Respon pertumbuhan vegetatif semaian akibat aplikasi mikroba potensial pada rehabilitasi pohon kakao tanpa penebangan

Usaha yang dapat dilakukan untuk megatasi penurunan produksi pohon kakao tua dan rusak adalah penerapan inarching grafting atau penyambungan tanaman kakao muda unggul berumur minimal 6 bulan yang ditanam di sekitar pohon tua. Tujuan penelitian ini adalah mengkaji pengaruh aplikasi Trichoderma aspere...

Full description

Bibliographic Details
Main Authors: Marliana S. Palad, Aminah aminah
Format: Article
Language:English
Published: Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung 2020-12-01
Series:Jurnal Agro
Subjects:
Online Access:https://journal.uinsgd.ac.id/index.php/ja/article/view/9098
id doaj-3e3e1e37fa824d98ba4f545c396c66ec
record_format Article
spelling doaj-3e3e1e37fa824d98ba4f545c396c66ec2021-04-02T16:37:45ZengUniversitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati BandungJurnal Agro2407-79332020-12-017223524510.15575/90984263Respon pertumbuhan vegetatif semaian akibat aplikasi mikroba potensial pada rehabilitasi pohon kakao tanpa penebanganMarliana S. Palad0Aminah aminah1Universitas Cokroaminoto MakassarUniversitas Muslim IndonesiaUsaha yang dapat dilakukan untuk megatasi penurunan produksi pohon kakao tua dan rusak adalah penerapan inarching grafting atau penyambungan tanaman kakao muda unggul berumur minimal 6 bulan yang ditanam di sekitar pohon tua. Tujuan penelitian ini adalah mengkaji pengaruh aplikasi Trichoderma asperellum dan Azotobacter chroococcum terhadap pertumbuhan vegetatif semaian kakao yang akan disambungkan ke pohon kakao tua menggunakan metode inarching grafting. Penelitian ini menggunakan Rancangan Petak Terbagi dengan tiga ulangan. Petak Utama yaitu aplikasi T.asperellum sebanyak 4 g L-1 setiap tanaman, dengan empat taraf: tanpa T.asperellum (T0), satu kali (T1), dua kali (T2), dan tiga kali (T3) aplikasi. Anak Petak adalah inokulasi A.chroococcum sebanyak 40 ml x 108 cfu setiap tanaman, dengan 3 taraf: tanpa A.chroococcum (A0), satu kali (A1) dan dua kali (A2) aplikasi. Hasil analisis menunjukkan tidak terdapat interaksi antara aplikasi T.asperellum dengan A.chroococcum, tetapi terdapat pengaruh tunggal dari kedua mikroba potensial yang diaplikasikan. Pada umur semaian 90 hst, aplikasi dua kali A.chroococcum menghasilkan rata-rata tinggi tanaman 155,25 cm, total daun 41 helai dan diameter batang 13,10 mm. Pemberian tiga kali T.asperellum menghasilkan rata-rata tinggi tanaman 150,89 cm,  total daun 41,22 helai dan diameter batang 12,86 mm. Semaian yang diberi mikroba potensial digunakan untuk rehabilitasi pohon kakao tua.   An efforts that can be done to overcome the decline in production of old and damaged cocoa trees are the application of inarching grafting or grafting of superior young cocoa plants with a minimum age of 6 months planted around old trees. The purpose of this study was to examine the effect of the application of Trichoderma asperellum and Azotobacter chroococcumon the vegetative growth of cocoa seedlings which was grafted to old cocoa trees using the inarching grafting method. The research used a Split Plot Design with three replications. The main plot was application of T.asperellum of 4 g L-1 for each seedling and cocoa tree, consisted of four levels. i.e: without T.asperellum (T0), one time application (T1), two times application (T2), and three times application (T3). The subplot factor was A.chroococcum as much as 40 ml x 108 cfu on each seedling and cocoa tree, consisted of three levels, i.e.: without A. chroococcum (A0), one time application (A1) and two times application (A2).  The analysis of variance results showed that no interaction between applications of T.asperellum  with  A.chroococcum, but it had a singular effect for both potential microbial applied. At 90 days after planting, the application of A.chroococcum twice resulted in an average plant height of 155.25 cm, a total of 41 leaves and a stem diameter of 13.10 mm. Application of T.asperellum three times resulted in an average plant height of 150.89 cm, the number of leaves 41.22 sheets and a stem diameter of 12.86 mm. The seedlings that inoculated with potential microbes can be used for rehabilitation of old cacao trees.https://journal.uinsgd.ac.id/index.php/ja/article/view/9098azotobacter chroococcum, inarching grafting, rehabilitasi kakao, trichoderma asperellum
collection DOAJ
language English
format Article
sources DOAJ
author Marliana S. Palad
Aminah aminah
spellingShingle Marliana S. Palad
Aminah aminah
Respon pertumbuhan vegetatif semaian akibat aplikasi mikroba potensial pada rehabilitasi pohon kakao tanpa penebangan
