Formulasi Nilai Tambah pada Rantai Pasok Minyak Sawit

In palm oil supply chain (POSC) the smallholder farmers sell their fresh fruit bunch (FFB) to Palm Oil Mills through traders. Palm Oil Mills convert the FFB into crude palm oil (CPO). CPO is sold to the refinery, who converts CPO into frying oil and sends the product to the distributors. The distrib...

Full description

Bibliographic Details
Main Authors: Syarif Hidayat, Nunung Nurhasanah, Rizki Ayuning Prasongko
Format: Article
Language:English
Published: Universitas Andalas 2016-04-01
Series:Jurnal Optimasi Sistem Industri
Online Access:http://josi.ft.unand.ac.id/index.php/josi/article/view/47
id doaj-3d320607946f4a4e9bcd62a30054185c
record_format Article
spelling doaj-3d320607946f4a4e9bcd62a30054185c2020-11-24T23:38:04ZengUniversitas AndalasJurnal Optimasi Sistem Industri2088-48422442-87952016-04-0113157658710.25077/josi.v13.n1.p576-587.201449Formulasi Nilai Tambah pada Rantai Pasok Minyak SawitSyarif Hidayat0Nunung Nurhasanah1Rizki Ayuning Prasongko2Program Studi Teknik Industri Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Al Azhar Indonesia Kompleks Masjid Agung Al Azhar, Jl. Sisingamangaraja, Jakarta 12110Program Studi Teknik Industri Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Al Azhar Indonesia Kompleks Masjid Agung Al Azhar, Jl. Sisingamangaraja, Jakarta 12110Program Studi Teknik Industri Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Al Azhar Indonesia Kompleks Masjid Agung Al Azhar, Jl. Sisingamangaraja, Jakarta 12110In palm oil supply chain (POSC) the smallholder farmers sell their fresh fruit bunch (FFB) to Palm Oil Mills through traders. Palm Oil Mills convert the FFB into crude palm oil (CPO). CPO is sold to the refinery, who converts CPO into frying oil and sends the product to the distributors. The distributors subsequently sell them to the consumers. Each member of the POSC will try to optimize its added value. The aim of this paper is to develop an added value formulation as a function of risk, investment and technology levels of each of the POSC member. To facilitate fair distribution of rewards a concept of added value utility based on rsk, investment and technology level was introduced. To optimize the added value distribution between the members the concept of stakeholder dialogue was used. The selling prices were negotiated between the actors until each reached a satisfactory value, which was ruled by the levels of optimum added value utility. This research is important because the developed model can facilitate a better formula to calculate the fair distribution of added values, therefore ensure its sustainability and improve the total supply chain added value. Keywords:Utility, Value Added, Palm Oil Supply Chain, Exponential Function Abstrak Pada suatu rantai pasok agroindustri minyak sawit (RPMS), petani menjual tandan buah segar (TBS) ke pabrik CPO melalui pedagang/pemasok. Pabrik CPO merubah TBS menjadi CPO. CPO dijual ke refinery (pabrik minyak goreng), yang merubah CPO menjadi minyak goreng, dan menjualnya melalui distributor kepada para konsumen. Setiap anggota RPMS akan berusaha untuk mengoptimumkan nilai tambahnya masing-masing. Tujuan penulisan makalah ini adalah menyusun formula perhitungan nilai tambah RPMS yang dipengaruhi oleh tingkat risiko, tingkat investasi dan tingkat teknologi yang terkait dengan masingmasing pelaku rantai pasok. Untuk mengusahakan distribusi yang adil dari imbalan maka digunakan pendekatan stakeholder dialogue. Harga jual dinegosiasikan diantara para pelaku RPMS sampai didapat suatu nilai yang memuaskan semua pihak, yang ditentukan berdasarkan utilitas nilai tambah yang optimum. Penelitian ini penting karena model yang dikembangkan dapat memfasilitasi formula yang lebih baik untuk menghitung distribusi nillia tambah yang adil, sehingga akan dicapai keberlangsungan usaha dan meningkatnya nilai tambah total dari RPMS. Kata kunci: Utilitas, Nilai Tambah, Rantai Pasok Minyak Sawit, Fungsi Eksponensial.http://josi.ft.unand.ac.id/index.php/josi/article/view/47
