Dalam Hikayat Banjar
Jentera: Jurnal Kajian Sastra
teori kelisanan
formula
sastra klasik
sarana retorika
glorifikasi pemimpin
author_facet Diyah Prilly Upartini
author_sort Diyah Prilly Upartini
title Formula Glorifikasi Pemimpin Dalam Hikayat Banjar
title_short Formula Glorifikasi Pemimpin Dalam Hikayat Banjar
title_full Formula Glorifikasi Pemimpin Dalam Hikayat Banjar
title_fullStr Formula Glorifikasi Pemimpin Dalam Hikayat Banjar
title_full_unstemmed Formula Glorifikasi Pemimpin Dalam Hikayat Banjar
title_sort formula glorifikasi pemimpin dalam hikayat banjar
publisher Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa
series Jentera: Jurnal Kajian Sastra
issn 2089-2926
2579-8138
publishDate 2020-12-01
description Dalam penciptaan teks sastra kuno Melayu, narator tidak terlepas dari formula-formula sebagai gawai untuk menata sistem kebahasaan dengan gaya-gaya retoris tertentu. Formula-formula penceritaan tersebut merupakan salah satu ciri-ciri adanya jejak tradisi lisan yang ditemukan di dalam naskah tertulis. Hal ini juga terjadi pada penciptaan teks Hikayat Banjar (HB). Sebagai salah satu naskah kanon yang berasal dari kerajaan di Kalimantan, di dalam masyarakat Banjar yang memiliki tradisi lisan yang masih berkembang hingga saat ini, HB memiliki formula-formula khusus dalam penceritaannya yang kemungkinan besar merupakan rekaman jejak sastra lisan masyarakat Banjar. Makalah ini berusaha menjelaskan mengenai formula-formula yang digunakan di dalam HB, khususnya formula yang digunakan untuk mengglorifikasikan pemimpin yang dikisahkan di dalamnya. Elemen-elemen yang berkaitan dengan raja atau pemimpin dikisahkan dengan sarana-sarana retorika seperti enumerasi, paralelisme, dan repetisi, baik repetisi dalam jajaran kata, frase, klausa hingga repetisi dalam bentuk wacana. Penggunaan sarana retorika tersebut untuk menekankan betapa dominan dan istimewanya raja yang digambarkan di dalam teks HB.
topic teori kelisanan
formula
sastra klasik
sarana retorika
glorifikasi pemimpin
url https://ojs.badanbahasa.kemdikbud.go.id/jurnal/index.php/jentera/article/view/2829
work_keys_str_mv AT diyahprillyupartini formulaglorifikasipemimpindalamhikayatbanjar
_version_ 1721347493176803328