Main Hakim Sendiri (Eigen Richting) dalam Terjadinya Pencurian Sapi di Madura
<p>Maraknya tindakan main hakim di beberapa daerah mencerminkan ketidakpercayaan masyarakat terhadap kinerja kepolisian dan sistem peradilan pidana di Indonenesia. Demikian juga di Madura masyarakat menghakimi pencuri yang mencoba atau mencuri sapi. Nampaknya telah terjadi perubahan paradigma...
Main Author: | |
---|---|
Format: | Article |
Language: | Indonesian |
Published: |
Universitas Trunojoyo Madura
2017-12-01
|
Series: | RechtIdee |
Subjects: | |
Online Access: | http://journal.trunojoyo.ac.id/rechtidee/article/view/3295 |
id |
doaj-3a2853b16a7b4954a22ff474cbad8208 |
---|---|
record_format |
Article |
spelling |
doaj-3a2853b16a7b4954a22ff474cbad82082020-11-24T21:39:48ZindUniversitas Trunojoyo MaduraRechtIdee1907-57902502-762X2017-12-0112216718210.21107/ri.v12i2.32952479Main Hakim Sendiri (Eigen Richting) dalam Terjadinya Pencurian Sapi di Madurawartiningsih wartiningsih<p>Maraknya tindakan main hakim di beberapa daerah mencerminkan ketidakpercayaan masyarakat terhadap kinerja kepolisian dan sistem peradilan pidana di Indonenesia. Demikian juga di Madura masyarakat menghakimi pencuri yang mencoba atau mencuri sapi. Nampaknya telah terjadi perubahan paradigma dalam masyarakat, yang dahulu menjunjung nilai-nilai kemanusiaan. Respon masyarakat di luar pelaku main hakim sendiri menujukkan kepuasannya jika pelaku pencurian dihakimi massa.</p><p> Penelitian ini akan menganalisis tindakan main hakim sendiri dari 2 aspek yaitu, aspek masyarakat akan dianalisis dengan teori sistem hukum dari Lawrence M. Friedman. Sedangkan dari kepolisian akan dianalisis dari aspek kelembagaan berdasarkan teori Chambliss & Saidman.Jenis penelitian ini adalah penelitian yuridis sosiologis dengan pendekatan fakta. Data dan informasi yang diperoleh dianalisis secara kualitatif untuk menemukan fakta (<em>fact-finding)</em>, yang kemudian menuju pada identifikasi (<em>problem-identification) </em>dan pada akhirnya menuju kepada penyelesaian masalah (<em>problem-solution).</em> Berdasarkan hasil dan pembahasan, rekomendasi yang diberikan oleh peneliti adalah perlu penyuluhan dan penyadaran dari masyarakat bahwa tindakan main hakim sendiri adalah perbuatan yang melawan hukum. Untuk kepolisian perlu ada konsolidari dan komitmen yang tinggi untuk bisa melakukan penegakan hukum karena <em>non-enfocerment</em> atau “pembiaran”tidak dapat dibenarkan dari aspek teori maupun aspek praktik yang melanggar hak tersangka dan merupakan hambatan bagi tersangka dalam upaya memperoleh keadilan.</p><p><strong>Kata Kunci : Main hakim, pencurian sapi, pembiaran.</strong></p><p><strong> </strong></p>http://journal.trunojoyo.ac.id/rechtidee/article/view/3295Main hakimpencurian sapipembiaran. |
collection |
DOAJ |
language |
Indonesian |
format |
Article |
sources |
DOAJ |
author |
wartiningsih wartiningsih |
spellingShingle |
wartiningsih wartiningsih Main Hakim Sendiri (Eigen Richting) dalam Terjadinya Pencurian Sapi di Madura RechtIdee Main hakim pencurian sapi pembiaran. |
author_facet |
wartiningsih wartiningsih |
author_sort |
wartiningsih wartiningsih |
title |
Main Hakim Sendiri (Eigen Richting) dalam Terjadinya Pencurian Sapi di Madura |
title_short |
Main Hakim Sendiri (Eigen Richting) dalam Terjadinya Pencurian Sapi di Madura |
title_full |
Main Hakim Sendiri (Eigen Richting) dalam Terjadinya Pencurian Sapi di Madura |
title_fullStr |
Main Hakim Sendiri (Eigen Richting) dalam Terjadinya Pencurian Sapi di Madura |
title_full_unstemmed |
Main Hakim Sendiri (Eigen Richting) dalam Terjadinya Pencurian Sapi di Madura |
title_sort |
main hakim sendiri (eigen richting) dalam terjadinya pencurian sapi di madura |
publisher |
Universitas Trunojoyo Madura |
series |
RechtIdee |
issn |
1907-5790 2502-762X |
publishDate |
2017-12-01 |
description |
<p>Maraknya tindakan main hakim di beberapa daerah mencerminkan ketidakpercayaan masyarakat terhadap kinerja kepolisian dan sistem peradilan pidana di Indonenesia. Demikian juga di Madura masyarakat menghakimi pencuri yang mencoba atau mencuri sapi. Nampaknya telah terjadi perubahan paradigma dalam masyarakat, yang dahulu menjunjung nilai-nilai kemanusiaan. Respon masyarakat di luar pelaku main hakim sendiri menujukkan kepuasannya jika pelaku pencurian dihakimi massa.</p><p> Penelitian ini akan menganalisis tindakan main hakim sendiri dari 2 aspek yaitu, aspek masyarakat akan dianalisis dengan teori sistem hukum dari Lawrence M. Friedman. Sedangkan dari kepolisian akan dianalisis dari aspek kelembagaan berdasarkan teori Chambliss & Saidman.Jenis penelitian ini adalah penelitian yuridis sosiologis dengan pendekatan fakta. Data dan informasi yang diperoleh dianalisis secara kualitatif untuk menemukan fakta (<em>fact-finding)</em>, yang kemudian menuju pada identifikasi (<em>problem-identification) </em>dan pada akhirnya menuju kepada penyelesaian masalah (<em>problem-solution).</em> Berdasarkan hasil dan pembahasan, rekomendasi yang diberikan oleh peneliti adalah perlu penyuluhan dan penyadaran dari masyarakat bahwa tindakan main hakim sendiri adalah perbuatan yang melawan hukum. Untuk kepolisian perlu ada konsolidari dan komitmen yang tinggi untuk bisa melakukan penegakan hukum karena <em>non-enfocerment</em> atau “pembiaran”tidak dapat dibenarkan dari aspek teori maupun aspek praktik yang melanggar hak tersangka dan merupakan hambatan bagi tersangka dalam upaya memperoleh keadilan.</p><p><strong>Kata Kunci : Main hakim, pencurian sapi, pembiaran.</strong></p><p><strong> </strong></p> |
topic |
Main hakim pencurian sapi pembiaran. |
url |
http://journal.trunojoyo.ac.id/rechtidee/article/view/3295 |
work_keys_str_mv |
AT wartiningsihwartiningsih mainhakimsendirieigenrichtingdalamterjadinyapencuriansapidimadura |
_version_ |
1725929194811031552 |