Pendekatan GIS dalam Pemodelan Keruntuhan Bendungan Menggunakan HEC-RAS 2D (Studi Kasus Bendungan Logung, Kabupaten Kudus)
Keruntuhan bendungan merupakan sumber potensi bahaya terbesar pada sebuah bendungan. Rencana Tindak Darurat (RTD) merupakan syarat yang harus dipenuhi oleh operator bendungan sebelum bendungan tersebut beroperasi. Analisa keruntuhan bendungan tidak dimaksudkan untuk mendesain ulang bendungan agar le...
Main Authors: | , , |
---|---|
Format: | Article |
Language: | English |
Published: |
Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat
2019-10-01
|
Series: | Rekayasa |
Subjects: | |
Online Access: | https://journal.trunojoyo.ac.id/rekayasa/article/view/5807 |
Summary: | Keruntuhan bendungan merupakan sumber potensi bahaya terbesar pada sebuah bendungan. Rencana Tindak Darurat (RTD) merupakan syarat yang harus dipenuhi oleh operator bendungan sebelum bendungan tersebut beroperasi. Analisa keruntuhan bendungan tidak dimaksudkan untuk mendesain ulang bendungan agar lebih kuat, tetapi untuk memperkirakan potensi resiko jika terjadi kegagalan bendungan. Makalah ini fokus pada analisis geospasial dan analisis hidrolik yang terjadi pada daerah hilir bendungan ketika terjadi kegagalan bendungan. Sebagai studi kasus penelitian ini adalah Bendungan Logung yang berada di Kudus, Indonesia. Bendungan ini mempunyai kapasitas 20jt m3 dengan ketinggian bendungan 55m pada DAS Muria. Dam Break Analysis (DBA) dimodelkan 2D pada kondisi unsteady-flow menggunakan HEC-RAS dan HEC-GeoRAS. Analisis spasial dan analisis hidrologi digunakan sebagai input dalam pemodelan tersebut. Output dari Dam Break Analysis ini adalah peta dinamis 2D yang memberikan informasi debit, kecepatan, luasan dan kedalaman pada setiap titik yang terdampak runtuhnya bendungan. Informasi tersebut dapat digunakan untuk rencana mitigasi dan proses evakuasi dalam Emergency Action Plan (EAP), sehingga dapat meminimalisir resiko ketika bencana tersebut terjadi.
A GIS approach for Dam Break Modelling by using HEC-RAS 2D (A Case Study of Logung Dam, Kudus-Indonesia)
ABSTRACT
The Dam collapse is a greatest potential hazard of a dam. Emergency Action Plan (RTD) is a condition that must be fulfilled by dam operators before the dam operates. Dam break analysis is not intended to redesign the dam to be stronger, but to estimate the potential risk if a dam failure occurs. This paper focuses on geospatial analysis and hydraulic analysis that occurs in the downstream area of a dam when a dam failure occurs. As a case study this research take Logung Dam in Kudus, Indonesia. The dam has a capacity of 20 million m3 with a dam height of 55m in the Muria watershed. Dam Break Analysis (DBA) is modeled 2D at unsteady-flow conditions using HEC-RAS and HEC-GeoRAS. Spatial analysis and hydrological analysis are used as input in the modeling. The output of the Dam Break Analysis is a 2D dynamic map that provides discharge, speed, area and depth information at each point affected by the dam collapse. This information can be used for mitigation plans and evacuation processes in the Emergency Action Plan (EAP), so as to minimize risks when a disaster occurs.
Keywords : EAP; risk; flood; 2D Modelling; Logung |
---|---|
ISSN: | 0216-9495 2502-5325 |