Pengaruh Islam dalam Kesenian Setrek di Magelang
Setrek adalah jenis kesenian tradisional terbangan atau slawatan yang berfungsi sebagai media dakwah agama Islam. Sebagai jenis kesenian tradisional slawatan, perpaduan unsur-unsur estetis seni yang bernafaskan Islam dengan unsur-unsur estetis kesenian rakyat tradisional merupakan akulturasi budaya...
Main Author: | |
---|---|
Format: | Article |
Language: | English |
Published: |
Institut Seni Indonesia Yogyakarta
2011-06-01
|
Series: | Resital: Jurnal Seni Pertunjukan |
Online Access: | http://journal.isi.ac.id/index.php/resital/article/view/452 |
id |
doaj-48f5ad21e3f9493589257338833d1c19 |
---|---|
record_format |
Article |
collection |
DOAJ |
language |
English |
format |
Article |
sources |
DOAJ |
author |
Langen Bronto Sutrisno |
spellingShingle |
Langen Bronto Sutrisno Pengaruh Islam dalam Kesenian Setrek di Magelang Resital: Jurnal Seni Pertunjukan |
author_facet |
Langen Bronto Sutrisno |
author_sort |
Langen Bronto Sutrisno |
title |
Pengaruh Islam dalam Kesenian Setrek di Magelang |
title_short |
Pengaruh Islam dalam Kesenian Setrek di Magelang |
title_full |
Pengaruh Islam dalam Kesenian Setrek di Magelang |
title_fullStr |
Pengaruh Islam dalam Kesenian Setrek di Magelang |
title_full_unstemmed |
Pengaruh Islam dalam Kesenian Setrek di Magelang |
title_sort |
pengaruh islam dalam kesenian setrek di magelang |
publisher |
Institut Seni Indonesia Yogyakarta |
series |
Resital: Jurnal Seni Pertunjukan |
issn |
2085-9910 2338-6770 |
publishDate |
2011-06-01 |
description |
Setrek adalah jenis kesenian tradisional terbangan atau slawatan yang berfungsi sebagai media dakwah agama
Islam. Sebagai jenis kesenian tradisional slawatan, perpaduan unsur-unsur estetis seni yang bernafaskan Islam
dengan unsur-unsur estetis kesenian rakyat tradisional merupakan akulturasi budaya yang mencerminkan bentuk
kreativitas lokal. Pengaruh seni Islam tidak dimaksudkan untuk merubah wujud keseluruhan koreografi nya, tetapi
lebih merupakan formalitas nilai Islam dalam wajah kesenian tradisional untuk tujuan dakwah. Oleh karena itu
bentuk penyajiannya tetap dalam format tradisi dengan sedikit sentuhan nafas Islam. Misalnya penyajian gerak tari
hampir tidak dijumpai nafas Islam kecuali gerak takbiratul ihram Allohu Akbar, tokoh Kyai Ba’in yang merupakan
refresentasi seorang ulama dengan tata busana khas Islam, iringan diberi nafas Islam dengan syair-syair kitab Al
Barjanzi dilengkapi instrumen terbang dan jidor mewakili musik Islam. Nafas Islam sebenarnya lebih merupakan
legalitas spirit Islam dalam kesenian setrek dengan harapan semua pemain dan penonton dapat mengamalkan agama
Islam dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu media dakwah dapat dilihat dalam setiap ungkapan nilainilai
ajaran Islam berkait dengan Tuhan Allah SWT dan Rosul-Nya Nabi Muhammad SAW. Dengan demikian
setiap gerak dan musik iringan atau syair dalam kesenian setrek harus dijiwai nilai-nilai ajaran Islam. Ikon-ikon
demikian penting untuk dipahami agar mereka dapat selamat hidup di dunia dan di akhirat. Kehadiran agama Islam
dalam nafas perkembangan kesenian setrek tampak memperkaya penampilannya, sehingga kehadiran kesenian ini
dalam kehidupan masyarakat semakin menumbuhkan kualitas dalam beragama Islam, meskipun disadari sisa-sisa
kepercayaan kuno masih mewarnai kesenian setrek, seperti atraksi ndas-ndasan yang berupa atraksi mengimitasi
binatang. Variasi atraksi arak-arakan ndas-ndasan dengan mengelilingi dusun bertujuan untuk mengusir pengaruh
roh-roh jahat.
Keywords: setrek, kesenian Islam, slawatan.
ABSTRACT
Islam infl uence on Setrek art in Magelang. Setrek is a type of traditional terbangan art or slawatan (Islamic
song) that serves as a medium for preaching Islam. As a kind of traditional slawatan art, it seems to blend Islamic aesthetic
elements with aesthetic traditional elements which become a form of cultural acculturation refl ecting the local creativity.
The infl uence of Islamic art is not intended to change the overall form of the choreography, but the Islamic elements are
more of Islamic value formality in the form of traditional arts for the purpose of preaching Islam religion. Therefore, the
form of presentation remains in the format of Islamic tradition. For example, the presentation of dance movement hardly
fi nds Islam infl uence except takbiratul ihram Allohu Akbar, KyaiBa’in as the representation of Islam priest wearing typical
Islamic outfi t; the music is also Islamic with given poems from Al Barjanzi’s book equipped with terbang and jidor. Islam
infl uence is actually more of a Islamic spirit legacy in setrek art with the hope that all the players and audience can practice
Islam in their daily lives. Therefore, the preaching media of Islam can be seen in any expression of Islamic values in relation
to Allah SWT and His diciplesNabi Muhammad SAW. Thus every movement and musical accompaniment or poem in
setrek art should be imbued the values of Islam. Icons, thus, are important to understand so that the people can live safely
in this world and in the hereafter. The presence of Islam in the breath of the setrek artistic development looks enriching its
performance, so the presence of this art among the people living in Kedungan III improves the quality of embracing Islam,
although there are the remnants of ancient beliefs which still characterize setrek art, such as ndas-ndasan attraction in the
form of imitating animal . Variations in ndas-ndasan attraction parade around the village aims to expel the infl uence of
evil spirits.
