Kadar Transforming Growth Factor β-1 Urin pada Berbagai Keadaan Proteinuria

Latar belakang. Proteinuria masif pada sindrom nefrotik (SN) akan menginduksi suatu rentetan reaksi biologis di tubular proksimal. Reaksi ini mengaktivasi peptida vasoaktif dan produksi sitokin, seperti TGF-β1. Di dalam urin, TGF-β1 urin merupakan sitokin fibrogenik yang pluripoten, yang melalui beb...

Full description

Bibliographic Details
Main Authors: Partini P. Trihono, Husein Alatas, Taralan Tambunan, Sudigdo Sastroasmoro
Format: Article
Language:Indonesian
Published: Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia 2019-03-01
Series:Sari Pediatri
Subjects:
Online Access:https://saripediatri.org/index.php/sari-pediatri/article/view/1532
id doaj-44fdcfaafabd498097bd3e6ad4523564
record_format Article
spelling doaj-44fdcfaafabd498097bd3e6ad45235642020-11-25T00:35:05ZindBadan Penerbit Ikatan Dokter Anak IndonesiaSari Pediatri0854-78232338-50302019-03-012053091510.14238/sp20.5.2019.309-151165Kadar Transforming Growth Factor β-1 Urin pada Berbagai Keadaan ProteinuriaPartini P. Trihono0Husein Alatas1Taralan Tambunan2Sudigdo Sastroasmoro3Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta, IndonesiaDepartemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta, IndonesiaDepartemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta, IndonesiaDepartemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta, IndonesiaLatar belakang. Proteinuria masif pada sindrom nefrotik (SN) akan menginduksi suatu rentetan reaksi biologis di tubular proksimal. Reaksi ini mengaktivasi peptida vasoaktif dan produksi sitokin, seperti TGF-β1. Di dalam urin, TGF-β1 urin merupakan sitokin fibrogenik yang pluripoten, yang melalui beberapa patomekanisme menyebabkan fibrosis interstisial dan glomerulosklerosis yang pada akhirnya menimbulkan gagal ginjal. Tujuan. Mengetahui kadar TGF-β1 urin pada berbagai keadaan proteinuria, yakni pada anak dengan sindrom nefrotik sensitif steroid (SNSS), dalam keadaan remisi maupun relaps, dan pada anak dengan sindrom nefrotik resisten steroid (SNRS). Metode. Penelitian dengan desain potong lintang ini dilakukan di 8 pusat ginjal anak di Indonesia. Subyek penelitian ini terdiri atas 34 anak dengan SNSS steroid remisi, 31 anak dengan relaps, 55 anak dengan SNRS, dan 35 anak tanpa penyakit ginjal sebagai kontrol. Kadar proteinuria dan TGF-β1 urin diperiksa pada sampel urin sewaktu yang diambil pagi hari. Kadar TGF-β1 urin diperiksa dengan metode enzyme-linked immunosorbent assay (Quantikine kit for human TGF-β1 immuno assay; R&D Systems, Mineapolis, MN). Kadar proteinuria kuantitatif diperiksa dengan cara kolorimetri (Randox kit; Randox Laboratories, United Kingdom) Hasil. Kadar proteinuria tertinggi didapatkan pada SN relaps, yang secara bermakna lebih tinggi daripada kadar SNRS. Namun, kadar TGF-β1 urin pada SN relaps sama tinggi dengan kadarnya pada SNRS yang secara bermakna lebih tinggi daripada kadarnya pada SN remisi. Kadar TGF-β1 urin pada SN remisi tidak berbeda dengan kadarnya pada anak tanpa penyakit ginjal. Terdapat korelasi positif antara kadar TGF-β1 dan protein urin (r=0,649 ;p<0,0001). Kesimpulan. Kadar TGF- β1 urin pada anak dengan SN relaps sama tingginya dengan kadar TGF- β1 urin pada SNRS, yang secara bermakna lebih tinggi bila dibandingkan dengan kadar pada anak dengan sindrom nefrotik remisi, maupun anak tanpa penyakit ginjal.https://saripediatri.org/index.php/sari-pediatri/article/view/1532proteinuriaTGF-β1 urinsindrom nefrotikresisten steroid
collection DOAJ
language Indonesian
format Article
sources DOAJ
