Pemberdayaan Tari Sanghyang Di Banjar Jangu, Desa Duda Kecamatan Selat, Kabupaten Karangasem, Bali
Kearifan lokal yang diwadahi Tari Sanghyang di Banjar Jangu, Desa Duda, Kecamatan Selat, Kabupaten Karangasem, Bali mengandung nilai-nilai budaya nilai kemanusiaan, kebersamaan, persaudaraan, kearifan terhadap lingkungan, ketauladan. Karena itu tidak mengherankan oleh pendukungnya Tari Sanghyang tel...
Main Author: | |
---|---|
Format: | Article |
Language: | English |
Published: |
Institut Seni Indonesia Denpasar
2017-09-01
|
Series: | Mudra: Jurnal Seni Budaya |
Online Access: | http://jurnal.isi-dps.ac.id/index.php/mudra/article/view/114 |
id |
doaj-354e97b894f247d69e7ef1ac53451809 |
---|---|
record_format |
Article |
spelling |
doaj-354e97b894f247d69e7ef1ac534518092020-11-25T00:06:19ZengInstitut Seni Indonesia DenpasarMudra: Jurnal Seni Budaya0854-34612541-04072017-09-0132210.31091/mudra.v32i2.11454Pemberdayaan Tari Sanghyang Di Banjar Jangu, Desa Duda Kecamatan Selat, Kabupaten Karangasem, BaliI Made Purna0Balai Pelestarian Nilai Budaya BaliKearifan lokal yang diwadahi Tari Sanghyang di Banjar Jangu, Desa Duda, Kecamatan Selat, Kabupaten Karangasem, Bali mengandung nilai-nilai budaya nilai kemanusiaan, kebersamaan, persaudaraan, kearifan terhadap lingkungan, ketauladan. Karena itu tidak mengherankan oleh pendukungnya Tari Sanghyang telah difungsikan sebagai tari yang memiliki fungsi religius-magis, fungsi sosial, keharmonisan terhadap lingkungan alam, serta memiliki makna moral yang sederhana baik gending maupun pakaiannya yang sangat tergantung pada alam. Rumusan masalah yang dibahas dalam tulisan ini, antara lain, 1) kenapa tari Sanghyang di Banjar Jangu diberdayakan; 2) apa usaha pemberdayaan yang sudah dan yang akan dilakukan oleh masyarakat pendukungnya. Tujuan penulisan ini yaitu, 1) menghidupkan kembali Tari Sanghyang sebagai warisan budaya lokal; 2) membangkitkan suasana magis-religius; 3) Mempertahankan Tari Sanghyang sebagai salah satu Tari Wali yang harus tetap “hidup” ikut menunjang pelaksanaan upacara agama Hindu. Agar pemberdayaan Tari Sanghyang dapat optimal, dan bertaksu, maka model pember- dayaannya perlu dilakukan melaluicara structural dan kultural.http://jurnal.isi-dps.ac.id/index.php/mudra/article/view/114 |
collection |
DOAJ |
language |
English |
format |
Article |
sources |
DOAJ |
author |
I Made Purna |
spellingShingle |
I Made Purna Pemberdayaan Tari Sanghyang Di Banjar Jangu, Desa Duda Kecamatan Selat, Kabupaten Karangasem, Bali Mudra: Jurnal Seni Budaya |
author_facet |
I Made Purna |
author_sort |
I Made Purna |
title |
Pemberdayaan Tari Sanghyang Di Banjar Jangu, Desa Duda Kecamatan Selat, Kabupaten Karangasem, Bali |
title_short |
Pemberdayaan Tari Sanghyang Di Banjar Jangu, Desa Duda Kecamatan Selat, Kabupaten Karangasem, Bali |
title_full |
Pemberdayaan Tari Sanghyang Di Banjar Jangu, Desa Duda Kecamatan Selat, Kabupaten Karangasem, Bali |
title_fullStr |
Pemberdayaan Tari Sanghyang Di Banjar Jangu, Desa Duda Kecamatan Selat, Kabupaten Karangasem, Bali |
title_full_unstemmed |
Pemberdayaan Tari Sanghyang Di Banjar Jangu, Desa Duda Kecamatan Selat, Kabupaten Karangasem, Bali |
title_sort |
pemberdayaan tari sanghyang di banjar jangu, desa duda kecamatan selat, kabupaten karangasem, bali |
publisher |
Institut Seni Indonesia Denpasar |
series |
Mudra: Jurnal Seni Budaya |
issn |
0854-3461 2541-0407 |
publishDate |
2017-09-01 |
description |
Kearifan lokal yang diwadahi Tari Sanghyang di Banjar Jangu, Desa Duda, Kecamatan Selat, Kabupaten Karangasem, Bali mengandung nilai-nilai budaya nilai kemanusiaan, kebersamaan, persaudaraan, kearifan terhadap lingkungan, ketauladan. Karena itu tidak mengherankan oleh pendukungnya Tari Sanghyang telah difungsikan sebagai tari yang memiliki fungsi religius-magis, fungsi sosial, keharmonisan terhadap lingkungan alam, serta memiliki makna moral yang sederhana baik gending maupun pakaiannya yang sangat tergantung pada alam. Rumusan masalah yang dibahas dalam tulisan ini, antara lain, 1) kenapa tari Sanghyang di Banjar Jangu diberdayakan; 2) apa usaha pemberdayaan yang sudah dan yang akan dilakukan oleh masyarakat pendukungnya. Tujuan penulisan ini yaitu, 1) menghidupkan kembali Tari Sanghyang sebagai warisan budaya lokal; 2) membangkitkan suasana magis-religius; 3) Mempertahankan Tari Sanghyang sebagai salah satu Tari Wali yang harus tetap “hidup” ikut menunjang pelaksanaan upacara agama Hindu. Agar pemberdayaan Tari Sanghyang dapat optimal, dan bertaksu, maka model pember- dayaannya perlu dilakukan melaluicara structural dan kultural. |
url |
http://jurnal.isi-dps.ac.id/index.php/mudra/article/view/114 |
work_keys_str_mv |
AT imadepurna pemberdayaantarisanghyangdibanjarjangudesadudakecamatanselatkabupatenkarangasembali |
_version_ |
1725422822979796992 |