Jurnal Agro
azotobacter chroococcum, inarching grafting, rehabilitasi kakao, trichoderma asperellum
author_facet Marliana S. Palad
Aminah aminah
author_sort Marliana S. Palad
title Respon pertumbuhan vegetatif semaian akibat aplikasi mikroba potensial pada rehabilitasi pohon kakao tanpa penebangan
title_short Respon pertumbuhan vegetatif semaian akibat aplikasi mikroba potensial pada rehabilitasi pohon kakao tanpa penebangan
title_full Respon pertumbuhan vegetatif semaian akibat aplikasi mikroba potensial pada rehabilitasi pohon kakao tanpa penebangan
title_fullStr Respon pertumbuhan vegetatif semaian akibat aplikasi mikroba potensial pada rehabilitasi pohon kakao tanpa penebangan
title_full_unstemmed Respon pertumbuhan vegetatif semaian akibat aplikasi mikroba potensial pada rehabilitasi pohon kakao tanpa penebangan
title_sort respon pertumbuhan vegetatif semaian akibat aplikasi mikroba potensial pada rehabilitasi pohon kakao tanpa penebangan
publisher Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung
series Jurnal Agro
issn 2407-7933
publishDate 2020-12-01
description Usaha yang dapat dilakukan untuk megatasi penurunan produksi pohon kakao tua dan rusak adalah penerapan inarching grafting atau penyambungan tanaman kakao muda unggul berumur minimal 6 bulan yang ditanam di sekitar pohon tua. Tujuan penelitian ini adalah mengkaji pengaruh aplikasi Trichoderma asperellum dan Azotobacter chroococcum terhadap pertumbuhan vegetatif semaian kakao yang akan disambungkan ke pohon kakao tua menggunakan metode inarching grafting. Penelitian ini menggunakan Rancangan Petak Terbagi dengan tiga ulangan. Petak Utama yaitu aplikasi T.asperellum sebanyak 4 g L-1 setiap tanaman, dengan empat taraf: tanpa T.asperellum (T0), satu kali (T1), dua kali (T2), dan tiga kali (T3) aplikasi. Anak Petak adalah inokulasi A.chroococcum sebanyak 40 ml x 108 cfu setiap tanaman, dengan 3 taraf: tanpa A.chroococcum (A0), satu kali (A1) dan dua kali (A2) aplikasi. Hasil analisis menunjukkan tidak terdapat interaksi antara aplikasi T.asperellum dengan A.chroococcum, tetapi terdapat pengaruh tunggal dari kedua mikroba potensial yang diaplikasikan. Pada umur semaian 90 hst, aplikasi dua kali A.chroococcum menghasilkan rata-rata tinggi tanaman 155,25 cm, total daun 41 helai dan diameter batang 13,10 mm. Pemberian tiga kali T.asperellum menghasilkan rata-rata tinggi tanaman 150,89 cm,  total daun 41,22 helai dan diameter batang 12,86 mm. Semaian yang diberi mikroba potensial digunakan untuk rehabilitasi pohon kakao tua.   An efforts that can be done to overcome the decline in production of old and damaged cocoa trees are the application of inarching grafting or grafting of superior young cocoa plants with a minimum age of 6 months planted around old trees. The purpose of this study was to examine the effect of the application of Trichoderma asperellum and Azotobacter chroococcumon the vegetative growth of cocoa seedlings which was grafted to old cocoa trees using the inarching grafting method. The research used a Split Plot Design with three replications. The main plot was application of T.asperellum of 4 g L-1 for each seedling and cocoa tree, consisted of four levels. i.e: without T.asperellum (T0), one time application (T1), two times application (T2), and three times application (T3). The subplot factor was A.chroococcum as much as 40 ml x 108 cfu on each seedling and cocoa tree, consisted of three levels, i.e.: without A. chroococcum (A0), one time application (A1) and two times application (A2).  The analysis of variance results showed that no interaction between applications of T.asperellum  with  A.chroococcum, but it had a singular effect for both potential microbial applied. At 90 days after planting, the application of A.chroococcum twice resulted in an average plant height of 155.25 cm, a total of 41 leaves and a stem diameter of 13.10 mm. Application of T.asperellum three times resulted in an average plant height of 150.89 cm, the number of leaves 41.22 sheets and a stem diameter of 12.86 mm. The seedlings that inoculated with potential microbes can be used for rehabilitation of old cacao trees.
topic azotobacter chroococcum, inarching grafting, rehabilitasi kakao, trichoderma asperellum
url https://journal.uinsgd.ac.id/index.php/ja/article/view/9098
work_keys_str_mv AT marlianaspalad responpertumbuhanvegetatifsemaianakibataplikasimikrobapotensialpadarehabilitasipohonkakaotanpapenebangan
AT aminahaminah responpertumbuhanvegetatifsemaianakibataplikasimikrobapotensialpadarehabilitasipohonkakaotanpapenebangan
_version_ 1721555977320267776