اَلإِسْتِثْنَاءُ بِإلاَّ فِى سُوْرَةِ آلِ عِمْرَانَ (دِرَاسَةً تَحْلِيْلِيَّةً نَحْوِيَّةً)
Tulisan ini bermaksud menganalisa Illa` dalam Surah `Ali Imran. Dalam penelitian ini dijelaskan tentang al-Istitsna` atau Al-Mustatsna` yaitu salah satu isim manshub dalam nahwu. Al- Istitsna` adalah bentuk mashdar dari fi`il mazid yang bertambah tiga huruf yaitu: alif, sin dan ta` استثنى، يستثنى، إ...
Main Author: | |
---|---|
Format: | Article |
Language: | Arabic |
Published: |
Fakultas Adab dan Humaniora
2015-12-01
|
Series: | Jurnal Adabiyah |
Subjects: | |
Online Access: | http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/adabiyah/article/view/700 |
Summary: | Tulisan ini bermaksud menganalisa Illa` dalam Surah `Ali Imran. Dalam penelitian ini dijelaskan tentang al-Istitsna` atau Al-Mustatsna` yaitu salah satu isim manshub dalam nahwu. Al- Istitsna` adalah bentuk mashdar dari fi`il mazid yang bertambah tiga huruf yaitu: alif, sin dan ta` استثنى، يستثنى، إستثناء yang artinya pengecualian. Secara leksikal, kata tersebut bermakna kecuali. Secara istilah adalah salah satu isim yang manshub yang terletak sesudah lafazh-lafazh yang menunjukkan kepada arti kecuali atau selain. Al-Istitsna` Illa` ialah mengeluarkan status hukum apa yang ada sesudah Illa` dari status hukum sebelumnya dan mempunyai tiga unsur yaitu al-mustatsna` minhu,al-mustatsna dan adat al-istitsna`. Al-Istitsna` (Al-Mustatsna`) terbagi kepada tiga macam yaitu mustatsna` muttashil, mustatsna` munqathi` dan mustatsna` mufarragh dan hukumnya ada tiga hal, wajib dinashab sebagai mustatsna` Illa`, boleh keduanya (dinashab sebagai mustatsna` atau mengikuti kata di depannya sebagai badal), dan wajib mengikuti `amil yang mendahuluinya apakah sebagai fa`il, maf`ul bih atau khabar. |
---|---|
ISSN: | 1412-6141 2548-7744 |