QIRA’AT PADA MASA AWAL ISLAM

<p class="Pa4">Ragam bacaan (qira’at) al-Qur’an sudah ada sejak diturunkan kepada Nabi Muhammad di Mekkah. Akan tetapi qira’at ini mulai dipergunakan saat nabi sudah berada di Madinah. Saat menyampaikan wahyu yang telah diterimanya, nabi selalu menggunakan bacaan yang sesuai dengan k...

Full description

Bibliographic Details
Main Author: Ahmat Saepuloh
Format: Article
Language:English
Published: State Institute of Islamic Studies (IAIN) Tulungagung 2014-08-01
Series:Episteme: Jurnal Pengembangan Ilmu Keislaman
Online Access:http://ejournal.iain-tulungagung.ac.id/index.php/epis/article/view/57
id doaj-2980c930dca1432e99ff1e95ad8c6fc4
record_format Article
spelling doaj-2980c930dca1432e99ff1e95ad8c6fc42020-11-24T21:49:04ZengState Institute of Islamic Studies (IAIN) TulungagungEpisteme: Jurnal Pengembangan Ilmu Keislaman1907-74912502-37052014-08-0191274410.21274/epis.2014.9.1.27-4455QIRA’AT PADA MASA AWAL ISLAMAhmat Saepuloh0Mahasiswa Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Tulungagung<p class="Pa4">Ragam bacaan (qira’at) al-Qur’an sudah ada sejak diturunkan kepada Nabi Muhammad di Mekkah. Akan tetapi qira’at ini mulai dipergunakan saat nabi sudah berada di Madinah. Saat menyampaikan wahyu yang telah diterimanya, nabi selalu menggunakan bacaan yang sesuai dengan kemampuan para sahabat yang hadir pada saat itu. Sehingga kemampuan sahabat dalam membaca al-Qur’an juga bervariasi, tergantung berapa macam bacaan (qira’at) yang telah ia dapatkan dari Rasulullah. Akibatnya, ragam qira’at yang berkembang di setiap daerah mengalami perbedaan. Sesudah Rasulullah wafat, para sahabat semakin giat menyebarluaskan al-Qur’an dengan mendirikan madrasah-madrasah di sekitar tempat mereka bermukim. Sehingga, tidak mengherankan apabila setelah generasi sahabat, muncul para ahli qira’at di kalangan tabi’in.</p> <p class="Pa4"><em> </em></p> <em>Variant reading of the Qur’an (qira’at) has existed since it was revealed to Prophet Muhammad in Mecca. But it’s began to be used when the prophet was live in Medina. When the Prophet Muhammad extend the revelation, he always use appropriate reading ability of the friends who were present at that time. So, they reading ability of Qur’an have also variation, depending on how wide reading (qira’at) which he had got from the prophet. As a consequence, the kinds of qira’at also different in each region. After the prophet died, the prophet followers more actively disseminate the Qur’an by establishing madrasah around where they live. Thus, it is not surprising that after generations of prophet followers, appear qira’ah expert in tabi’in group</em>http://ejournal.iain-tulungagung.ac.id/index.php/epis/article/view/57
collection DOAJ
language English
format Article
sources DOAJ
author Ahmat Saepuloh
spellingShingle Ahmat Saepuloh
QIRA’AT PADA MASA AWAL ISLAM
Episteme: Jurnal Pengembangan Ilmu Keislaman
author_facet Ahmat Saepuloh
author_sort Ahmat Saepuloh
title QIRA’AT PADA MASA AWAL ISLAM
title_short QIRA’AT PADA MASA AWAL ISLAM
title_full QIRA’AT PADA MASA AWAL ISLAM
title_fullStr QIRA’AT PADA MASA AWAL ISLAM
title_full_unstemmed QIRA’AT PADA MASA AWAL ISLAM
title_sort qira’at pada masa awal islam
publisher State Institute of Islamic Studies (IAIN) Tulungagung
series Episteme: Jurnal Pengembangan Ilmu Keislaman
issn 1907-7491
2502-3705
publishDate 2014-08-01
description <p class="Pa4">Ragam bacaan (qira’at) al-Qur’an sudah ada sejak diturunkan kepada Nabi Muhammad di Mekkah. Akan tetapi qira’at ini mulai dipergunakan saat nabi sudah berada di Madinah. Saat menyampaikan wahyu yang telah diterimanya, nabi selalu menggunakan bacaan yang sesuai dengan kemampuan para sahabat yang hadir pada saat itu. Sehingga kemampuan sahabat dalam membaca al-Qur’an juga bervariasi, tergantung berapa macam bacaan (qira’at) yang telah ia dapatkan dari Rasulullah. Akibatnya, ragam qira’at yang berkembang di setiap daerah mengalami perbedaan. Sesudah Rasulullah wafat, para sahabat semakin giat menyebarluaskan al-Qur’an dengan mendirikan madrasah-madrasah di sekitar tempat mereka bermukim. Sehingga, tidak mengherankan apabila setelah generasi sahabat, muncul para ahli qira’at di kalangan tabi’in.</p> <p class="Pa4"><em> </em></p> <em>Variant reading of the Qur’an (qira’at) has existed since it was revealed to Prophet Muhammad in Mecca. But it’s began to be used when the prophet was live in Medina. When the Prophet Muhammad extend the revelation, he always use appropriate reading ability of the friends who were present at that time. So, they reading ability of Qur’an have also variation, depending on how wide reading (qira’at) which he had got from the prophet. As a consequence, the kinds of qira’at also different in each region. After the prophet died, the prophet followers more actively disseminate the Qur’an by establishing madrasah around where they live. Thus, it is not surprising that after generations of prophet followers, appear qira’ah expert in tabi’in group</em>
url http://ejournal.iain-tulungagung.ac.id/index.php/epis/article/view/57
work_keys_str_mv AT ahmatsaepuloh qiraatpadamasaawalislam
_version_ 1725889755957166080