Gender, family income, and the risk of mental emotional disorders in selected population
<p><strong>Abstrak</strong></p><p>Latar belakang: Penyakit tidak menular (PTM) adalah penyakit kronik yang sering berhubungan dengan kondisi mental. Tujuan analisis ini adalah untuk mengetahui hubungan faktor-sosial ekonomi danbeberapa faktor yang lain dengan gangguan m...
Main Authors: | , , |
---|---|
Format: | Article |
Language: | English |
Published: |
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
2016-01-01
|
Series: | Health Science Journal of Indonesia |
Online Access: | http://ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/HSJI/article/view/4482 |
id |
doaj-3dc4ec3a2bc2431b9fe9799811b41e58 |
---|---|
record_format |
Article |
spelling |
doaj-3dc4ec3a2bc2431b9fe9799811b41e582020-11-24T23:50:23ZengBadan Penelitian dan Pengembangan KesehatanHealth Science Journal of Indonesia2087-70212338-34372016-01-0161 Jun23284050Gender, family income, and the risk of mental emotional disorders in selected populationSri IdaianiAprildah Nur SapardinEva Sulistiowati<p><strong>Abstrak</strong></p><p>Latar belakang: Penyakit tidak menular (PTM) adalah penyakit kronik yang sering berhubungan dengan kondisi mental. Tujuan analisis ini adalah untuk mengetahui hubungan faktor-sosial ekonomi danbeberapa faktor yang lain dengan gangguan mental emosional (GME).</p><p>Metode: Analisis ini menggunakan sebagian data dasar penelitian kohor PTM Badan Penelitian danPengembangan Kesehatan pada tahun 2011 pada sebagian penduduk di Kota Bogor (Jawa Barat).Pemilihan daerah dilakukan secara purposif. Dari 2361 subjek, subjek yang dianalisis sebanyak 81,1%(1914) orang. Usia subjek 25-65 tahun. GME diukur dengan Self Reporting Questionnaire (SRQ) yangterdiri 20 butir pertanyaan dan diisi sendiri oleh responden atau dibantu oleh pewawancara. Subjekdiindikasikan mengalami GME apabila menjawab minimal 6 pertanyaan dengan jawaban ”ya”. Analisisstatistik yang digunakan adalah regresi Cox dengan waktu yang tetap dengan menggunakan programSTATA versi 10.0.</p><p>Hasil: Proporsi GME pada penelitian ini sebesar 27,9%. Penduduk dengan penghasilan keluarga rendahdibandingkan yang lebih tinggi mempunyai risiko 26% lebih besar menjadi GME [risiko relatif suaian(RRa) = 1.26; 95% interval kepercayaan (IK) = 1.08–1.47]. Berdasarkan jenis kelamin, perempuanmempunyai risiko 43% lebih tinggi (RRa = 1.43; 95% IK = 1.22–1.68).</p><p>Kesimpulan: Penduduk yang memiliki penghasilan keluarga rendah dibandingkan penghasilan keluarga lebih tinggi mempunyai risiko lebih tinggi mengalami GME. (Health Science Journal of Indonesia 2015;6:23-28).</p><p>Kata kunci: penghasilan keluarga, gangguan mental emosional, SRQ</p><p> </p><p><strong>Abstract</strong></p><p>Background: Non-communicable diseases (NCDs) is a chronic disease that is often associated with mentalconditions. The objective of this analysis was to assess the association between socioeconomic factors andother factors to mental emotional disorders (MED) in a selected population in Bogor, West Java.</p><p>Methods: This analysis used part of baseline data of NCD cohort study carried out by the National Instituteof Health Research and Development in 2011. There were 1914 subjects out of a total of 2361 subjects.Sample was choosen purposively. The age ranged from 25-65 years. MED was assessed using SelfReporting Questionnaire (SRQ) which consisted of 20 questions, and answered the questions themselvesor assisted by an interviewer. MED was indicated if there was at least 6 “yeses”. Statistical analysis wasby Cox regression with constant time using STATA 10.0 version.</p><p>Results: The proportion of MED was 27.9%. Low rather than high family income subjects had 26% morerisk to be MED [adjusted relative risk (RRa) = 1.26; 95% confidence interval (CI) = 1.08 – 1.47)]. In termsof gender, females had 43% more risk to be MED (RRa = 1.43; 95% CI = 1.22 - 1.68).</p><p>Conclusion: Low rather than high family income subject had more risk to be MED. (Health ScienceJournal of Indonesia 2015;6:23-28).</p><p>Keywords: Family income, mental emotional disorders</p>http://ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/HSJI/article/view/4482 |
collection |
DOAJ |
language |
English |
format |
Article |
sources |
DOAJ |
author |
Sri Idaiani Aprildah Nur Sapardin Eva Sulistiowati |
spellingShingle |
Sri Idaiani Aprildah Nur Sapardin Eva Sulistiowati Gender, family income, and the risk of mental emotional disorders in selected population Health Science Journal of Indonesia |
