The 1965 Indonesian Killing Discourse by Generation 2000 Writers
The fall of Soeharto’s authority in 1998 has indeed impacted numerous sides of Indonesian life: political, social and cultural. The shifting of authoritative government to the state of “reformation” and “democratization” has forced the nation to redefine its authority to its members. This paper aims...
Main Author: | |
---|---|
Format: | Article |
Language: | English |
Published: |
Balai Bahasa Jawa Timur
2011-06-01
|
Series: | Atavisme |
Subjects: | |
Online Access: | http://atavisme.kemdikbud.go.id/index.php/atavisme/article/view/98 |
id |
doaj-333c5692307b46f4baefec4b31727972 |
---|---|
record_format |
Article |
spelling |
doaj-333c5692307b46f4baefec4b317279722020-11-25T01:38:02ZengBalai Bahasa Jawa TimurAtavisme1410-900X2503-52152011-06-0114111410.24257/atavisme.v14i1.98.1-1492The 1965 Indonesian Killing Discourse by Generation 2000 WritersDiah Ariani Arimbi0Departemen Sastra Inggris, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Airlangga, Kampus B, Jalan Dharmawangsa Dalam 2A Surabaya 60286The fall of Soeharto’s authority in 1998 has indeed impacted numerous sides of Indonesian life: political, social and cultural. The shifting of authoritative government to the state of “reformation” and “democratization” has forced the nation to redefine its authority to its members. This paper aims to look at these public responses which are narrated in contemporary Indonesian fiction. Although fiction may be seen as imaginative production, discursive ideologies can be examined clearly. By examining thematic significant of the narratives about G30S/PKI and the killings aftermath in the literary writings published in post 1998 by contemporary Indonesia writers, who are known as the Generation 2000 writers (who were mostly born in 1970s at least five years after the 1965 incident: also known as the millennials), this paper will attempt to answer whether or not this generation presents shift and creates its own notions of the incident. Abstrak: Jatuhnya kekuasaan Soeharto pada tahun 1998 berdampak pada berbagai sisi kehidupan di Indonesia: politik, sosial, dan budaya. Pergeseran dari pemerintahan yang dulunya otoritatif menjadi pemerintahan yang sarat dengan "reformasi" dan "demokratisasi" telah memaksa negara untuk mendefinisikan kembali wewenangnya kepada para anggotanya. Makalah ini bertujuan untuk melihat respons publik yang diceritakan dalam fiksi Indonesia kontemporer. Walaupun fiksi dapat dipandang sebagai produk imajinatif, ideologi diskursif dapat dilihat dengan je-las. Dengan memeriksa tema-tema yang secara signifikan dimunculkan dari narasi tentang G30S/PKI dan tragedi pembunuhan sesudahnya dalam tulisan-tulisan sastra yang diterbitkan pasca tahun 1998 oleh penulis Indonesia kontemporer, yang dikenal sebagai penulis Generasi 2000 (penulis yang kebanyakan lahir di tahun 1970-an setidaknya 5 tahun setelah 1965 kejadian: juga dikenal sebagai millenials), makalah ini berusaha menjawab apakah generasi baru mengalami pergeseran dalam memahami tragedi tahun 1965. Apakah mereka telah menciptakan sendiri arti peristiwa sejarah tersebut lewat karya mereka ataukah mereka mengukuhkan makna yang sudah ada adalah pertanyaan yang berusaha dijawab dalam makalah ini. Kata-Kata Kunci: ideologi; diskursus; tragedi tahun 1965; milenialhttp://atavisme.kemdikbud.go.id/index.php/atavisme/article/view/98ideologydiscoursethe 1965 Indonesian killingsmillennials |
collection |
DOAJ |
language |
English |
format |
Article |
sources |
DOAJ |
author |
Diah Ariani Arimbi |
spellingShingle |
Diah Ariani Arimbi The 1965 Indonesian Killing Discourse by Generation 2000 Writers Atavisme ideology discourse the 1965 Indonesian killings millennials |
author_facet |
Diah Ariani Arimbi |
author_sort |
Diah Ariani Arimbi |
title |
The 1965 Indonesian Killing Discourse by Generation 2000 Writers |
title_short |
The 1965 Indonesian Killing Discourse by Generation 2000 Writers |
title_full |
The 1965 Indonesian Killing Discourse by Generation 2000 Writers |
title_fullStr |
The 1965 Indonesian Killing Discourse by Generation 2000 Writers |
title_full_unstemmed |
The 1965 Indonesian Killing Discourse by Generation 2000 Writers |
title_sort |
1965 indonesian killing discourse by generation 2000 writers |
publisher |
Balai Bahasa Jawa Timur |
series |
Atavisme |
issn |
1410-900X 2503-5215 |
publishDate |
2011-06-01 |
description |
The fall of Soeharto’s authority in 1998 has indeed impacted numerous sides of Indonesian life: political, social and cultural. The shifting of authoritative government to the state of “reformation” and “democratization” has forced the nation to redefine its authority to its members. This paper aims to look at these public responses which are narrated in contemporary Indonesian fiction. Although fiction may be seen as imaginative production, discursive ideologies can be examined clearly. By examining thematic significant of the narratives about G30S/PKI and the killings aftermath in the literary writings published in post 1998 by contemporary Indonesia writers, who are known as the Generation 2000 writers (who were mostly born in 1970s at least five years after the 1965 incident: also known as the millennials), this paper will attempt to answer whether or not this generation presents shift and creates its own notions of the incident.
Abstrak:
Jatuhnya kekuasaan Soeharto pada tahun 1998 berdampak pada berbagai sisi kehidupan di Indonesia: politik, sosial, dan budaya. Pergeseran dari pemerintahan yang dulunya otoritatif menjadi pemerintahan yang sarat dengan "reformasi" dan "demokratisasi" telah memaksa negara untuk mendefinisikan kembali wewenangnya kepada para anggotanya. Makalah ini bertujuan untuk melihat respons publik yang diceritakan dalam fiksi Indonesia kontemporer. Walaupun fiksi dapat dipandang sebagai produk imajinatif, ideologi diskursif dapat dilihat dengan je-las. Dengan memeriksa tema-tema yang secara signifikan dimunculkan dari narasi tentang G30S/PKI dan tragedi pembunuhan sesudahnya dalam tulisan-tulisan sastra yang diterbitkan pasca tahun 1998 oleh penulis Indonesia kontemporer, yang dikenal sebagai penulis Generasi 2000 (penulis yang kebanyakan lahir di tahun 1970-an setidaknya 5 tahun setelah 1965 kejadian: juga dikenal sebagai millenials), makalah ini berusaha menjawab apakah generasi baru mengalami pergeseran dalam memahami tragedi tahun 1965. Apakah mereka telah menciptakan sendiri arti peristiwa sejarah tersebut lewat karya mereka ataukah mereka mengukuhkan makna yang sudah ada adalah pertanyaan yang berusaha dijawab dalam makalah ini.
Kata-Kata Kunci: ideologi; diskursus; tragedi tahun 1965; milenial |
topic |
ideology discourse the 1965 Indonesian killings millennials |
url |
http://atavisme.kemdikbud.go.id/index.php/atavisme/article/view/98 |
work_keys_str_mv |
AT diaharianiarimbi the1965indonesiankillingdiscoursebygeneration2000writers AT diaharianiarimbi 1965indonesiankillingdiscoursebygeneration2000writers |
_version_ |
1725055529357672448 |