Living Hadis Dalam Tradisi Menjaga kubur Masyarakat Banjar Kabupaten Hulu Sungai Tengah Kalimantan Selatan

One of the phenomena of “Living Hadith” found in South Kalimantan is the tradition of watching over the tomb for a couple of days after the death of a person. It has been usually done in Banjar ethnic group and in particular in Hulu Sungai Tengah. This tradition is referred to the Hadith of Prophet...

Full description

Bibliographic Details
Main Author: Miftahul Jannah
Format: Article
Language:Arabic
Published: State Islamic University Sunan Kalijaga 2014-04-01
Series:Esensia: Jurnal Ilmu-Ilmu Ushuluddin
Subjects:
Online Access:http://ejournal.uin-suka.ac.id/ushuluddin/esensia/article/view/763
Description
Summary:One of the phenomena of “Living Hadith” found in South Kalimantan is the tradition of watching over the tomb for a couple of days after the death of a person. It has been usually done in Banjar ethnic group and in particular in Hulu Sungai Tengah. This tradition is referred to the Hadith of Prophet Muhammad, although not all of them know the text of the Hadith. It is due to the fact that some got religious knowledge from the religious figure through their speeches. In the other hand, the guard of the tomb has different views, attitudes and purposes. While some had main purpose preserving of reciting the Qur’an in every moment, some others bore only granting the wish of other person. In some cases, they even consider this tradition as medium for the additional income. [Salah satu fenomena living hadis yang dapat ditemukan di Kalimantan Selatan adalah tradisi menjaga kubur selama beberapa hari yang diadakan setelah kematian seseorang, hal ini sudah biasa di kalangan masyarakat  Banjar pada umumnya, khususnya di Hulu Sungai Tengah, salah satu kabupaten di Kalimantan Selatan. Tradisi ini disinyalir dirujuk dari hadis Nabi Muhammad saw, meskipun tidak semuanya mengetahui persis teks hadis yang tersebut, karena pengetahuan yang berkembang didapat dari para tokoh agama melalui ceramah-ceramah. Para penunggu makam  mempunyai sikap atau pandangan serta tujuan yang berbeda-beda. Ada yang memang bertujuan untuk melestarikan bacaan al-Qur’an dalam setiap moment apapun, ada juga yang berniat sekedar mengabulkan hajat orang yang meminta tolong tersebut, bahkan ada juga yang memandang tradisi ini sebagai sarana untuk tambahan pemasukan komisi kantong.]
ISSN:1411-3775
2548-4729