Feminisme Islam di Indonesia
Women condition seems far from the ideal in Indonesia, but they have relatively no terrible experiences such as extreme circumsition, “purdah”, seclusion, inequality, injustice of inheritance and marriage-divorce cases, felt by some of their Muslim women abroad. The factors contributed to the mischi...
Main Author: | |
---|---|
Format: | Article |
Language: | Arabic |
Published: |
State Islamic University Sunan Kalijaga
2015-04-01
|
Series: | Esensia: Jurnal Ilmu-Ilmu Ushuluddin |
Subjects: | |
Online Access: | http://ejournal.uin-suka.ac.id/ushuluddin/esensia/article/view/988 |
id |
doaj-271ea3ad40f1402ab51aff39463e3cd1 |
---|---|
record_format |
Article |
spelling |
doaj-271ea3ad40f1402ab51aff39463e3cd12020-11-25T01:33:10ZaraState Islamic University Sunan KalijagaEsensia: Jurnal Ilmu-Ilmu Ushuluddin1411-37752548-47292015-04-01161758810.14421/esensia.v16i1.988906Feminisme Islam di IndonesiaNafsiyatul Luthfiyah0UIN Sunan Kalijaga YogyakartaWomen condition seems far from the ideal in Indonesia, but they have relatively no terrible experiences such as extreme circumsition, “purdah”, seclusion, inequality, injustice of inheritance and marriage-divorce cases, felt by some of their Muslim women abroad. The factors contributed to the mischief include the truth claim on religious dogma among the misinformation Muslims experts and those who plan the anti Islam propaganda. In contrast, Indonesian women are proud in that the Islamic values and Indonesian culture do not oppose women role, opportunity and progress. As the result, Indonesia has rich history of women leaders and heros, among others, Laksamana Malahayati, Panglima Armada Aceh, Cut Nyak Dien, Cut Meutia, Nyi Ageng Serang, Raden Ajeng Kartini, and Rasuna Said. Nowadays, Indonesia has various women field and occupation, such as the government, ministry, parliament members, army forces, teacher, professor and academic position. Until recently, it includes feminist group that became one of interesting topics in Indonesian public. [Keadaan wanita di Indonesia memang tidaklah sempurna, akan tetapi meraka di sini relative tidak mengalami apa yang diderita oleh saudara-saudara kaum wanita Muslim dibelahan dunia Islam lain: sirkumsisi, purdah danpingitan, ketidak setaraan derajat dengan kaum pria, ketidakadilan hukum waris dan kawin cerai serta nestapa lain yang sering kali diatas namakan sebagai kebenaran yang berasaldari dogma agama yang baikolehkalangan Muslim yang kurang memahami agamanya sendiri maupun oleh mereka yang memanfaatkan hal-hal yang menyedihkan tersebut dalam propaganda anti-Islam Kita sangat beruntung dan pantas bersyukur bahwa nilai-nilai ajaran Islam maupun nilai-nilai budaya Bangsa Indonesia tidaklah menghambat, bahkan sebaliknya mendorong dan memberi peluang serta kesempatan seluas-luasnya bagi peran kaum wanita di Indonesia demi kemajuan, yang bukan hanya terbatas bagi kaum wanita sendiri, melainkan untuk seluruh bangsa. Oleh karena itu kita mempunyai banyak pemimpin wanita dan pahlawan wanita yang namanya diabadikan dalam sejarah bangsa, antara lain seperti Laksamana Malahayati, Panglima Armada Aceh, Cut Nyak Dien, Cut Meutia, Nyi Ageng Serang, Raden Ajeng Kartini, Rasuna Said dan lain-lain. Pada saat ini kita juga mempunyai banyak pemimpin wanita mulia dari lurah wanita hingga menteri wnaita, anggota DPR/MPR wanita, perwira angkatan bersenjata wanita, guru wanita dan guru besar wanita bahkan banyak professor-profesor yang wanita, bahkan wakil rektor wanita pada perguruan tinggi. Sehingga muncullah golongan feminisme yang menjadi perbincangan dikalangan masyarakat.]http://ejournal.uin-suka.ac.id/ushuluddin/esensia/article/view/988Islamic teachingIndonesian cultureFeminism |
