HAJI DAN KEGAIRAHAN EKONOMI:Menguak Makna Ibadah Haji Bagi Pedagang Muslim di Yogyakarta

Haji adalah ibadah eksklusif dan unik. Sekarang eksklusif karena tidak semua umat Islam tidak perlu itu. Ini ritual hanya dilakukan oleh mereka yang memiliki kemampuan fisik, persyaratan psikologis, dan keuangan untuk menjalankannya. Haji ritual adalah unik karena sering melampaui normatif batas. F...

Full description

Bibliographic Details
Main Authors: M. Sulthoni, Muhlisin *, Mutho'in *
Format: Article
Language:English
Published: Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Pekalongan 2013-05-01
Series:Jurnal Penelitian
Subjects:
Online Access:http://e-journal.iainpekalongan.ac.id/index.php/Penelitian/article/view/130
Description
Summary:Haji adalah ibadah eksklusif dan unik. Sekarang eksklusif karena tidak semua umat Islam tidak perlu itu. Ini ritual hanya dilakukan oleh mereka yang memiliki kemampuan fisik, persyaratan psikologis, dan keuangan untuk menjalankannya. Haji ritual adalah unik karena sering melampaui normatif batas. Fenomena ziarah draper di Pasar Beringharjo yang merupakan subjek penelitian ini jelas menunjukkan hal ini. Para pedagang menyisihkan sebagian dari hati keuntungan perdagangan berrela diperoleh setiap hari, mengumpulkan sedikit demi sedikit dalam waktu yang lama, dan setelah dikumpulkan relatif besar adalah tidak digunakan untuk memperluas bisnis seperti biasa oleh pedagang, namun "menghabiskan" untuk melakukan haji. Studi ini menemukan dasar pedagang rasionalisasi di Pasar Beringharjo yang dapat ditelusuri dari tiga aspek, yaitu makna dari ibadah haji, penggunaan peziarah simbol, dan penggunaan simbol-simbol ini di kegiatan perdagangan mereka. Pertama, makna haji memiliki setidaknya empat arti yang berbeda, yaitu: (a) makna normatif, (b) haji adalah jaminan untuk doa yang dijawab, (c) Haji adalah simbol status sosial dan budaya yang tinggi, (d) simbol Haji adalah jaminan kepercayaan kepada pembeli. Kedua, penciptaan aspek simbolis dari peziarah di Pasar Beringharjo pedagang termotivasi oleh tiga hal, yaitu budaya, sosial, dan latar belakang ekonomi. Ketiga, pelebaran, dan pergeseran memperluas makna haji yang dipengaruhi oleh latar belakang agama, pandangan dunia sebagai orang Jawa, dan yang posisi sebagai pedagang.
ISSN:1829-9903
2541-6944