Keywords: setrek, Islam music, slawatan. |
url |
http://journal.isi.ac.id/index.php/resital/article/view/452 |
work_keys_str_mv |
AT langenbrontosutrisno pengaruhislamdalamkeseniansetrekdimagelang |
_version_ |
1725167488767885312 |
spelling |
doaj-48f5ad21e3f9493589257338833d1c192020-11-25T01:12:16ZengInstitut Seni Indonesia YogyakartaResital: Jurnal Seni Pertunjukan2085-99102338-67702011-06-0112110.24821/resital.v12i1.452366Pengaruh Islam dalam Kesenian Setrek di MagelangLangen Bronto Sutrisno0Prodi Seni Rupa Universitas Pendidikan Ganesya. Jalan Ahmad Yani No. 67 Singaraja, Bali, 81116. HP: 0818 0260 1572Setrek adalah jenis kesenian tradisional terbangan atau slawatan yang berfungsi sebagai media dakwah agama Islam. Sebagai jenis kesenian tradisional slawatan, perpaduan unsur-unsur estetis seni yang bernafaskan Islam dengan unsur-unsur estetis kesenian rakyat tradisional merupakan akulturasi budaya yang mencerminkan bentuk kreativitas lokal. Pengaruh seni Islam tidak dimaksudkan untuk merubah wujud keseluruhan koreografi nya, tetapi lebih merupakan formalitas nilai Islam dalam wajah kesenian tradisional untuk tujuan dakwah. Oleh karena itu bentuk penyajiannya tetap dalam format tradisi dengan sedikit sentuhan nafas Islam. Misalnya penyajian gerak tari hampir tidak dijumpai nafas Islam kecuali gerak takbiratul ihram Allohu Akbar, tokoh Kyai Ba’in yang merupakan refresentasi seorang ulama dengan tata busana khas Islam, iringan diberi nafas Islam dengan syair-syair kitab Al Barjanzi dilengkapi instrumen terbang dan jidor mewakili musik Islam. Nafas Islam sebenarnya lebih merupakan legalitas spirit Islam dalam kesenian setrek dengan harapan semua pemain dan penonton dapat mengamalkan agama Islam dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu media dakwah dapat dilihat dalam setiap ungkapan nilainilai ajaran Islam berkait dengan Tuhan Allah SWT dan Rosul-Nya Nabi Muhammad SAW. Dengan demikian setiap gerak dan musik iringan atau syair dalam kesenian setrek harus dijiwai nilai-nilai ajaran Islam. Ikon-ikon demikian penting untuk dipahami agar mereka dapat selamat hidup di dunia dan di akhirat. Kehadiran agama Islam dalam nafas perkembangan kesenian setrek tampak memperkaya penampilannya, sehingga kehadiran kesenian ini dalam kehidupan masyarakat semakin menumbuhkan kualitas dalam beragama Islam, meskipun disadari sisa-sisa kepercayaan kuno masih mewarnai kesenian setrek, seperti atraksi ndas-ndasan yang berupa atraksi mengimitasi binatang. Variasi atraksi arak-arakan ndas-ndasan dengan mengelilingi dusun bertujuan untuk mengusir pengaruh roh-roh jahat. Keywords: setrek, kesenian Islam, slawatan. ABSTRACT Islam infl uence on Setrek art in Magelang. Setrek is a type of traditional terbangan art or slawatan (Islamic song) that serves as a medium for preaching Islam. As a kind of traditional slawatan art, it seems to blend Islamic aesthetic elements with aesthetic traditional elements which become a form of cultural acculturation refl ecting the local creativity. The infl uence of Islamic art is not intended to change the overall form of the choreography, but the Islamic elements are more of Islamic value formality in the form of traditional arts for the purpose of preaching Islam religion. Therefore, the form of presentation remains in the format of Islamic tradition. For example, the presentation of dance movement hardly fi nds Islam infl uence except takbiratul ihram Allohu Akbar, KyaiBa’in as the representation of Islam priest wearing typical Islamic outfi t; the music is also Islamic with given poems from Al Barjanzi’s book equipped with terbang and jidor. Islam infl uence is actually more of a Islamic spirit legacy in setrek art with the hope that all the players and audience can practice Islam in their daily lives. Therefore, the preaching media of Islam can be seen in any expression of Islamic values in relation to Allah SWT and His diciplesNabi Muhammad SAW. Thus every movement and musical accompaniment or poem in setrek art should be imbued the values of Islam. Icons, thus, are important to understand so that the people can live safely in this world and in the hereafter. The presence of Islam in the breath of the setrek artistic development looks enriching its performance, so the presence of this art among the people living in Kedungan III improves the quality of embracing Islam, although there are the remnants of ancient beliefs which still characterize setrek art, such as ndas-ndasan attraction in the form of imitating animal . Variations in ndas-ndasan attraction parade around the village aims to expel the infl uence of evil spirits. Keywords: setrek, Islam music, slawatan.http://journal.isi.ac.id/index.php/resital/article/view/452 |