National Identity without Intellectual Bases: Israel’s Practical Zionism in Developing a State for the Jews
Israel sebagai sebuah negara telah ada selama hampir 70 tahun. Meskipun kehadirannya telah berlangsung selama beberapa dekade, pendirian dan perjuangannya untuk bertahan dan mendapatkan pengakuan telah terus-menerus ditantang termasuk dari mereka yang seharusnya menjadi tulang punggung identitas nas...
Main Author: | |
---|---|
Format: | Article |
Language: | English |
Published: |
Universitas Indonesia
2015-08-01
|
Series: | Jurnal Politik |
Online Access: | http://jurnalpolitik.ui.ac.id/index.php/jp/article/view/14 |
id |
doaj-286fe41dcc354183910c88af4e526619 |
---|---|
record_format |
Article |
spelling |
doaj-286fe41dcc354183910c88af4e5266192020-11-25T03:39:28ZengUniversitas IndonesiaJurnal Politik2460-73472461-06152015-08-0111759610.7454/jp.v1i1.1413National Identity without Intellectual Bases: Israel’s Practical Zionism in Developing a State for the JewsSyahrul Hidayat0Department of Political Science University of IndonesiaIsrael sebagai sebuah negara telah ada selama hampir 70 tahun. Meskipun kehadirannya telah berlangsung selama beberapa dekade, pendirian dan perjuangannya untuk bertahan dan mendapatkan pengakuan telah terus-menerus ditantang termasuk dari mereka yang seharusnya menjadi tulang punggung identitas nasional Israel yaitu kaum intelektual. Tulisan ini berpendapat bahwa kritik dari beberapa cendekiawan Yahudi merupakan masalah mendasar dari upaya untuk membangun identitas nasional. Jika nasionalisme, terutama dalam konteks Eropa yang menjadi tempat kelahirannya, biasanya didukung oleh intelektual sebagai sumber imajinasi untuk pengikat sebuah kelompok, kasus Israel menunjukkan arah yang berbeda, setidaknya bermasalah. Dua intelektual Yahudi terkemuka, Martin Buber dan Hannah Arendt, yang disajikan di didalam tulisan adalah contoh dari tantangan terhadap dominasi Yahudi di Israel nasionalisme. Meskipun mereka tidak ingin melepas identitas mereka sebagai orang Yahudi dan setuju dengan lembaga politik otoritatif untuk melindungi orang-orang Yahudi keduanya menentang gagasan dominasi Yahudi dan pemusnahan Palestina. Mengingat pandangan mereka yang menolak pragmatism politik, kurangnya perhatian dan dukungan dari para pemimpin politik Zionis telah membuat ide-ide intelektual mereka relatif terisolasi dari massa.http://jurnalpolitik.ui.ac.id/index.php/jp/article/view/14 |
collection |
DOAJ |
language |
English |
format |
Article |
sources |
DOAJ |
author |
Syahrul Hidayat |
spellingShingle |
Syahrul Hidayat National Identity without Intellectual Bases: Israel’s Practical Zionism in Developing a State for the Jews Jurnal Politik |
author_facet |
Syahrul Hidayat |
author_sort |
Syahrul Hidayat |
title |
National Identity without Intellectual Bases: Israel’s Practical Zionism in Developing a State for the Jews |
title_short |
National Identity without Intellectual Bases: Israel’s Practical Zionism in Developing a State for the Jews |
title_full |
National Identity without Intellectual Bases: Israel’s Practical Zionism in Developing a State for the Jews |
title_fullStr |
National Identity without Intellectual Bases: Israel’s Practical Zionism in Developing a State for the Jews |
title_full_unstemmed |
National Identity without Intellectual Bases: Israel’s Practical Zionism in Developing a State for the Jews |
title_sort |
national identity without intellectual bases: israel’s practical zionism in developing a state for the jews |
publisher |
Universitas Indonesia |
series |
Jurnal Politik |
issn |
2460-7347 2461-0615 |
publishDate |
2015-08-01 |
description |
Israel sebagai sebuah negara telah ada selama hampir 70 tahun. Meskipun kehadirannya telah berlangsung selama beberapa dekade, pendirian dan perjuangannya untuk bertahan dan mendapatkan pengakuan telah terus-menerus ditantang termasuk dari mereka yang seharusnya menjadi tulang punggung identitas nasional Israel yaitu kaum intelektual. Tulisan ini berpendapat bahwa kritik dari beberapa cendekiawan Yahudi merupakan masalah mendasar dari upaya untuk membangun identitas nasional. Jika nasionalisme, terutama dalam konteks Eropa yang menjadi tempat kelahirannya, biasanya didukung oleh intelektual sebagai sumber imajinasi untuk pengikat sebuah kelompok, kasus Israel menunjukkan arah yang berbeda, setidaknya bermasalah. Dua intelektual Yahudi terkemuka, Martin Buber dan Hannah Arendt, yang disajikan di didalam tulisan adalah contoh dari tantangan terhadap dominasi Yahudi di Israel nasionalisme. Meskipun mereka tidak ingin melepas identitas mereka sebagai orang Yahudi dan setuju dengan lembaga politik otoritatif untuk melindungi orang-orang Yahudi keduanya menentang gagasan dominasi Yahudi dan pemusnahan Palestina.
Mengingat pandangan mereka yang menolak pragmatism politik, kurangnya perhatian dan dukungan dari para pemimpin politik Zionis telah membuat ide-ide intelektual mereka relatif terisolasi dari massa. |
url |
http://jurnalpolitik.ui.ac.id/index.php/jp/article/view/14 |
work_keys_str_mv |
AT syahrulhidayat nationalidentitywithoutintellectualbasesisraelspracticalzionismindevelopingastateforthejews |
_version_ |
1724538693131173888 |