Representasi Keindonesiaan dalam Fatimah (1938) Karya Hoesin Bafagih
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap narasi keindonesiaan sebagai respon dari gerakan nasionalisme Indonesia di kalangan keturunan Hadrami yang ditawarkan dalam naskah drama Fatimah (1938). Fatimah merupakan naskah drama pesanan yang ditulis untuk menyemarakkan kongres Persatuan Arab Indonesia...
Main Author: | |
---|---|
Format: | Article |
Language: | Arabic |
Published: |
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
2020-02-01
|
Series: | Buletin Al-Turas |
Subjects: | |
Online Access: | http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/al-turats/article/view/11745 |
id |
doaj-2512faabe3d5458681e17176ca401580 |
---|---|
record_format |
Article |
spelling |
doaj-2512faabe3d5458681e17176ca4015802020-11-25T02:21:53ZaraUniversitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah JakartaBuletin Al-Turas0853-16922579-58482020-02-0125230532210.15408/bat.v25i2.117455967Representasi Keindonesiaan dalam Fatimah (1938) Karya Hoesin BafagihSayidatul Ummah0Universitas IndonesiaPenelitian ini bertujuan untuk mengungkap narasi keindonesiaan sebagai respon dari gerakan nasionalisme Indonesia di kalangan keturunan Hadrami yang ditawarkan dalam naskah drama Fatimah (1938). Fatimah merupakan naskah drama pesanan yang ditulis untuk menyemarakkan kongres Persatuan Arab Indonesia (PAI) ketiga di Semarang pada tahun 1938. Fatimah kerap disebut sebagai salah satu bukti keterlibatan etnis Hadrami dalam menyongsong lahirnya negara Indonesia dan menjadi bagian penting dari PAI. Penelitian ini menggunakan metode analisis tekstual dengan sudut pandang kajian post-kolonial dalam kerangka konsep nasionalisme sebagai sense of belonging dari Anderson (1991). Hasil analisis menunjukkan bahwa drama Fatimah (1938) merupakan salah satu teks sastra yang turut menyuarakan gagasan keindonesiaan di kalangan keturunan Hadrami. Keindonesiaan sebagai sense of belonging mewujud dalam gagasan Indonesian Dream dan juga kritik terhadap kemapanan yang dimaknai sebagai bentuk perlawanan terhadap kolonial. Kendatipun memperlihatkan kecenderungan pada narasi keindonesiaan, Fatimah tetap memberi ruang pada kehadramian. Namun, alih-alih memberi ruang pada tanah air leluhur, teks justru semakin menegaskan keberpihakan pada keindonesiaan. This study aims to discuss the Indonesianness narrative in response to the Indonesian nationalism movement among Hadrami leaders offered in the drama script Fatimah (1938). Fatimah is a drama script, written to enliven the third Persatuan Arab Indonesia (PAI) congress in Semarang in 1938. Fatimah is often referred to as one proof of ownership of Hadrami ethnic groups in welcoming the birth of the Indonesian state and an important part of PAI. This study used the method of textual analysis with the postcolonial perspective of Anderson ‘sense of belonging’ in the discussion of the concept of nationalism. The result of the analysis shows that the drama of Fatimah (1938) was one of the literary texts that voiced the contribution of Indonesianism among the Hadrami generation. Indonesianness, as a sense of belonging, embodied the vision of Indonesian Dream and also criticism of establishment which was interpreted as a form of resistance to colonialism. Besides prioritizing the Indonesianness narrative, Fatimah still gave space to the Hadrami. However, instead of giving space to ancestral homeland, the text took side with the Indonesianness.http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/al-turats/article/view/11745keindonesiaanketurunan hadramidramapostkolonialnegara |
collection |
DOAJ |
language |
Arabic |
format |
Article |
sources |
DOAJ |
author |
Sayidatul Ummah |
spellingShingle |
Sayidatul Ummah Representasi Keindonesiaan dalam Fatimah (1938) Karya Hoesin Bafagih Buletin Al-Turas keindonesiaan keturunan hadrami drama postkolonial negara |
author_facet |
Sayidatul Ummah |
author_sort |
Sayidatul Ummah |
title |
Representasi Keindonesiaan dalam Fatimah (1938) Karya Hoesin Bafagih |
title_short |
Representasi Keindonesiaan dalam Fatimah (1938) Karya Hoesin Bafagih |
title_full |
Representasi Keindonesiaan dalam Fatimah (1938) Karya Hoesin Bafagih |
title_fullStr |
Representasi Keindonesiaan dalam Fatimah (1938) Karya Hoesin Bafagih |
title_full_unstemmed |
Representasi Keindonesiaan dalam Fatimah (1938) Karya Hoesin Bafagih |
title_sort |
representasi keindonesiaan dalam fatimah (1938) karya hoesin bafagih |
publisher |
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta |
series |
Buletin Al-Turas |
issn |
0853-1692 2579-5848 |
publishDate |
2020-02-01 |
description |
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap narasi keindonesiaan sebagai respon dari gerakan nasionalisme Indonesia di kalangan keturunan Hadrami yang ditawarkan dalam naskah drama Fatimah (1938). Fatimah merupakan naskah drama pesanan yang ditulis untuk menyemarakkan kongres Persatuan Arab Indonesia (PAI) ketiga di Semarang pada tahun 1938. Fatimah kerap disebut sebagai salah satu bukti keterlibatan etnis Hadrami dalam menyongsong lahirnya negara Indonesia dan menjadi bagian penting dari PAI. Penelitian ini menggunakan metode analisis tekstual dengan sudut pandang kajian post-kolonial dalam kerangka konsep nasionalisme sebagai sense of belonging dari Anderson (1991). Hasil analisis menunjukkan bahwa drama Fatimah (1938) merupakan salah satu teks sastra yang turut menyuarakan gagasan keindonesiaan di kalangan keturunan Hadrami. Keindonesiaan sebagai sense of belonging mewujud dalam gagasan Indonesian Dream dan juga kritik terhadap kemapanan yang dimaknai sebagai bentuk perlawanan terhadap kolonial. Kendatipun memperlihatkan kecenderungan pada narasi keindonesiaan, Fatimah tetap memberi ruang pada kehadramian. Namun, alih-alih memberi ruang pada tanah air leluhur, teks justru semakin menegaskan keberpihakan pada keindonesiaan.
This study aims to discuss the Indonesianness narrative in response to the Indonesian nationalism movement among Hadrami leaders offered in the drama script Fatimah (1938). Fatimah is a drama script, written to enliven the third Persatuan Arab Indonesia (PAI) congress in Semarang in 1938. Fatimah is often referred to as one proof of ownership of Hadrami ethnic groups in welcoming the birth of the Indonesian state and an important part of PAI. This study used the method of textual analysis with the postcolonial perspective of Anderson ‘sense of belonging’ in the discussion of the concept of nationalism. The result of the analysis shows that the drama of Fatimah (1938) was one of the literary texts that voiced the contribution of Indonesianism among the Hadrami generation. Indonesianness, as a sense of belonging, embodied the vision of Indonesian Dream and also criticism of establishment which was interpreted as a form of resistance to colonialism. Besides prioritizing the Indonesianness narrative, Fatimah still gave space to the Hadrami. However, instead of giving space to ancestral homeland, the text took side with the Indonesianness. |
topic |
keindonesiaan keturunan hadrami drama postkolonial negara |
url |
http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/al-turats/article/view/11745 |
work_keys_str_mv |
AT sayidatulummah representasikeindonesiaandalamfatimah1938karyahoesinbafagih |
_version_ |
1724864935099367424 |