Efikasi dan Toleransi Monoterapi Topiramate pada Epilepsi

Latar belakang. Epilepsi merupakan masalah besar dalam bidang pediatri, masih terdapat 10%-15% pasien yang resisten terhadap pengobatan. Topiramate sebagai obat antiepilepsi baru mempunyai spektrum luas untuk anti kejang. Penelitian sebagai add on therapy dan monoterapi dewasa membuktikan topiramate...

Full description

Bibliographic Details
Main Author: Prastiya Indra Gunawan
Format: Article
Language:Indonesian
Published: Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia 2016-11-01
Series:Sari Pediatri
Subjects:
EEG
Online Access:https://saripediatri.org/index.php/sari-pediatri/article/view/271
id doaj-3ce55b9e6ea942be855f18cbdc076418
record_format Article
spelling doaj-3ce55b9e6ea942be855f18cbdc0764182020-11-25T01:09:01ZindBadan Penerbit Ikatan Dokter Anak IndonesiaSari Pediatri0854-78232338-50302016-11-0115319520010.14238/sp15.3.2013.195-200227Efikasi dan Toleransi Monoterapi Topiramate pada EpilepsiPrastiya Indra Gunawan0Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga – RSUD Dr Soetomo, SurabayaLatar belakang. Epilepsi merupakan masalah besar dalam bidang pediatri, masih terdapat 10%-15% pasien yang resisten terhadap pengobatan. Topiramate sebagai obat antiepilepsi baru mempunyai spektrum luas untuk anti kejang. Penelitian sebagai add on therapy dan monoterapi dewasa membuktikan topiramate mempunyai potensi yang baik. Data efektifitas dan efek samping topiramate sebagai monoterapi pada anak-anak masih sulit didapatkan. Tujuan. Menilai efikasi dan toleransi topiramate untuk monoterapi pasien pediatri dengan epilepsi. Metode. Penelitian pra-eksperimental dilakukan di Poliklinik Neurologi Anak RSUD Dr Soetomo, Surabaya dengan 15 subjek. Subjek yang sesuai kriteria diberikan terapi topiramate dan dilakukan pengukuran frekuensi kejang, serta efek samping pada minggu 1, 4, 8, 12, 16, 20, dan 24. Gambaran EEG dan pemeriksaan laboratorium dilakukan sebelum dan sesudah terapi selama 6 bulan. Analisis statistik menggunakan T-test for related samples dan McNemar. Hasil. Frekuensi kejang awal 2,7 (1,16) menjadi 0,13 (0,51) dengan 93,7% pasien bebas kejang pada minggu ke-20 (p=0,000). Gambaran EEG awal menunjukkan aktifitas epileptiform menjadi normal pada 20% subyek. Tigapuluh persen sampel mengalami penurunan nafsu makan pada saat awal terapi, dan 7% mengalami rasa kantuk. Kesimpulan. Terdapat reduksi frekuensi kejang dan tidak terdapat perubahan EEG pasca pemberian pemberian topiramate. Efek samping yang ditemukan adalah mengantuk dan penurunan nafsu makan.https://saripediatri.org/index.php/sari-pediatri/article/view/271topiramatemonoterapireduksi kejangEEGefek samping
collection DOAJ
language Indonesian
format Article
sources DOAJ
author Prastiya Indra Gunawan
spellingShingle Prastiya Indra Gunawan
Efikasi dan Toleransi Monoterapi Topiramate pada Epilepsi
Sari Pediatri
topiramate
monoterapi
reduksi kejang
EEG
efek samping
author_facet Prastiya Indra Gunawan
author_sort Prastiya Indra Gunawan
title Efikasi dan Toleransi Monoterapi Topiramate pada Epilepsi
title_short Efikasi dan Toleransi Monoterapi Topiramate pada Epilepsi
title_full Efikasi dan Toleransi Monoterapi Topiramate pada Epilepsi
title_fullStr Efikasi dan Toleransi Monoterapi Topiramate pada Epilepsi
title_full_unstemmed Efikasi dan Toleransi Monoterapi Topiramate pada Epilepsi
title_sort efikasi dan toleransi monoterapi topiramate pada epilepsi
publisher Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia
series Sari Pediatri
issn 0854-7823
2338-5030
publishDate 2016-11-01
description Latar belakang. Epilepsi merupakan masalah besar dalam bidang pediatri, masih terdapat 10%-15% pasien yang resisten terhadap pengobatan. Topiramate sebagai obat antiepilepsi baru mempunyai spektrum luas untuk anti kejang. Penelitian sebagai add on therapy dan monoterapi dewasa membuktikan topiramate mempunyai potensi yang baik. Data efektifitas dan efek samping topiramate sebagai monoterapi pada anak-anak masih sulit didapatkan. Tujuan. Menilai efikasi dan toleransi topiramate untuk monoterapi pasien pediatri dengan epilepsi. Metode. Penelitian pra-eksperimental dilakukan di Poliklinik Neurologi Anak RSUD Dr Soetomo, Surabaya dengan 15 subjek. Subjek yang sesuai kriteria diberikan terapi topiramate dan dilakukan pengukuran frekuensi kejang, serta efek samping pada minggu 1, 4, 8, 12, 16, 20, dan 24. Gambaran EEG dan pemeriksaan laboratorium dilakukan sebelum dan sesudah terapi selama 6 bulan. Analisis statistik menggunakan T-test for related samples dan McNemar. Hasil. Frekuensi kejang awal 2,7 (1,16) menjadi 0,13 (0,51) dengan 93,7% pasien bebas kejang pada minggu ke-20 (p=0,000). Gambaran EEG awal menunjukkan aktifitas epileptiform menjadi normal pada 20% subyek. Tigapuluh persen sampel mengalami penurunan nafsu makan pada saat awal terapi, dan 7% mengalami rasa kantuk. Kesimpulan. Terdapat reduksi frekuensi kejang dan tidak terdapat perubahan EEG pasca pemberian pemberian topiramate. Efek samping yang ditemukan adalah mengantuk dan penurunan nafsu makan.
topic topiramate
monoterapi
reduksi kejang
EEG
efek samping
url https://saripediatri.org/index.php/sari-pediatri/article/view/271
work_keys_str_mv AT prastiyaindragunawan efikasidantoleransimonoterapitopiramatepadaepilepsi
_version_ 1725180408321015808