Summary: | Seiring dengan kerusakan ekosistem dan habitat makluk hidup termasuk yang bersel satu, menyebabkan bermigrasinya makluk hidup tersebut termasuk pada tubuh manusia sehingga menimbulkan penyakit. Mikroba S. aureus termasuk salah mikroba pathogen yang mudah resisten terhadap obat-obatan bila ditangani secara salah. Pengendalian terhadap mikroba yang sudah resisten dilakukan dengan cara mencari obat baru yang dapat menghambat dan atau mematikan mikroba resisten tersebut. Salah satu yang secara tradisional digunakan masyarakat secara tradisional yaitu jarak pagar. Penelitian ini dilakukan untuk menjawab masalah: apakah ekstrak jarak pagar berkemampuan sebagai antibakteri terhadap bakteri S. aureus secara in vitro? Mengacu pada rumusan masalah tersebut maka tujuan yang mau dicapai dari penelitian ini yaitu membuktikan ada tidaknya khasiat tumbuhan jarak pagar yang diekstraksi melalui indikator terbentuk tidaknya zona bening pada kondisi in vitro. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak tumbuhan jarak pagar terbukti berkemampuan sebagai antibakteri pada level konsentrasi 25%, 50%, 75% dan 100%. Berkemampuan sebagai antibakteri, dengan zona hambat terbesar terjadi pada konsentrasi 100%.
|