author Partini P. Trihono
Husein Alatas
Taralan Tambunan
Sudigdo Sastroasmoro
spellingShingle Partini P. Trihono
Husein Alatas
Taralan Tambunan
Sudigdo Sastroasmoro
Kadar Transforming Growth Factor β-1 Urin pada Berbagai Keadaan Proteinuria
Sari Pediatri
proteinuria
TGF-β1 urin
sindrom nefrotik
resisten steroid
author_facet Partini P. Trihono
Husein Alatas
Taralan Tambunan
Sudigdo Sastroasmoro
author_sort Partini P. Trihono
title Kadar Transforming Growth Factor β-1 Urin pada Berbagai Keadaan Proteinuria
title_short Kadar Transforming Growth Factor β-1 Urin pada Berbagai Keadaan Proteinuria
title_full Kadar Transforming Growth Factor β-1 Urin pada Berbagai Keadaan Proteinuria
title_fullStr Kadar Transforming Growth Factor β-1 Urin pada Berbagai Keadaan Proteinuria
title_full_unstemmed Kadar Transforming Growth Factor β-1 Urin pada Berbagai Keadaan Proteinuria
title_sort kadar transforming growth factor β-1 urin pada berbagai keadaan proteinuria
publisher Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia
series Sari Pediatri
issn 0854-7823
2338-5030
publishDate 2019-03-01
description Latar belakang. Proteinuria masif pada sindrom nefrotik (SN) akan menginduksi suatu rentetan reaksi biologis di tubular proksimal. Reaksi ini mengaktivasi peptida vasoaktif dan produksi sitokin, seperti TGF-β1. Di dalam urin, TGF-β1 urin merupakan sitokin fibrogenik yang pluripoten, yang melalui beberapa patomekanisme menyebabkan fibrosis interstisial dan glomerulosklerosis yang pada akhirnya menimbulkan gagal ginjal. Tujuan. Mengetahui kadar TGF-β1 urin pada berbagai keadaan proteinuria, yakni pada anak dengan sindrom nefrotik sensitif steroid (SNSS), dalam keadaan remisi maupun relaps, dan pada anak dengan sindrom nefrotik resisten steroid (SNRS). Metode. Penelitian dengan desain potong lintang ini dilakukan di 8 pusat ginjal anak di Indonesia. Subyek penelitian ini terdiri atas 34 anak dengan SNSS steroid remisi, 31 anak dengan relaps, 55 anak dengan SNRS, dan 35 anak tanpa penyakit ginjal sebagai kontrol. Kadar proteinuria dan TGF-β1 urin diperiksa pada sampel urin sewaktu yang diambil pagi hari. Kadar TGF-β1 urin diperiksa dengan metode enzyme-linked immunosorbent assay (Quantikine kit for human TGF-β1 immuno assay; R&D Systems, Mineapolis, MN). Kadar proteinuria kuantitatif diperiksa dengan cara kolorimetri (Randox kit; Randox Laboratories, United Kingdom) Hasil. Kadar proteinuria tertinggi didapatkan pada SN relaps, yang secara bermakna lebih tinggi daripada kadar SNRS. Namun, kadar TGF-β1 urin pada SN relaps sama tinggi dengan kadarnya pada SNRS yang secara bermakna lebih tinggi daripada kadarnya pada SN remisi. Kadar TGF-β1 urin pada SN remisi tidak berbeda dengan kadarnya pada anak tanpa penyakit ginjal. Terdapat korelasi positif antara kadar TGF-β1 dan protein urin (r=0,649 ;p<0,0001). Kesimpulan. Kadar TGF- β1 urin pada anak dengan SN relaps sama tingginya dengan kadar TGF- β1 urin pada SNRS, yang secara bermakna lebih tinggi bila dibandingkan dengan kadar pada anak dengan sindrom nefrotik remisi, maupun anak tanpa penyakit ginjal.
topic proteinuria
TGF-β1 urin
sindrom nefrotik
resisten steroid
url https://saripediatri.org/index.php/sari-pediatri/article/view/1532
work_keys_str_mv AT partiniptrihono kadartransforminggrowthfactorb1urinpadaberbagaikeadaanproteinuria
AT huseinalatas kadartransforminggrowthfactorb1urinpadaberbagaikeadaanproteinuria
AT taralantambunan kadartransforminggrowthfactorb1urinpadaberbagaikeadaanproteinuria
AT sudigdosastroasmoro kadartransforminggrowthfactorb1urinpadaberbagaikeadaanproteinuria
_version_ 1725310500792696832