Karakteristik dan Berbagai Genre dalam Kitab Mazmur

Kitab Mazmur ditulis dalam bentuk puisi. Bagi orang Yahudi, puisi merupakan jenis literatur yang memegang peranan penting karena melengkapi apa yang tidak dapat diberikan oleh prosa; puisi merupakan ungkapan emosi yang menyatakan kedalaman iman dan ibadah mereka. Oleh sebab itu, kita perlu bukan ha...

Full description

Bibliographic Details
Main Author: Martus Adinugraha Maleachi
Format: Article
Language:English
Published: Sekolah Tinggi Teologi SAAT 2012-04-01
Series:Veritas: Jurnal Teologi dan Pelayanan
Subjects:
Online Access:https://ojs.seabs.ac.id/index.php/Veritas/article/view/250
Description
Summary:Kitab Mazmur ditulis dalam bentuk puisi. Bagi orang Yahudi, puisi merupakan jenis literatur yang memegang peranan penting karena melengkapi apa yang tidak dapat diberikan oleh prosa; puisi merupakan ungkapan emosi yang menyatakan kedalaman iman dan ibadah mereka. Oleh sebab itu, kita perlu bukan hanya menganalisa suatu mazmur, tetapi juga mengapresiasinya. Mazmur merupakan ungkapan kata-kata penulis kepada Allah dan tentang Allah. Berbeda dengan kebanyakan bagian Alkitab yang lain, dalam kitab Mazmur Allah memakai pergumulan hidup manusia untuk menguatkan umat percaya lainnya. Mazmur adalah respons keberadaan manusia di hadapan Allah, baik melalui pengalaman (mis. kesulitan hidup, peperangan, sakit penyakit, pernikahan, kelahiran, kematian dan sebagainya) maupun perasaan hatinya (sukacita, ketakutan, kebencian, depresi, dan sebagainya). Perlu dipahami bahwa di dalam sebuah mazmur ada tiga unsur yang perlu diperhatikan. Pertama adalah isi (content) dari mazmur tersebut. Kedua adalah bentuk dari mazmur tersebut. Terakhir adalah efek yang ditimbulkan oleh mazmur tersebut. Isi merupakan ungkapan hati dari pemazmur yang melibatkan emosi, imaginasi, dan pesan yang ingin disampaikan. Bentuk dari mazmur, seperti susunan bait, sanjak, dan genrenya mendukung isi dari puisi tersebut dan menimbulkan keindahannya. Paduan kedua unsur tersebut menimbulkan sebuah efek yang berbeda dengan prosa. Pada waktu menafsir sebuah mazmur, kita bukan hanya memperhatikan arti, tetapi juga keindahannya. P. D. Miller mengingatkan bahwa kita perlu lebih sensitif terhadap karakteristik puitis dari suatu mazmur agar kita dapat mengalami pesan dari pemazmur dalam kehidupan pribadi kita. Artikel ini akan mengajak pembaca untuk mengenai kitab Mazmur dan menafsirkannya.
ISSN:1411-7649
2684-9194