collection |
DOAJ |
language |
Arabic |
format |
Article |
sources |
DOAJ |
author |
Nafsiyatul Luthfiyah |
spellingShingle |
Nafsiyatul Luthfiyah Feminisme Islam di Indonesia Esensia: Jurnal Ilmu-Ilmu Ushuluddin Islamic teaching Indonesian culture Feminism |
author_facet |
Nafsiyatul Luthfiyah |
author_sort |
Nafsiyatul Luthfiyah |
title |
Feminisme Islam di Indonesia |
title_short |
Feminisme Islam di Indonesia |
title_full |
Feminisme Islam di Indonesia |
title_fullStr |
Feminisme Islam di Indonesia |
title_full_unstemmed |
Feminisme Islam di Indonesia |
title_sort |
feminisme islam di indonesia |
publisher |
State Islamic University Sunan Kalijaga |
series |
Esensia: Jurnal Ilmu-Ilmu Ushuluddin |
issn |
1411-3775 2548-4729 |
publishDate |
2015-04-01 |
description |
Women condition seems far from the ideal in Indonesia, but they have relatively no terrible experiences such as extreme circumsition, “purdah”, seclusion, inequality, injustice of inheritance and marriage-divorce cases, felt by some of their Muslim women abroad. The factors contributed to the mischief include the truth claim on religious dogma among the misinformation Muslims experts and those who plan the anti Islam propaganda. In contrast, Indonesian women are proud in that the Islamic values and Indonesian culture do not oppose women role, opportunity and progress. As the result, Indonesia has rich history of women leaders and heros, among others, Laksamana Malahayati, Panglima Armada Aceh, Cut Nyak Dien, Cut Meutia, Nyi Ageng Serang, Raden Ajeng Kartini, and Rasuna Said. Nowadays, Indonesia has various women field and occupation, such as the government, ministry, parliament members, army forces, teacher, professor and academic position. Until recently, it includes feminist group that became one of interesting topics in Indonesian public.
[Keadaan wanita di Indonesia memang tidaklah sempurna, akan tetapi meraka di sini relative tidak mengalami apa yang diderita oleh saudara-saudara kaum wanita Muslim dibelahan dunia Islam lain: sirkumsisi, purdah danpingitan, ketidak setaraan derajat dengan kaum pria, ketidakadilan hukum waris dan kawin cerai serta nestapa lain yang sering kali diatas namakan sebagai kebenaran yang berasaldari dogma agama yang baikolehkalangan Muslim yang kurang memahami agamanya sendiri maupun oleh mereka yang memanfaatkan hal-hal yang menyedihkan tersebut dalam propaganda anti-Islam Kita sangat beruntung dan pantas bersyukur bahwa nilai-nilai ajaran Islam maupun nilai-nilai budaya Bangsa Indonesia tidaklah menghambat, bahkan sebaliknya mendorong dan memberi peluang serta kesempatan seluas-luasnya bagi peran kaum wanita di Indonesia demi kemajuan, yang bukan hanya terbatas bagi kaum wanita sendiri, melainkan untuk seluruh bangsa. Oleh karena itu kita mempunyai banyak pemimpin wanita dan pahlawan wanita yang namanya diabadikan dalam sejarah bangsa, antara lain seperti Laksamana Malahayati, Panglima Armada Aceh, Cut Nyak Dien, Cut Meutia, Nyi Ageng Serang, Raden Ajeng Kartini, Rasuna Said dan lain-lain. Pada saat ini kita juga mempunyai banyak pemimpin wanita mulia dari lurah wanita hingga menteri wnaita, anggota DPR/MPR wanita, perwira angkatan bersenjata wanita, guru wanita dan guru besar wanita bahkan banyak professor-profesor yang wanita, bahkan wakil rektor wanita pada perguruan tinggi. Sehingga muncullah golongan feminisme yang menjadi perbincangan dikalangan masyarakat.] |
topic |
Islamic teaching Indonesian culture Feminism |
url |
http://ejournal.uin-suka.ac.id/ushuluddin/esensia/article/view/988 |
work_keys_str_mv |
AT nafsiyatulluthfiyah feminismeislamdiindonesia |
_version_ |
1725078876072181760 |