PANDANGAN MOHAMMED ARKOUN DAN SAYYED HOSSEIN NASR TENTANG TRADISI DAN MODERNITAS DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMIKIRAN HUKUM ISLAM
Tulisan ini mengurai pemikiran Mohammed Arkoun dan Sayyed Hossein Nasr tentang tradisi dan modernitas. Arkoun memahami tradisi sebagai wujud profan dan relatif yang terbentuk dalam kerangka ruang-waktu tertentu, sedangkan Nasr memahaminya sebagai wujud sakral dan transenden sebagai manifestasi ilahi...
Main Author: | |
---|---|
Format: | Article |
Language: | Indonesian |
Published: |
LP3M Sekolah Tinggi Agama Islam Ngawi
2014-09-01
|
Series: | Al-Mabsut |
Subjects: | |
Online Access: | http://ejournal.iaingawi.ac.id/index.php/almabsut/article/view/78 |
id |
doaj-46093ea7f1114e35bc49882df6a846b7 |
---|---|
record_format |
Article |
spelling |
doaj-46093ea7f1114e35bc49882df6a846b72020-11-24T23:15:39ZindLP3M Sekolah Tinggi Agama Islam NgawiAl-Mabsut2089-34262502-213X2014-09-0182153160PANDANGAN MOHAMMED ARKOUN DAN SAYYED HOSSEIN NASR TENTANG TRADISI DAN MODERNITAS DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMIKIRAN HUKUM ISLAMMahsun Mahsun0STAI NGAWITulisan ini mengurai pemikiran Mohammed Arkoun dan Sayyed Hossein Nasr tentang tradisi dan modernitas. Arkoun memahami tradisi sebagai wujud profan dan relatif yang terbentuk dalam kerangka ruang-waktu tertentu, sedangkan Nasr memahaminya sebagai wujud sakral dan transenden sebagai manifestasi ilahi dalam jagat raya kesejarahan umat manusia. Implikasinya terhadap pemikiran hukum Islam adalah kemungkinan visionable dari pemikiran tradisi Arkoun dan resistensi dari pemikiran tradisi Nasr. Kritisisme Arkoun yang menganggap al-Qur’an sebagai yang profan dan dalam batas-batas tertentu qabil an-niqas, karena sebagai human contruction, dan pandangan utamanya yang menyatakan bahwa segala wujud tradisi sebagai produk sejarah, akan memungkinkan diri untuk mengadopsi pemikiran-pemikiran dan metode-metode baru tanpa sama sekali menggugat, untuk dipatrik ke dalam sistem metodologi hukum Islam. Implikasi ini akan mengantarkan pada pentingnya pendekatan a unified approach to shari’ah and social inference, yang berusaha menjembatani dan memadukan pendekatan tekstual (normatif) dan pendekatan kontekstual (sosial) secara simultan dalam penemuan hukum Islam. Kemungkinan implikasi ini akan nampak berbeda dalam perspektif konservativisme dan tradisionalisme Nasr atas tradisi yang akan membawa pada kepongahan orientasi kajian hukum yang hanya terfokus pada law in book dari pada law in action. Hal inilah yang dalam pandangan NJ. Coulson yang telah melahirkan konflik dan ketegangan baru antara teori dan praktek dalam sejarah hukum Islam. Kata kunci: tradisi, modernitas, dan hukum Islamhttp://ejournal.iaingawi.ac.id/index.php/almabsut/article/view/78Tradisi, Modernitas, Pemikiran Hukum Islam |
collection |
DOAJ |
language |
Indonesian |
format |
Article |
sources |
DOAJ |
author |
Mahsun Mahsun |
spellingShingle |
Mahsun Mahsun PANDANGAN MOHAMMED ARKOUN DAN SAYYED HOSSEIN NASR TENTANG TRADISI DAN MODERNITAS DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMIKIRAN HUKUM ISLAM Al-Mabsut Tradisi, Modernitas, Pemikiran Hukum Islam |
author_facet |
Mahsun Mahsun |
author_sort |
Mahsun Mahsun |
title |
PANDANGAN MOHAMMED ARKOUN DAN SAYYED HOSSEIN NASR TENTANG TRADISI DAN MODERNITAS DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMIKIRAN HUKUM ISLAM |
title_short |
PANDANGAN MOHAMMED ARKOUN DAN SAYYED HOSSEIN NASR TENTANG TRADISI DAN MODERNITAS DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMIKIRAN HUKUM ISLAM |
title_full |
PANDANGAN MOHAMMED ARKOUN DAN SAYYED HOSSEIN NASR TENTANG TRADISI DAN MODERNITAS DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMIKIRAN HUKUM ISLAM |
title_fullStr |
PANDANGAN MOHAMMED ARKOUN DAN SAYYED HOSSEIN NASR TENTANG TRADISI DAN MODERNITAS DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMIKIRAN HUKUM ISLAM |
title_full_unstemmed |
PANDANGAN MOHAMMED ARKOUN DAN SAYYED HOSSEIN NASR TENTANG TRADISI DAN MODERNITAS DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMIKIRAN HUKUM ISLAM |
title_sort |
pandangan mohammed arkoun dan sayyed hossein nasr tentang tradisi dan modernitas dan implikasinya terhadap pemikiran hukum islam |
publisher |
LP3M Sekolah Tinggi Agama Islam Ngawi |
series |
Al-Mabsut |
issn |
2089-3426 2502-213X |
publishDate |
2014-09-01 |
description |
Tulisan ini mengurai pemikiran Mohammed Arkoun dan Sayyed Hossein Nasr tentang tradisi dan modernitas. Arkoun memahami tradisi sebagai wujud profan dan relatif yang terbentuk dalam kerangka ruang-waktu tertentu, sedangkan Nasr memahaminya sebagai wujud sakral dan transenden sebagai manifestasi ilahi dalam jagat raya kesejarahan umat manusia. Implikasinya terhadap pemikiran hukum Islam adalah kemungkinan visionable dari pemikiran tradisi Arkoun dan resistensi dari pemikiran tradisi Nasr. Kritisisme Arkoun yang menganggap al-Qur’an sebagai yang profan dan dalam batas-batas tertentu qabil an-niqas, karena sebagai human contruction, dan pandangan utamanya yang menyatakan bahwa segala wujud tradisi sebagai produk sejarah, akan memungkinkan diri untuk mengadopsi pemikiran-pemikiran dan metode-metode baru tanpa sama sekali menggugat, untuk dipatrik ke dalam sistem metodologi hukum Islam. Implikasi ini akan mengantarkan pada pentingnya pendekatan a unified approach to shari’ah and social inference, yang berusaha menjembatani dan memadukan pendekatan tekstual (normatif) dan pendekatan kontekstual (sosial) secara simultan dalam penemuan hukum Islam. Kemungkinan implikasi ini akan nampak berbeda dalam perspektif konservativisme dan tradisionalisme Nasr atas tradisi yang akan membawa pada kepongahan orientasi kajian hukum yang hanya terfokus pada law in book dari pada law in action. Hal inilah yang dalam pandangan NJ. Coulson yang telah melahirkan konflik dan ketegangan baru antara teori dan praktek dalam sejarah hukum Islam. Kata kunci: tradisi, modernitas, dan hukum Islam |
topic |
Tradisi, Modernitas, Pemikiran Hukum Islam |
url |
http://ejournal.iaingawi.ac.id/index.php/almabsut/article/view/78 |
work_keys_str_mv |
AT mahsunmahsun pandanganmohammedarkoundansayyedhosseinnasrtentangtradisidanmodernitasdanimplikasinyaterhadappemikiranhukumislam |
_version_ |
1725589907888406528 |