Komodifikasi Agama Pada Media Sinema Sebagai Strategi Jualan Industri Perfilman Indonesia
Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan adanya relevansi secara tekstualitas antara konten agama sebagai isu atau tematik komoditas dengan konten film biopik yang menjadi obyek material maupun untuk mengetahui dan mengungkapkan relevansi teks-teks berbasis konsepsi teks agama dalam film biopik se...
Main Author: | |
---|---|
Format: | Article |
Language: | English |
Published: |
Gedung Rektorat ISI Yogyakarta
2018-12-01
|
Series: | Journal of Urban Society's Arts |
Subjects: | |
Online Access: | http://journal.isi.ac.id/index.php/JOUSA/article/view/2161 |
id |
doaj-401eaa3217154442aff2559de7d5bc02 |
---|---|
record_format |
Article |
spelling |
doaj-401eaa3217154442aff2559de7d5bc022020-11-25T04:09:15ZengGedung Rektorat ISI YogyakartaJournal of Urban Society's Arts2355-21312355-214X2018-12-0142617010.24821/jousa.v4i2.21611812Komodifikasi Agama Pada Media Sinema Sebagai Strategi Jualan Industri Perfilman IndonesiaDwi HaryantoPenelitian ini bertujuan untuk membuktikan adanya relevansi secara tekstualitas antara konten agama sebagai isu atau tematik komoditas dengan konten film biopik yang menjadi obyek material maupun untuk mengetahui dan mengungkapkan relevansi teks-teks berbasis konsepsi teks agama dalam film biopik sebagai bagian dari tipe-tipe komodifikasi agama di tren genre film Indonesia. Melalui film Sang Pencerah, bagaimana konsepsi agama yang dikembangkan oleh KH Ahmad Dahlan keluar dari konsepsi Islam puritan dalam menjalankan Dakwah Islamiyah. Pembaharuan yang dilakukan oleh KH Ahmad Dahlan melalui dekonstruksi terhadap konsepsi puritanisime terlihat dari teks-teks film yang menghadirkan KH Ahmad Dahlan mengkoreksi posisi sholat secara radikal kearah 14 derajat, dakwah melalui musik biola, menggunakan baju dengan model masyarakat eropa, berjualan batik dan melarang sesajen. Bahkan konsekuensinya, KH Ahmad Dahlan dimusuhi oleh sesama kiai atau ulama dan mushola yang didirikannya sempat dibakar. Konten cerita yang bersinggungan dengan sejarah KH Ahmad Dahlan dan keyakinanya dengan konsepsi agama dan identitas menjadi teks-teks konten yang menarik menjadi komoditas film. Sejarah KH Ahmad Dahlan dengan konsepsi perjuangan agamanya dikomodifikasi oleh para sineas, baik sutradara, penulis naskah, maupun produser, menjadi barang tontonan yang kemudian dijual kepada penonton. Aspek ekonomi menjadi lebih utama dibandingkan dengan alasan-alasan ideologi agama. Konten-konten ini menarik dari sisi cerita sebuah film. Karena film adalah industri hiburan yang menarik penonton, maka konten film juga sangat menentukan. Konsepsi agama kembali menjadi basis praktik komodifikasi. This study aims to prove the textual relevance between religious content as an issue or thematic commodity with biopic film content that becomes material object or to know and express the relevance of texts based on the conception of religious texts in biopic film as part of the types of religious commodification in trend of Indonesian film genre. Through a film entitled Sang Pencerah, how the religion conception developed by KH Ahmad Dahlan by way out of puritan Islamic conception in conductthe islamic values. KH Ahmad Dahlan renewed through the deconstruction of puritanism conception seen in the text of the film that presents KH Ahmad Dahlan which corrects the position of prayers radically to 14 degrees, dakwah through violin music, using clothes with european models, selling batik and banning offerings.As a consequence, KH Ahmad Dahlan was enraged by his fellow Islamic religious leaders and the mosque he founded was burned. The contents of the story that intersect with the history of KH Ahmad Dahlan and his beliefs with the conception of religion and identity become an interesting text to be used as filmcommodity. The history of KH Ahmad Dahlan with the conception of his religious struggle commodified by the filmmakers, both directors, writers, and producers, a spectacle that is then sold to the audience. The economic aspect becomes more important than the reasons for religious ideology. These contents are interesting from the side of the moviestory, because the movie is an entertainment industry that attracts viewers, then the movie content is also very decisive. Religion conception is again the basis of commodification practice.http://journal.isi.ac.id/index.php/JOUSA/article/view/2161komodifikasi, komoditas, teks film, film biopik |
collection |
DOAJ |
language |
English |
format |
Article |
sources |
DOAJ |
author |
Dwi Haryanto |
spellingShingle |