collection DOAJ
language English
format Article
sources DOAJ
author Syarif Hidayat
Nunung Nurhasanah
Rizki Ayuning Prasongko
spellingShingle Syarif Hidayat
Nunung Nurhasanah
Rizki Ayuning Prasongko
Formulasi Nilai Tambah pada Rantai Pasok Minyak Sawit
Jurnal Optimasi Sistem Industri
author_facet Syarif Hidayat
Nunung Nurhasanah
Rizki Ayuning Prasongko
author_sort Syarif Hidayat
title Formulasi Nilai Tambah pada Rantai Pasok Minyak Sawit
title_short Formulasi Nilai Tambah pada Rantai Pasok Minyak Sawit
title_full Formulasi Nilai Tambah pada Rantai Pasok Minyak Sawit
title_fullStr Formulasi Nilai Tambah pada Rantai Pasok Minyak Sawit
title_full_unstemmed Formulasi Nilai Tambah pada Rantai Pasok Minyak Sawit
title_sort formulasi nilai tambah pada rantai pasok minyak sawit
publisher Universitas Andalas
series Jurnal Optimasi Sistem Industri
issn 2088-4842
2442-8795
publishDate 2016-04-01
description In palm oil supply chain (POSC) the smallholder farmers sell their fresh fruit bunch (FFB) to Palm Oil Mills through traders. Palm Oil Mills convert the FFB into crude palm oil (CPO). CPO is sold to the refinery, who converts CPO into frying oil and sends the product to the distributors. The distributors subsequently sell them to the consumers. Each member of the POSC will try to optimize its added value. The aim of this paper is to develop an added value formulation as a function of risk, investment and technology levels of each of the POSC member. To facilitate fair distribution of rewards a concept of added value utility based on rsk, investment and technology level was introduced. To optimize the added value distribution between the members the concept of stakeholder dialogue was used. The selling prices were negotiated between the actors until each reached a satisfactory value, which was ruled by the levels of optimum added value utility. This research is important because the developed model can facilitate a better formula to calculate the fair distribution of added values, therefore ensure its sustainability and improve the total supply chain added value. Keywords:Utility, Value Added, Palm Oil Supply Chain, Exponential Function Abstrak Pada suatu rantai pasok agroindustri minyak sawit (RPMS), petani menjual tandan buah segar (TBS) ke pabrik CPO melalui pedagang/pemasok. Pabrik CPO merubah TBS menjadi CPO. CPO dijual ke refinery (pabrik minyak goreng), yang merubah CPO menjadi minyak goreng, dan menjualnya melalui distributor kepada para konsumen. Setiap anggota RPMS akan berusaha untuk mengoptimumkan nilai tambahnya masing-masing. Tujuan penulisan makalah ini adalah menyusun formula perhitungan nilai tambah RPMS yang dipengaruhi oleh tingkat risiko, tingkat investasi dan tingkat teknologi yang terkait dengan masingmasing pelaku rantai pasok. Untuk mengusahakan distribusi yang adil dari imbalan maka digunakan pendekatan stakeholder dialogue. Harga jual dinegosiasikan diantara para pelaku RPMS sampai didapat suatu nilai yang memuaskan semua pihak, yang ditentukan berdasarkan utilitas nilai tambah yang optimum. Penelitian ini penting karena model yang dikembangkan dapat memfasilitasi formula yang lebih baik untuk menghitung distribusi nillia tambah yang adil, sehingga akan dicapai keberlangsungan usaha dan meningkatnya nilai tambah total dari RPMS. Kata kunci: Utilitas, Nilai Tambah, Rantai Pasok Minyak Sawit, Fungsi Eksponensial.
url http://josi.ft.unand.ac.id/index.php/josi/article/view/47
work_keys_str_mv AT syarifhidayat formulasinilaitambahpadarantaipasokminyaksawit
AT nunungnurhasanah formulasinilaitambahpadarantaipasokminyaksawit
AT rizkiayuningprasongko formulasinilaitambahpadarantaipasokminyaksawit
_version_ 1725517828086300672