Cross-Cultural Health Communication
Setiap kebudayaan memiliki pandangan yang beragam tentang kesehatan atau penyakit, kehidupan atau kematian. Ada masyarakat yang menganggap penyakit sebagai nasib yang harus diterima secara fatalistik. Ada pula masyarakat yang memandangnya sebagai cobaan dari Tuhan, dsb. Selain itu, terdapat juga per...
Main Author: | |
---|---|
Format: | Article |
Language: | Indonesian |
Published: |
Universitas Islam Bandung
2004-12-01
|
Series: | MediaTor |
Subjects: | |
Online Access: | http://ejournal.unisba.ac.id/index.php/mediator/article/view/1169 |
id |
doaj-2eb987c768244d40b0156a4e1df5ee7a |
---|---|
record_format |
Article |
spelling |
doaj-2eb987c768244d40b0156a4e1df5ee7a2020-11-25T00:22:33ZindUniversitas Islam BandungMediaTor1411-58832004-12-0152349358930Cross-Cultural Health CommunicationDeddy Mulyana0Jurusan Jurnalistik, Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas PadjadjaranSetiap kebudayaan memiliki pandangan yang beragam tentang kesehatan atau penyakit, kehidupan atau kematian. Ada masyarakat yang menganggap penyakit sebagai nasib yang harus diterima secara fatalistik. Ada pula masyarakat yang memandangnya sebagai cobaan dari Tuhan, dsb. Selain itu, terdapat juga perbedaan konsep untuk menamai jenis penyakit tertentu pada sejumlah pengguna bahasa yang berbeda. Nama suatu penyakit dalam suatu bahasa tidak bisa diterjemahkan langsung ke dalam bahasa lain. Dokter berkebangsaan Amerika, misalnya, akan kebingungan bila menangani pasien orang Indonesia yang berpenyakti “raja singa”, karena nama penyakit itu tak bisa diterjemahkan langsung menjadi “king lion”. Keragaman budaya ini berimplikasi pada para petugas kesehatan, perawat, dokter, untuk memahami budaya pasien, yang ditanganinya, yang berasal dari komunitas budaya berbeda. Kekeliruan memahami latar belakang budaya pasien dapat menimbulkan kesalahan dalam mendiagnosis penyakit, menangani pasien, atau menentukan resep obat.http://ejournal.unisba.ac.id/index.php/mediator/article/view/1169budaya, kesehatan, komunikasi kesehatan |
collection |
DOAJ |
language |
Indonesian |
format |
Article |
sources |
DOAJ |
author |
Deddy Mulyana |
spellingShingle |
Deddy Mulyana Cross-Cultural Health Communication MediaTor budaya, kesehatan, komunikasi kesehatan |
author_facet |
Deddy Mulyana |
author_sort |
Deddy Mulyana |
title |
Cross-Cultural Health Communication |
title_short |
Cross-Cultural Health Communication |
title_full |
Cross-Cultural Health Communication |
title_fullStr |
Cross-Cultural Health Communication |
title_full_unstemmed |
Cross-Cultural Health Communication |
title_sort |
cross-cultural health communication |
publisher |
Universitas Islam Bandung |
series |
MediaTor |
issn |
1411-5883 |
publishDate |
2004-12-01 |
description |
Setiap kebudayaan memiliki pandangan yang beragam tentang kesehatan atau penyakit, kehidupan atau kematian. Ada masyarakat yang menganggap penyakit sebagai nasib yang harus diterima secara fatalistik. Ada pula masyarakat yang memandangnya sebagai cobaan dari Tuhan, dsb. Selain itu, terdapat juga perbedaan konsep untuk menamai jenis penyakit tertentu pada sejumlah pengguna bahasa yang berbeda. Nama suatu penyakit dalam suatu bahasa tidak bisa diterjemahkan langsung ke dalam bahasa lain. Dokter berkebangsaan Amerika, misalnya, akan kebingungan bila menangani pasien orang Indonesia yang berpenyakti “raja singa”, karena nama penyakit itu tak bisa diterjemahkan langsung menjadi “king lion”. Keragaman budaya ini berimplikasi pada para petugas kesehatan, perawat, dokter, untuk memahami budaya pasien, yang ditanganinya, yang berasal dari komunitas budaya berbeda. Kekeliruan memahami latar belakang budaya pasien dapat menimbulkan kesalahan dalam mendiagnosis penyakit, menangani pasien, atau menentukan resep obat. |
topic |
budaya, kesehatan, komunikasi kesehatan |
url |
http://ejournal.unisba.ac.id/index.php/mediator/article/view/1169 |
work_keys_str_mv |
AT deddymulyana crossculturalhealthcommunication |
_version_ |
1725359345999282176 |