Dwi Haryanto Komodifikasi Agama Pada Media Sinema Sebagai Strategi Jualan Industri Perfilman Indonesia Journal of Urban Society's Arts komodifikasi, komoditas, teks film, film biopik |
author_facet |
Dwi Haryanto |
author_sort |
Dwi Haryanto |
title |
Komodifikasi Agama Pada Media Sinema Sebagai Strategi Jualan Industri Perfilman Indonesia |
title_short |
Komodifikasi Agama Pada Media Sinema Sebagai Strategi Jualan Industri Perfilman Indonesia |
title_full |
Komodifikasi Agama Pada Media Sinema Sebagai Strategi Jualan Industri Perfilman Indonesia |
title_fullStr |
Komodifikasi Agama Pada Media Sinema Sebagai Strategi Jualan Industri Perfilman Indonesia |
title_full_unstemmed |
Komodifikasi Agama Pada Media Sinema Sebagai Strategi Jualan Industri Perfilman Indonesia |
title_sort |
komodifikasi agama pada media sinema sebagai strategi jualan industri perfilman indonesia |
publisher |
Gedung Rektorat ISI Yogyakarta |
series |
Journal of Urban Society's Arts |
issn |
2355-2131 2355-214X |
publishDate |
2018-12-01 |
description |
Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan adanya relevansi secara tekstualitas antara konten agama sebagai isu atau tematik komoditas dengan konten film biopik yang menjadi obyek material maupun untuk mengetahui dan mengungkapkan relevansi teks-teks berbasis konsepsi teks agama dalam film biopik sebagai bagian dari tipe-tipe komodifikasi agama di tren genre film Indonesia. Melalui film Sang Pencerah, bagaimana konsepsi agama yang dikembangkan oleh KH Ahmad Dahlan keluar dari konsepsi Islam puritan dalam menjalankan Dakwah Islamiyah. Pembaharuan yang dilakukan oleh KH Ahmad Dahlan melalui dekonstruksi terhadap konsepsi puritanisime terlihat dari teks-teks film yang menghadirkan KH Ahmad Dahlan mengkoreksi posisi sholat secara radikal kearah 14 derajat, dakwah melalui musik biola, menggunakan baju dengan model masyarakat eropa, berjualan batik dan melarang sesajen. Bahkan konsekuensinya, KH Ahmad Dahlan dimusuhi oleh sesama kiai atau ulama dan mushola yang didirikannya sempat dibakar. Konten cerita yang bersinggungan dengan sejarah KH Ahmad Dahlan dan keyakinanya dengan konsepsi agama dan identitas menjadi teks-teks konten yang menarik menjadi komoditas film. Sejarah KH Ahmad Dahlan dengan konsepsi perjuangan agamanya dikomodifikasi oleh para sineas, baik sutradara, penulis naskah, maupun produser, menjadi barang tontonan yang kemudian dijual kepada penonton. Aspek ekonomi menjadi lebih utama dibandingkan dengan alasan-alasan ideologi agama. Konten-konten ini menarik dari sisi cerita sebuah film. Karena film adalah industri hiburan yang menarik penonton, maka konten film juga sangat menentukan. Konsepsi agama kembali menjadi basis praktik komodifikasi.
This study aims to prove the textual relevance between religious content as an issue or thematic commodity with biopic film content that becomes material object or to know and express the relevance of texts based on the conception of religious texts in biopic film as part of the types of religious commodification in trend of Indonesian film genre. Through a film entitled Sang Pencerah, how the religion conception developed by KH Ahmad Dahlan by way out of puritan Islamic conception in conductthe islamic values. KH Ahmad Dahlan renewed through the deconstruction of puritanism conception seen in the text of the film that presents KH Ahmad Dahlan which corrects the position of prayers radically to 14 degrees, dakwah through violin music, using clothes with european models, selling batik and banning offerings.As a consequence, KH Ahmad Dahlan was enraged by his fellow Islamic religious leaders and the mosque he founded was burned. The contents of the story that intersect with the history of KH Ahmad Dahlan and his beliefs with the conception of religion and identity become an interesting text to be used as filmcommodity. The history of KH Ahmad Dahlan with the conception of his religious struggle commodified by the filmmakers, both directors, writers, and producers, a spectacle that is then sold to the audience. The economic aspect becomes more important than the reasons for religious ideology. These contents are interesting from the side of the moviestory, because the movie is an entertainment industry that attracts viewers, then the movie content is also very decisive. Religion conception is again the basis of commodification practice. |
topic |
komodifikasi, komoditas, teks film, film biopik |
url |
http://journal.isi.ac.id/index.php/JOUSA/article/view/2161 |
work_keys_str_mv |
AT dwiharyanto komodifikasiagamapadamediasinemasebagaistrategijualanindustriperfilmanindonesia |
_version_ |
1724422704111550464 |