author_facet |
Sri Idaiani Aprildah Nur Sapardin Eva Sulistiowati |
author_sort |
Sri Idaiani |
title |
Gender, family income, and the risk of mental emotional disorders in selected population |
title_short |
Gender, family income, and the risk of mental emotional disorders in selected population |
title_full |
Gender, family income, and the risk of mental emotional disorders in selected population |
title_fullStr |
Gender, family income, and the risk of mental emotional disorders in selected population |
title_full_unstemmed |
Gender, family income, and the risk of mental emotional disorders in selected population |
title_sort |
gender, family income, and the risk of mental emotional disorders in selected population |
publisher |
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan |
series |
Health Science Journal of Indonesia |
issn |
2087-7021 2338-3437 |
publishDate |
2016-01-01 |
description |
<p><strong>Abstrak</strong></p><p>Latar belakang: Penyakit tidak menular (PTM) adalah penyakit kronik yang sering berhubungan dengan kondisi mental. Tujuan analisis ini adalah untuk mengetahui hubungan faktor-sosial ekonomi danbeberapa faktor yang lain dengan gangguan mental emosional (GME).</p><p>Metode: Analisis ini menggunakan sebagian data dasar penelitian kohor PTM Badan Penelitian danPengembangan Kesehatan pada tahun 2011 pada sebagian penduduk di Kota Bogor (Jawa Barat).Pemilihan daerah dilakukan secara purposif. Dari 2361 subjek, subjek yang dianalisis sebanyak 81,1%(1914) orang. Usia subjek 25-65 tahun. GME diukur dengan Self Reporting Questionnaire (SRQ) yangterdiri 20 butir pertanyaan dan diisi sendiri oleh responden atau dibantu oleh pewawancara. Subjekdiindikasikan mengalami GME apabila menjawab minimal 6 pertanyaan dengan jawaban ”ya”. Analisisstatistik yang digunakan adalah regresi Cox dengan waktu yang tetap dengan menggunakan programSTATA versi 10.0.</p><p>Hasil: Proporsi GME pada penelitian ini sebesar 27,9%. Penduduk dengan penghasilan keluarga rendahdibandingkan yang lebih tinggi mempunyai risiko 26% lebih besar menjadi GME [risiko relatif suaian(RRa) = 1.26; 95% interval kepercayaan (IK) = 1.08–1.47]. Berdasarkan jenis kelamin, perempuanmempunyai risiko 43% lebih tinggi (RRa = 1.43; 95% IK = 1.22–1.68).</p><p>Kesimpulan: Penduduk yang memiliki penghasilan keluarga rendah dibandingkan penghasilan keluarga lebih tinggi mempunyai risiko lebih tinggi mengalami GME. (Health Science Journal of Indonesia 2015;6:23-28).</p><p>Kata kunci: penghasilan keluarga, gangguan mental emosional, SRQ</p><p> </p><p><strong>Abstract</strong></p><p>Background: Non-communicable diseases (NCDs) is a chronic disease that is often associated with mentalconditions. The objective of this analysis was to assess the association between socioeconomic factors andother factors to mental emotional disorders (MED) in a selected population in Bogor, West Java.</p><p>Methods: This analysis used part of baseline data of NCD cohort study carried out by the National Instituteof Health Research and Development in 2011. There were 1914 subjects out of a total of 2361 subjects.Sample was choosen purposively. The age ranged from 25-65 years. MED was assessed using SelfReporting Questionnaire (SRQ) which consisted of 20 questions, and answered the questions themselvesor assisted by an interviewer. MED was indicated if there was at least 6 “yeses”. Statistical analysis wasby Cox regression with constant time using STATA 10.0 version.</p><p>Results: The proportion of MED was 27.9%. Low rather than high family income subjects had 26% morerisk to be MED [adjusted relative risk (RRa) = 1.26; 95% confidence interval (CI) = 1.08 – 1.47)]. In termsof gender, females had 43% more risk to be MED (RRa = 1.43; 95% CI = 1.22 - 1.68).</p><p>Conclusion: Low rather than high family income subject had more risk to be MED. (Health ScienceJournal of Indonesia 2015;6:23-28).</p><p>Keywords: Family income, mental emotional disorders</p> |
url |
http://ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/HSJI/article/view/4482 |
work_keys_str_mv |
AT sriidaiani genderfamilyincomeandtheriskofmentalemotionaldisordersinselectedpopulation AT aprildahnursapardin genderfamilyincomeandtheriskofmentalemotionaldisordersinselectedpopulation AT evasulistiowati genderfamilyincomeandtheriskofmentalemotionaldisordersinselectedpopulation |
_version_ |
1725478719674384384 |